Pengakuan Edy Rahmat di persidangan menyudutkan bekas bosnya Nurdin Abdullah.
Edy mengakui menerima uang dari Agung Sucipto atas perintah Nurdin Abdullah.
Katanya, uang Rp 1,5 miliar itu untuk uang relawan pilkada menghadapi Pilgub.
Sementara sisanya Rp 1.05 miliar untuk urusan proyek irigasi di Sinjai.
Edy mengakui mengakui menerima duit suap di Taman Macan Makassar pada Jumat (26/2), sekitar pukul 21.00 WITA.
“Waktu itu, uang yang totalnya Rp2,5 miliar itu saya terima dari Pak Agung Sucipto, di Taman Macan sekitar pukul 21.00 WITA,” ujar Edy Rahmat.
Ia mengatakan, uang dengan total Rp2,5 miliar itu berasal dari kontraktor Agung Sucipto sebanyak Rp1,5 miliar, dan Rp1,050 miliar berasal dari kontraktor lainnya Hari Samsuddin.
Edy menjelaskan, penyerahan uang tidak dilakukan di rumah jabatan gubernur, karena khawatir banyaknya kamera pemantau atau CCTV, sehingga memilih tempat penyerahan yang bebas dari kamera maupun suasana keramaian.
“Di rumah jabatan banyak CCTV, sehingga diputuskan di luar saja penyerahannya. Awalnya janjian di RM Nelayan dan saya tiba lebih dulu, kemudian Pak Agung yang mengendarai mobil sedan. Setelah sampai di rumah makan, saya kemudian naik mobil Pak Agung sampai tiba di dekat Taman Macan, sopir Pak Agung pindahkan koper dan ranselnya ke mobilku,” katanya.
Edy menerangkan, uang dari Hari Samsuddin yang merupakan pemilik dari perusahaan PT Purnama Karya Nugraha sebanyak Rp1,050 miliar diserahkan ke Agung Sucipto untuk dibantu dalam mendapatkan proyek irigasi di Kabupaten Sinjai.
Sedangkan uang sebanyak Rp1,5 miliar adalah uang tanda terima kasih yang sebelumnya ditagih oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah melalui Sekretaris PUTR Edy Rahmat.
“Waktu itu sekitar dua pekan sebelum OTT, saya diperintahkan untuk menemui Pak Agung Sucipto agar bisa dibantu karena pilkada. Katanya uang untuk tim relawan dan
Pak Agung menyetujuinya,” katanya lagi.
Andai tak ditangkap KPK, Nurdin Abdullah adalah kandidat kuat di PIlgub Sulsel 2024 sebagai status petahana.
Di publik sebelum kasus ini mencuat, NA dikenal sosok yang jujur soal uang dan tidak main proyek.
Edy mengaku sejak dirinya diperintahkan oleh Nurdin Abdullah, baru sekitar tiga hari setelahnya berangkat ke Kabupaten Bulukumba untuk menyampaikan pesan tersebut, dan pada 25 Februari, dirinya disampaikan jika uang yang diminta telah siap dan penyerahan akan dilakukan sehari kemudian atau pada 26 Februari 2021.