TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ustad Hamka Mahmud menjadikan pengalamannya jadi narapidana sebagai hikmah hidup.
Dalam Ngobrol Virtual Tribun Timur, Ustaz Hamka Mahmud mengungkapkan dirinya pernah masuk penjara karena kasus pencemaran nama baik.
Namun Ustaz Hamka Mahmud meyakini itu adalah ujian dari Allah SWT. Bahkan ia mengumpamakan kisahnya seperti kisah nabi Yusuf As.
"Di balik saya jadi Dai. Berawal dari dapat ujian Allah. Sehingga saya terpanggil berkontribusi, karena perjalanan hidup saya ingin seperti nabi Yusuf As," katanya.
"Buku ini berisi perjalanan saya berdakwah di lapas Sulsel, berisi dari orang-orang yang saya keluarkan dari kebiasaan pecandu, bahkan penjual hingga dia bebas hingga produktif, itu ada dalam kisah buku ini," sambungnya.
Ustaz Hamka mengatakan dirinya pernah dititip di dalam lapas dengan kasus yang sebenarnya tidak wajar.
Ia menjadi seorang warga binaan Lapas.
"Jadi kenapa kasus sepele, tapi ternyata ada endingnya di situ," katanya.
Di dalam penjara, Ustaz Hamka Mahmud melihat penyebab ada dua masuk penjara.
Sebagian besar narapidana kasus narkotika dan pembunuhan
"Saya tanya kenapa bisa narkotika, ternyata pecandu sudah menyebar di masyarakat. Kemudian kasus pembunuhan penyebabnya minuman keras," ujar Ustaz Hamka.
Sehingga hal itulah mendasari Ustaz Hamka membentuk namanya Yayasan Tanggap Cepat Mirasantika.
Setelah Ustaz Hamka di dalam lapas sebagai warga binaan, ia pun mengetahui penyebab bertambahnya terus isi lapas karena ini narkotika masih banyak di masyarakat
"Sehingga saya bentuk komunitas ini, karena Allah pernah titip, saya. Beberapa saat di dalam lapas, kasus sepele pencemaran nama baik, pada saat itu saya santri di pesantren," katanya.
"Kasus itu tetap masuk sampai pengadilan, tapi hikmahnya saya jadi mubalig pertama dalam lapas," sambungnya.
Ustaz Hamka Mahmud hanya produk mubalig, produk lapas.
Namun ia tetap berkomitmen berkontribusi dan aktif berdakwah karena panggilan jiwa.
"Karena harus ada orang peduli berdakwah dalam lapas," katanya.
Dengan status sebagai warga binaan Lapas, hal itu justru mendekatkan Ustaz Hamka dengan para warga binaan Lapas lainnya. Dakwah jadi mengalir lancar.
"Apalagi kalau dibentuk, dididik dan jadi dai di lapangan lapas. Sehingga istilahnya mudah diterima karena itu teman saya berhasil dapatkan hikmah di balik musibah," kenangnya.
Bagi Ustaz Hamka Mahmud ujian yang menimpa dirinya itu adalah sengsara membawa Nikmat
"Alhamdulillah saya diterima karena saya bagian dari mereka," katanya.
Selengkapnya, terkait program virtual Tribun Timur, Ngobrol Virtual (Ngovi), bisa disaksikan tayangan ulangnya di di Youtube Tribun Timur dengan 3,6 juta subscriber dan Facebook Tribun Timur Berita Online dengan 787 ribu likers.