Korwas Hadiri Acara Partai Golkar

Jumat, Nasib Muliono Caco Bakal Diputuskan Lewat Zoom Meeting

Penulis: Muhammad Fadhly Ali
Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala BKD Sulsel Imran Jausi mengirimkan surat dari KASN. Terlihat surat bernomor UND-401/KASN/6/2021 yang diteken Ketua KASN Agus Pramusinto di Jakarta, Senin (28/6/2021) prihal undangan rapat dalam jaringan (Daring) atau Zoom Meeting terkait dugaan pelanggaran norma dasar serta kode etik dan kode perilaku ASN terkait Muliono Caco

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulsel, belum menjatuhkan sanksi kepada Muliono Caco.

Muliono Caco adalah Koordinator Pengawas atau Korwas SMA/SMK Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan.

Kepala BKD Sulsel, Imran Jausi mengatakan, Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) mengirimkan surat kepada Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman prihal undangan rapat dalam jaringan (Daring) atau Zoom Meeting.

Rapat tersebut menyangkut dugaan pelanggaran norma dasar serta kode etik dan kode perilaku ASN terkait Muliono Caco.

"Jadi ini bukan diambil alih, tapi karena memang prosedurnya seperti itu jika ada laporan dari daerah," kata Imran via pesan WhatsApp, Selasa (29/6/2021) malam.

Surat tersebut bernomor UND-401/KASN/6/2021 yang diteken Ketua KASN Agus Pramusinto di Jakarta, Senin (28/6/2021).

Dalam surat tersebut, rapat akan digelar Jumat (2/7/2021) pukul 10.00 Wita via Aplikasi Zoom Meeting.

"Berkenaan dengan hal tersebut, kami mohon untuk tidak diwakilkan," pesan Agus.

Majelis Kode Etik Tetap Disiapkan

Dengan adanya rapat dengan KASN, apakah Majelis Kode yang dibentuk BKD melalui tanda tangan Sekprov Sulsel dihentikan?

Kepala BKD Imran Jausi mengatakan tidak.

"Tetap dipersiapkan, jika sekiranya nanti KASN merekomendasikan untuk penyelesaian melalui majelis etik sebagaimana beberapa kasus lainnya terkait netralitas yang ditangani oleh KASN," kata Imran.

Sebelumnya, Imran menjelaskan Struktur Majelis Kode Etik ASN Pemprov Sulsel terdiri dari anggota tetap dan anggota tidak tetap.

"Anggota tetap itu, Inspektorat Sulsel, Asisten III Setda Sulsel, Biro Hukum Setda Sulsel dan pastimi BKD," kata Imran.

"Nah anggota tidak tetap itu, OPD (Organisasi Perangkat Daerah) bersangkutan. Kebetulan saat ini, dia (Muliono) dari Disdik, jadi anggota Majelisnya Kepala Dinas Pendidikan," tambahnya.

Setelah Majelis Kode Etik terbentuk, baru strukturalnya diserahkan ke Sekretaris Provinsi (Sekprov Sulsel) Abdul Hayat Gani untuk ditandatangani.

"Kalau Pak Sekprov tandatangani itu Majelis Kode Etiknya. Nah diundanglah yang bersangkutan dihadapan majelis etik," katanya.

"Untuk kemudian disidang dan ditentukan apa hukumannya," jelasnya Imran.

Ia pun sementara menunggu Sekprov Sulsel meneken prihal terbentuknya Majelis Kode Etik.

"Kalau cepat ditandatangani ini, langsung komisi etik mengundang bersangkutan segera," ujar Imran.

Seperti diketahui, Koordinator Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Sulsel, Muliono Caco melalui akunnya di Facebook memajang foto-fotonya menghadiri acara partai politik, Partai Golkar.

Selama Juni 2021, setidaknya dia sudah 2 kali menghadiri acara partai politik.

Pada Rabu (23/6/2021) lalu, dia mem-posting foto-fotonya hadir pada acara dialog interaktif bersama Ketua Dewan Pakar Depinas Soksi, Bomer Pasaribu, di kantor DPD I Partai Golkar Sulsel, di Jl Amanagappa, Makassar, Sulsel

Berita Terkini