Tulisan tersebut diperuntukkan kepada Pemerintah Provinsi Sulsel.
Di awal tulisannya, Asnawi Mangkualam mengaku membuka persoalan ini ke publik bukan karena banyak urusan atau membenci salah satu pihak.
Melainkan ingin melihat olahraga Sulsel baik.
Sebab, ia bisa sampai pada tahap ini karena tim PON Sulsel.
"Saya speak up bukan karena mau banyak urusan atau membenci salah satu pihak, tetapi ini untuk kebaikan olahraga di Sulsel, saya besar salah satunya dari tim PON Sulsel," tulisnya.
Ia lalu menceritakan kondisi dan situasi PON Sulsel beberapa bulan lalu sebelum berangkat ke Korea.
Asnawi membeberkan beberapa bulan lalu PON Sulsel cabang sepak bola menjadi dua kubu.
"Satu tim itu dari pemain Prapon yang dilatih Coach Maulid Ibrahim dan yang satunya itu kalau ngga salah yang dibentuk oleh Asprov," ungkapnya.
Yang menjadi pertanyaan, kata Asnawi, kenapa harus mengganti seluruh tim yang sudah berjuang dari Prapon 3 tahun bersama.
Lalu di ganti dengan tim yang baru beberapa bulan menyeleksi pemain.
"Karena yang saya tahu alasan pemecatannya kurang logis, apakah karena ada kepentingan atau seperti apa.”
“Saya tidak ada masalah dengan tim yang baru terbentuk tetapi sangat disayangkan komposisi pemain dan pelatih yang lama itu sudah terbentuk dan harus diganti begitu saja," tuturnya.
Menanggapi hal tersebut Sekretaris Asprov PSSI Sulsel, Ahmad Djafri mengatakan, pengangkatan Maulid Ibrahim sebagai pelatih dilakukan oleh Asprov PSSI Sulsel sebagai induk cabang sepak bola.
Maulid Ibrahim berhasil membawa tim sepak bola lolos ke PON.
Namun karena kondisi, pelatih Maulid Ibrahim dan Asprov PSSI Sulsel tidak sejalan sebagaimana mestinya. Sehingga, Asprov PSSI Sulsel mengganti Maulid Ibrahim.