Tribun Makassar

Masa Pandemi Covid, 700 Bintara Remaja Polda Sulsel Tetap Digembleng 1.400 Jam

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala SPN Batua Kombes Pol Joko Pitoyo (kiri) dan 700 siswa di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Batua resmi menjadi Bintara Remaja Polri setelah dilantik Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam di Lapangan Hitam SPN Batua, Jl Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakukkang, Makassar, Senin (28/6/2021) siang.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pola pendidikan 700 siswa di Sekolah Kepolisian Negara (SPN) Batua sedikit berubah akibat pandemi Covid-19.

Namun, muatan materinya tidak jauh berbeda dengan pola pendidikan yang berjalan selama ini.

Perbedaan hanya terletak pada lokasi pembinaan keagamaan dan kebugaran para siswa.

Itu disebabkan adanya intruksi langsung pimpinan Polri yang khawatir terjadinya penyebaran Covid-19.

"Untuk metode pandemi awal pendidikan itu sudah berada di SPN, on kampus melaksanakan tatap muka untuk pelajaran. Kemudian ada perintah dari pimpinan Polri bahwa untuk lembaga pendidikan itu agar memulangkan siswanya," kata Kepala SPN Batua Polda Sulsel, Kombes Pol Joko Pitoyo, saat ditemui tribun-timur.com di SPN Batua, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (28/6/2021) siang.

"Kemudian dari lepdiklat diteruskan ke jajaran untuk pelaksanaan pendidikan tetap dilaksakan walaupun kita pulangkan ke rumah masing-masing, kita melaksanakan program pendidikan jarak jauh (PJJ) jadi secara online," sambungnya.

Dalam penerapan PJJ itu, lanjut Joko Pitoyo, pihaknya membagi kelas para siswa.

Begitu juga para tenaga pendidik demi memaksimalkan pendidikan lewat jalur online.

"Kita bagi untuk Sulsel ini ada 28 kelas, berarti ada 28 tenaga pendidik yang setiap harinya online," ujarnya.

Meski jalur online atau PJJ, efektivitas pendidikan tetap dijunjung tinggi. Seperti membangun kedisiplinan para siswa di rumah masing-masing.

"Mulai diatur untuk mulai dari bangun tidur dari setengah lima itu tugasnya pengasuh, komandan pleton, komandan Danki, untuk mengecek siswanya. Kalau danton mengecek 25 siswanya itu nanti lewat melalui WA, jadi kegiataanya dari awal kegiatan agama, kemudian pembinaan fisik, itu tetap dilaksanakan," terang perwira tiga bunga itu.

"Kemudian jam delapanĀ  pagi, mulai pelaksanaan pendidikan dengan teori tapi kita melaksanakan dengan online, kita punya 1.400 jam pelajaran untuk siswa ini dengan adanya tujuh bulan pendidikan," terangnya.

Jika saja PJJ itu tidak dilaksanakan, maka jam pelajaran siswa yang mencapai 1.400 jam, tidak akan terpenuhi.

"Makanya itu selama PJJ kita tetap melaksanakan pembekalan teori secara online. Kemudian setelah dua bulan PJJ, di karenakan sudah vaksin itu syarat utama harus vaksin pertama dan kedua setelah vaksin pertama dan kedua baru bisa masuk disini," bebernya.

Saat siswa kembali melaksanan pendidikan tatap muka setelah dua bulan PJJ, pihaknya mengaku menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Halaman
123

Berita Terkini