TRIBUN-TIMUR.COM- Aksi terorisme kembali terjadi di Indonesia dengan melibatkan anak muda atau generasi milenial.
Kasus pertama melibatkan pasangan suami istri Lukman (26 tahun) dan Yogi Safitri Fortuna rela bom bunuh diri di Makassar, depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021).
Kasus kedua, seorang perempuan Zakiah Aini (25 tahun), dalam rilis Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, menembak hingga 6 kali di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta, Kamis (31/3/2021).
Kejadian hanya berselang 3 hari.
Mereka diduga menjadi Teroris Milenial.
Lukman dan Yogi Safitri Fortuna diketahui mempunyai hubungan dengan jaringan terorisme Jaringan Asharut Daulah (JAD).
Jaringan Asharut Daulah ini memang adalah salah satu jaringan teroris yang berhubungan dengan ISIS.
Bahkan, salah satu mantan terduga teroris Risaldi yang menikahkan mereka 6 bulan lalu.
Dalam rilis polisi awal tahun 2021, Risaldi berperan untuk mendanai kasus pengeboman di Jolo, Filifina awal tahun 2020.
"Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina," kata Listyo Sigit Prabowo di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021).
Sementara itu, Listyo Sigit Prabowo menegaskan Zakiah Aini diduga berafiliasi dengan ISIS.
"Dia lone wolf (serigala tunggal), ISIS, yang dibuktikan dengan postingan bersangkutan di sosial media," katanya dalam keterangan pers.
Pencucian Otak Melalui Media Sosial
Lalu mengapa ada anak muda di Makassar dan Jakarta menjadi teroris dan apa sebenarnya cita-cita mereka?
Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) mencurigai para pemuda yang aktif menggunakan internet menjadi sasaran untuk direkrut para teroris dan penyebar paham radikal.