Citizen Reporter
Meleburnya Harmoni dan Toleransi di Benua Amerika: Catatan Ramadan oleh Pelajar Indonesia
Ramadan di Athens di tengah indahnya musim semi dengan suhu yang cukup sejuk, yaitu 6-22 derajat celcius.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
Citizen Reporter: Ulfa Aulyah Idrus, Mahasiswa Master di University of Georgia, Athens, AS / Penerima Beasiswa Fulbright / Guru Golden Gate School, Makassar
Tidak ada gegap gempita beduk keliling pembangun sahur, tidak ada takjil beraneka rasa di sore hari, tidak ada merdu suara adzan Magrib penanda berbuka.
Itulah deskripsi suasana Ramadan di Athens, Negara Bagian Georgia, Amerika Serikat. Meski begitu, umat muslim tetap menyambut bulan mulia ini dengan penuh haru dan suka cita.
Saya adalah mahasiswa Master di University of Georgia, Athens, Amerika Serikat, dan penerima beasiswa Fulbright. Saya berasal dari Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Tahun ini saya menjalani Ramadan di Athens di tengah indahnya musim semi dengan suhu yang cukup sejuk, yaitu 6-22 derajat celcius.
Durasi berpuasa disini adalah 14-15 jam yang tergolong lebih singkat dibandingkan kebanyakan daerah di AS yang bisa melampaui 16 jam.
Kendati sempat khawatir dengan durasi puasa yang lebih lama dibandingkan di Indonesia, saya tidak mengalami kendala berarti disini.
Aktivitas perkuliahan dengan lebih banyak tugas mandiri dibanding tatap muka membuat saya lebih fleksibel dalam mengatur waktu dan memilih untuk mengerjakan tugas di malam hari.
Kalau kampus-kampus Indonesia biasanya jadi vakum selama Ramadan, di kampus saya semua aktivitas tetap berjalan seperti biasa.
Saya tetap bisa menanti adzan Magrib sambil mengikuti pertemuan organisasi, melibatkan diri di penyelenggaraan wisuda, bahkan menonton pertandingan American Football.
Bukan cuma itu, kampus juga menyediakan fasilitas untuk menjamin kenyamanan mahasiswa, seperti ruangan khusus untuk beribadah dan bus yang membuat kami tidak perlu berjalan kaki jauh.
Jauh dari keluarga ternyata tak sesepi yang saya bayangkan. Interaksi sesama muslim di Athens membuat saya merasa mendapatkan keluarga dan rumah yang baru.
Saya larut dalam haru tiap kali mendengar salam dari sesama muslim. Sungguh sangat indah bahwa kalimat salam tetap sama meski diucapkan oleh muslim yang berasal dari benua yang berbeda. Disini sesama muslim saling menyapa dengan kata “Brother” dan “Sister” sebagai tanda persaudaraan.
Bersama beberapa mahasiswa muslim dan keluarganya, saya menyambut Ramadan dengan berkumpul dan membuat kerajinan tangan dan dekorasi khas Ramadan. Antusiasme terpancar dari wajah mahasiswa dan anak-anak dalam menyambut dan menjalani ibadah di bulan suci ini. Selain itu, undangan berbuka puasa dari salah seorang dosen muslim di kampus membuat saya merasa benar-benar diterima disini.
Di Athens, terdapat sebuah masjid yang merupakan pusat peradaban muslim bernama Al Huda Islamic Center of Athens.