TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Kandidat Ketua Umum PB HMI asal Sulsel, Tri Alvian Machwana menilai Kongres XXXI HMI adalah momentum adu gagasan antarkader se-Indonesia.
Alvian berharap Kongres HMI Surabaya jadi momentum bermakna untuk konsolidasikan seluruh pikiran dan gagasan-gagasan demi kemajuan umat dan bangsa Indonesia.
Hal itu disampaikan menanggapi Kongres XXXI HMI yang berlangsung di Gedung Islamic Center Surabaya sejak Rabu 17 Maret 2021 hingga Rabu (24/3/2021) hari ini.
Tri Alvian Machwana ikut maju dalam pencalonan Ketua Umum PB HMI di Kongres XXXI Surabaya itu.
Dalam pencalonannya sebagai caketum PB HMI, Jebolan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin itu mengusung jargon HMI SUPREMASI.
Menurutnya, pencalonannya semata-mata untuk menebar nilai-nilai Keislaman dan Keindonesiaan melalui dakwah-dakwah progresif.
"Dalam arti berkelanjutan hingga ke akar rumput supaya masalah keumatan bisa diretas hingga ke masalah yang paling mendasar," katanya kepada Tribun Timur, Rabu (24/3/2021) pagi.
Vian, sapaan, menuangkan gagasan tentang nilai-nilai Keislaman dan Keindonesiaan dalam bukunya berjudul Islam Pancasila.
Gagasan yang diselipkan dalam karyanya merupakan analisis dan keresahannya dalam merasakan fenomena umat Islam di Indonesia.
Mahasiswa program Magister Hukum Universitas Indonesia ini, menjelaskan, keresahan pada Islamisme yang berkembang di Indonesia hanya dijadikan jubah agama untuk tujuan politik pragmatis.
Hal itu, katanya, cenderung menggaungkan nilai-nilai konservatif.
Dalam gagasannya, Islam Pancasila mesti digaungkan untuk menegakkan tujuan politik islami yang madani; mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.
"Saya ingin menyampaikan pesan bahwa Islam Pancasila bukanlah proklamasi atas Mazhab baru dalam Islam, bukan pula Islamisasi terhadap Pancasila, melainkan penemuan kembali atas konsepsi dan eksepsi Keislaman dalam konteks Keindonesiaan," terangnya.
Vian mengingatkan pesan Proklamtor Bung Karno, bahwa Berislamlah tanpa menjadi kearab-araban.
Disisi lain, Vian mengingatkan, bangsa Indonesia mesti mengedepankan nilai Pancasila dan nilai Tauhid yang berkeadilan sosial.