TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Politeknik Maritim AMI Makassar (Polimarim) memberikan jaminan perlindungan kepada taruna-taruni saat berangkat praktik laut atau prala.
Jaminan perlindungan tersebut diberikan Polimarim kepada taruna dalam bentuk asuransi jiwa selama 2 tahun.
Direktur Polimarim Amrin Rani SE MM mengatakan, perlindungan asuransi tersebut sebagai bentuk tanggung jawab dan keseriusan atas keselamatan taruna.
"Jadi kami ini memberikan perlindungan dan keselamatan kepada taruna-taruni yang praktik laut dengan asuransi jiwa," kata Amrin.
Hal itu dijelaskan Amrin saat menyerahkan uang santunan kepada orang tua dari taruna Polimarim bernama Firman Sanjaya, Selasa (22/6/2021).
Penyerahan uang santunan tersebut dirangkaikan dengan pelepasan 43 taruna-taruni peserta Praktik Laut (Prala) di Aula Polimarim, Jl Nuri Baru No 1, Makassar.
“Kami menyampaikan duka cita yang mendalam untuk bapak Juwati, orang tua dari anak kami Firman Sanjaya yang meninggal,” ujar Amrin.
Amrin di acara pelepasan taruna-taruni yang akan berangkat praktik laut, mengatakan taruna Polimarim Firman Sanjaya meninggal karena kecelakaan di kampung halamannya di Lombok.
Firman Sanjaya mengalami kecelakaan tunggal di Lombok. Ia telah menyelesaikan program praktik laut sebagai syarat menyelesaikan studi di Polimarim.
Saat kejadian, Firman Sanjaya masih dalam status tercover asuransi yang dibayar pihak kampus ke asuransi. Karena itu, pihak keluarga Firman berhak atas klaim polis asuransi.
“Kita serahkan dana santunan untuk keluarga Firman Sanjaya yang diterima bapak almarhum.
"Dana ini dari polis asuransi. Pihak kampus melindungi para taruna yang menjalani praktik laut dengan asuransi jiwa,” ujar Amrin.
“Untuk bapaknya Firman, selama di Makassar ditanggung Polimarim. Termasuk jika nanti ada anak bapak yang ingin melanjutkan kuliah di sini. Bakal gratis semuanya,” lanjut Amrin.
Dana santunan diserahkan secara simbolis oleh Kepala Cabang Makassar PT Asuransi Binagriya Upakara Ahmad Hasanuddin.
“Kami menyerahkan uang pertanggungan yang menjadi hak dari keluarga yang dicover. Dengan Polimarim sudah kerja sama sudah tiga tahun terakhir,” kata Ahmad Hasanuddin.
Serahkan Beasiswa
Pada kesempatan itu, PT Asuransi Binagriya Upakara Cabang Makassar juga menyerahkan beasiswa untuk enam orang taruna-taruni yang berprestasi.
“Jadi bagi pemegang polis asuransi PT Asuransi Binagriya Upakara akan mendapatkan beberapa keuntungan," ujarnya.
"Tiap kelipatan 25 orang, gratis untuk dosen. Dan kita berikan beasiswa, bagi taruna-taruni,” ujar Ahmad Hasanuddin.
Sementara itu, Amrin Rani mengaku awalnya kaget dengan santunan yang dibayarkan pihak asuransi. Soalnya tidak ada urusan yang berbelit-belit.
“Saya kaget, ternyata ada asuransi ini betul-betul komitmen untuk membayar klaim dari kejadian yang dialami taruna kami,” ujarnya.
Nilai santunan untuk korban meninggal senilai Rp 50 juta untuk korban. Kemudian beasiswa Rp 1 juta per orang untuk premi yang sudah berakhir.
Adapun premi yang dibayarkan pihak Polimarim untuk melindungi taruna peserta praktik laut, senilai Rp 230 ribu selama dua tahun (Per tahun hanya Rp 115 ribu).
“Pada momen ini kita juga lepas 43 taruna untuk berankat Prala. Mereka terdiri 23 taruna studi nautika, dan taruna permesinan kapal 20. Ini untuk tahap keenam pada tahun 2021 ini,” jelas Amrin.
Taruna-taruni yang bakal mengikuti Prala akan naik ke kapal dari perusahaan yang menjadi mitra kampus Polimarim.
Mereka akan ikut berlayar selama kurang lebih setahun.
Rencana Mau Disedekahkan
Duka mendalam dirasakan Juwati (53 tahun) orang tua dari Firman Sanjaya, taruna Polimarim yang mengalami kecelakaan dan meninggal.
Kepada tribun, Juwati yang tak kuasa meneteskan air mata mengatakan, jika dirinya ikhlas merelakan kepergian putra tunggalnya tersebut.
“Kami sekeluarga ikhlas. Bagi saya, uang ini tidak ada gunanya lagi. Uang santunan ini rencananya akan kami sedekahkan. Semoga menjadi amal jariyah untuk anak saya,” ujarnya.
Firman Sanjaya merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Juwati dan Miatri (48).
Almarhum alami kecelakaan tunggal dan meninggal tiga hari sebelum Ramadan 2021 lalu.
Juwati kesehariannya penjual gorengan dan dari keuntungan tersebut dipakai untuk kuliah putranya di Polimarim. Sebelum jual gorengan, ia jualan bakso.
Juwati tinggal di Kampung Songket, Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (*)