Pertemuan ke-5, Tim Transisi Danny-Fatma Urai Penyebab Banjir di Makassar

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR
Editor: Imam Wahyudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu anggota Tim Transisi, Dr Naidah Naing saat menguraikam masalah tata ruang, yang dianggap berkaitan dengan banjir di kota Makassar, pada pertemuan reguler yang kelima kalinya, Senin (8/2/2021).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tim Transisi Walikota dan Wakil Walikota Makassar terpilih Danny Pomanto - Fatmawati Rusdi mengurai masalah tata ruang yang dianggap berkaitan dengan banjir di kota Makassar, pada pertemuan reguler yang kelima, Senin (8/2/2021).

Tim mengeksplorasi konsep yang bersifat alternatif, untuk mengurangi potensi penyebab banjir yang datang setiap tahun. 

Salah satu anggota Tim Transisi, Dr Naidah Naing mengatakan, Kota Makassar memiliki potensi genangan air di beberapa tempat saat musim hujan. 

Menurutnya, hal itu disebabkan faktor fisik wilayah yang kondisi geografisnya berada di dataran rendah.

"Sebagian tempat itu adalah daerah resapan air seperti rawa, sawah. Saat sekarang berubah menjadi permukiman karena desakan kebutuhan hunian," ujar dosen Arsitek Universitas Muslim Indonesia (UMI) tersebut.

Naidah menjelaskan, konsep tata ruang Makassar ke depan dalam mengatasi banjir, harus berorientasi "liveable" dan "resilient city" (kota yang nyaman dan memiliki daya tahan). 

Untuk itu, katanya, sebaiknya didorong penanganan fisik di setiap titik banjir berdasarkan "existing condition" (kondisi) lahan. 

"Kita bisa memanfaatkan kembali fungsi kanal sepanjang 20 kilometer yang membelah Kota Makassar, sebagai daerah penampungan air yang juga bermuara ke laut. Selama ini kan belum berfungsi baik, karena menjadi tempat pembuangan sampah warga," jelasnya.

Naida juga mengidentifikasi, saluran drainase di berbagai titik banjir yang selama ini tidak terstandarisasi, baik aspek lebar, dan kedalamannya untuk mengalirkan air ke titik penampungan. 

Karena itu, ia merekomendasikan, agar Pemerintah Kota dibawah pimpinan Walikota Makassar terpilih, Danny Pomanto, terus berkoordinasi dengan Balai Besar Pompengan, Kementerian PUPR, pengelola kanal-kanal di Kota Makassar. 

Dalam aspek tata ruang, ia juga mengusulkan, agar dilakukan pengawasan perubahan fungsi lahan secara lebih teliti dan lebih ketat. 

Menurutnya, semua lahan dataran rendah dan produktif yang bisa dijadikan daerah resapan, sebaiknya tidak bisa diberi ijin membangun

"Untuk skala perumahan, perlu membuat sumur resapan di masing-masing rumah. Ini bisa diintergasikan dengan persyaratan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Ini khusus untuk izin membangun rumah baru, baik perorangan, maupun realestate," tutupnya.

Sementara itu, Juru Bicara Tim Transisi, Henni Handayani menyampaikan, pertemuan kelima Tim Transisi hari ini, juga merangkum data-data faktual tata-tata ruang, pertanahan, dan perizinan Kota Makassar. 

Hal ini penting dilakukan, untuk mengukur kondisi terkini, sebelum dilanjutkan oleh Danny Pomanto pada periode keduanya 2021-2026.

"Hari-hari mendatang akan penuh dengan agenda-agenda tim untuk merangkum data dan informasi sebanyak-banyaknya dari balikota Makassar, agar kesimpulan tim transisi lebih akurat," terang Henni.

Berita Terkini