TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah Pesan Terakhir sopir bajaj untuk orangtua sebelum lompat dari flyover.
Pria ini memuliskan pesan terakhir kepada ayah dan ibunya di potongan kardus bekas sebelum melancarkan aksi bunuh dirinya.
Pria inisial PDA (26) melompat dari Flyover Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur pada Minggu (4/7/2021).
Dia berupaya bunuh diri, tapi untungnya tidak sampai meninggal dunia.
Beruntung saat terjatuh dari ketinggian sekitar 15 meter itu PDA tidak terhantam kendaraan yang melaju di Jalan Raya Pramuka sehingga selamat meski mengalami luka cukup parah.
Seorang saksi mata bernama Indra mengatakan PDA melompat dari Flyover Jenderal Ahmad Yani ke Jalan Raya Pramuka sekira pukul 17.00 WIB.
"Awalnya dia diri di pinggir Flyover sambil melihat ke bawah, sempat ditegor sama Polisi biar menjauh tapi enggak mau. Tapi tiba-tiba dia lompat," kata Indra di Matraman, Jakarta Timur, Minggu (4/7/2021).
Oleh personel Satlantas Jakarta Timur dan Polsek Mataram PDA yang meninggalkan surat wasiat di saku celananya itu dievakuasi ke Pos Polisi Sub Sektor Utan Kayu dekat dari lokasi kejadian.
"Untungnya selamat, walaupun dia sempat muntah darah. Kalau ada bagian tulang yang patah atau enggak saya enggak tahu. Pokoknya dia luka memar di bagian kepala begitu lah," ujarnya.
Surat Terakhir
Sebelum memutuskan untuk melopat, PDA rupanya sempat menuliskan surat di atas robekan kardus.
Surat tersebut ditujukkan PDA untuk orangtuanya.
Warga Cempaka Putih itu meminta maaf kepada orangtuanya, karena ia merasa tak pernah bisa menjadi anak yang membanggakan.
PDA merasa semasa hidupnya ia hanya bisa menyusahkan orangtuanya.
"Untuk mamah dan papah maafin aku ya, selama hidup enggak pernah jadi anak yang membanggakan.
Aku udah capek hidup kayak gini, cuman nyusahin dan bikin dosa terus," kata PAD.
Tak cuma itu PDA kemudian meminta agar orangtuanya tak sedih.
"Mamah sama papah jangan sedih ya, jaga diri baik-baik, jaga kesehatan.
Selamat tinggal, sampai ketemu di alam nanti, kita bakalan kumpul lagi. Bajaj aku parkir di depan Masjid Al-Furqon pinggir kali," lanjut PAD.
Pantauan wartawan TribunJakarta.com, hingga pukul 18.15 WIB PAD masih berada di Pos Polisi Sub Sektor Utan dalam penanganan anggota Polsek Matraman dan Satlantas Jakarta Timur.
Personel Polsek Matraman tampak berulang kali mencoba menghubungi pihak keluarga PAD agar segera datang menjemput guna mendapat penanganan lebih lanjut.
Kesaksian Seprofesi Buka Suara
Yodi, rekan korban mengatakan sepengetahuannya PAD yang berprofesi sebagai sopir Bajaj itu tidak memiliki riwayat gangguan jiwa dan tak sedang dirundung masalah berat.
"Selama ini enggak ada masalah, orangnya juga rajin. Makannya saya enggak menyangka. Cuman memang sudah tiga hari ini dia enggak setor hasil tarikan Bajaj dan cicilan handphone," kata Yodi di Jakarta Timur, Minggu (4/7/2021).
Hanya saja dia menduga tunggakan cicilan Bajaj dan handphone tersebut bukan jadi penyebab utama PAD yang tercatat warga Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat nekat berupaya bunuh diri.
Alasannya selama ini PAD dikenal sebagai sosok yang tekun dalam bekerja sehingga mendapat kepercayaan menjadi sopir dengan Bajaj pinjaman dan handphone dengan sistem kredit.
"Dia orangnya rajin, mau bekerja. Makannya kita sayang dan percaya untuk kasih pinjam Bajaj dan kasih kredit handphone. Walaupun dia sudah enggak tinggal orangtuanya, anak jalanan lah," ujarnya.
Perihal alasan PAD tidak tinggal bersama kedua orangtuanya, Yodi menuturkan tak mengetahui pasti karena selama ini korban tidak banyak menceritakan masalah pribadi terkait keluarga.
Yodi dan sejumlah rekan PAD yang datang ke Pos Polisi Sub Sektor Utan Kayu, Polsek Matraman menuturkan mereka berharap kedua orangtua PAD masih mau menerima rekannya tinggal bersama.
"Rencananya habis ini mau dibawa ke rumah orangtua dulu. Mudah-mudahan dia masih diterima, kalau enggak diterima ya kita bawa ke pos (tempat nongkrong) dulu. Sekalin mau selesain masalah Bajaj dan kredit handphone," tuturnya.