"Pemerintah provinsi mengadakan proyek sumur resapan ada sekian ribu yang dibangun. Itu sudah bagus," katanya kepada Kompas.com, Jumat (19/2/2021).
Lantaran hujan yang ekstrem dan jumlah sumurnya masih terbatas, hal itu menurutnya belum bisa dilihat hasilnya.
Pramono menegaskan perlunya koordinasi semua pihak untuk menyelesaikan banjir Jakarta.
"Edukasi kepada masyarakat perlu dilakukan. Seperti saat ada penggusuran, bukan semata-mata ganti rugi, tapi juga diedukasi supaya tidak terjadi banjir yang lebih parah atau lebih memakan banyak korban," katanya.
Edukasi merupakan hal hang penting menurut Pramono.
Contoh lainnya, edukasi perlu diberikan pada warga Jakarta yang rumahnya tidak terdampak banjir.
Meski rumah mereka tidak terdampak, bukan berarti mereka bisa mengabaikan banjir, karena rumah yang mereka bangun juga akan menghambat air meresap dan memperparah banjir.
Menurut Pramono mereka juga sebaiknya membangun sumur resapan atau sumur tampungan.
"Kalau ini akumulasi dari sekian juta orang atau sekian ribu rumah kan menjadi signifikan. Inilah yang penting," ungkapnya mengatakan.
1. Sumur resapan
Sumur resapan bisa dibangun mandiri oleh masyarakat maupun pemerintah.
Dia mengatakan bisa juga secara kolektif jika keberatan.
Misalnya untuk beberapa rumah dibangun satu sumur resapan dengan dana bersama.
Solusi lainnya sumur resapan dimasukkan dalam syarat pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Jika instansi akan mengajukan bangunan, perlu membangun sumur resapan.