TRIBUN-TIMUR.COM - Ingat mantan Ketua DPR Marzuki Alie dari Partai Demokrat? Baru saja dipecat, penyebab.
Partai Demokrat sedang bersih-bersih dari kader yang "berkhianat" kepada partai.
Partai Demokrat memecat sejumlah kader yang dianggap terlibat dan mendukung gerakan pengambilalihan kepemimpinan partai atau kudeta.
Tujuh kader yang diberhentikan dengan tidak hormat yaitu:
1. Marzuki Alie,
2. Darmizal,
3. Yus Sudarso,
4. Tri Yulianto,
5. Jhoni Allen Marbun,
6. Syofwatillah Mohzaib, dan
7. Ahmad Yahya.
"Dewan Kehormatan Partai Demokrat telah melakukan rapat dan sidangnya selama beberapa kali dalam sebulan terakhir ini," kata Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, dalam keterangan tertulis, Jumat (26/2/2021).
Menurut Herzaky, Dewan Kehormatan telah menetapkan tujuh kader itu terbukti melakukan tingkah laku buruk yang merugikan partai.
Dewan Kehormatan menyatakan bahwa mereka terbukti mendiskreditkan, mengancam, menghasut, mengadu domba, melakukan bujuk rayu dengan imbalan uang dan jabatan kepada kader dan pengurus partai. Kemudian, menyebarluaskan kabar bohong dan fitnah dengan menyampaikan kepada kader dan pengurus Partai Demokrat di tingkat pusat dan daerah.
"Bahwa Partai Demokrat dinilai gagal dan karenanya kepengurusan Partai Demokrat hasil Kongres V 2020 harus diturunkan melalui Kongres Luar Biasa secara ilegal," jelasnya.
Khusus Marzuki Alie, kata Herzaky, terbukti melakukan pelanggaran etika partai.
Mantan Ketua DPR itu dianggap bersalah melakukan tingkah laku buruk dengan tindakan dan ucapannya secara terbuka di media massa tentang kebencian serta permusuhan kepada Partai Demokrat.
"Sebagaimana rekomendasi Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat," kata Herzaky.
Menurut Herzaky, tindakan Marzuki telah mengganggu kehormatan dan integritas, serta kewibawaan Partai Demokrat.
Pernyataan dan perbuatan Marzuki Alie merupakan fakta berdasarkan kesaksian dan bukti-bukti.
"Menurut Dewan Kehormatan Partai Demokrat, yang bersangkutan tidak perlu dipanggil untuk didengar keterangannya lagi, atau diperiksa secara khusus, sesuai dengan ketentuan Pasal 18 ayat (4) Kode Etik Partai Demokrat," kata Herzaky.
Menurut Herzaky, tindakan yang dilakukan Marzuki Alie sangat melukai perasaan para pimpinan, pengurus dan kader Partai Demokrat.
Hal itu dibuktikan dengan adanya desakan yang sangat kuat dari para pimpinan dan pengurus serta para kader Partai Demokrat untuk memecat Marzuki Alie.
"Mereka sangat marah atas perilaku Marzuki Alie, juga merasa sangat terganggu dengan pernyataan-pernyataan terbuka di media massa," tutur dia.
Sebelumnya, Marzuki Alie menepis tudingan yang menyebut dirinya terlibat dalam upaya merebut kepemimpinan Partai Demokrat dari Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ).
Ia justru menantang balik pihak-pihak yang menudingnya untuk membuktikan tuduhan tersebut.
"Buktikan sajalah, tapi kalau enggak bisa membuktikan, harus ada sanksinya juga," kata Marzuki Alie saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/2/2021).
Sembilan hari kemudian, Marzuki Alie mengungkapkan, eks ketua umum sekaligus pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) pernah menyatakan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali saat Pilpres 2004.
Hal itu diungkapkan Marzuki dalam perbincangannya bersama eks politisi Partai Nasdem Akbar Faizal di kanal YouTube Akbar Faisal Uncensored.
Kompas.com telah diizinkan oleh Akbar Faizal untuk mengutip perbincangannya dengan Marzuki yang tayang di kanal YouTube miliknya itu.
“Pak SBY nyampaikan, ‘Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK. Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini. Kecolongan pertama dia yang pindah. Kecolongan kedua dia ambil Pak JK. Itu kalimatnya,” kata Marzuki Alie, dikutip Kamis (11/2/2021).(*)