TRIBUN-TIMUR.COM - Enam laskar FPI pengikut Habib Rizieq Shihab tewas ditembak, coba bandingkan penjelasan Irjen Pol Mohammad Fadil Imran vs Munarman.
Enam simpatisan pemimpin Front Pembela Islam ( FPI ) Rizieq Shihab tewas ditembak oleh polisi.
Keenamnya adalah:
1. Faiz Ahmad Syukur (22 tahun),
2. Andi Oktiawan (33 tahun),
3. M Reza (20 tahun),
4. Muhammad Suci Khadavi Poetra (21 tahun),
5. Lutfhil Hakim (24 tahun), dan
6. Akhmad Sofiyan (26 tahun).
Ada perbedaan cerita antara Polda Metro Jaya dan FPI terkait peristiwa ini.
Kedua pihak sama-sama mengeklaim diserang lebih dulu saat berada di tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12/2020) dini hari.
Berikut rangkumannya:
Penjelasan polisi
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mohammad Fadil Imran mengatakan, awalnya polisi menerima informasi adanya pengerahan massa untuk mengawal pemeriksaan Rizieq Shihab di Polda Metro Jaya, Senin.
Informasi tersebut beredar melalui pesan singkat grup WhatsApp.
Rizieq Shihab diagendakan untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus pelanggaran protokol kesehatan pada acara kerumunan di Petamburan, Jakarta Pusat, 14 November 2020 lalu.
Ini merupakan panggilan kedua untuk Rizieq Shihab dan menantunya setelah mereka tidak memenuhi panggilan pertama polisi pada Selasa pekan lalu.
Polisi kemudian menyelidiki kebenaran informasi itu dengan mengikuti mobil yang diduga mengangkut simpatisan Rizieq Shihab.
Sampai di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek, menurut Kapolda, kendaraan polisi tiba-tiba diserang oleh simpatisan Rizieq yang berjumlah 10 orang.
"Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS (Rizieq), kendaraan petugas dipepet, kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam sebagaimana yang rekan-rekan lihat di depan," ujar Irjen Pol Mohammad Fadil Imran menjelaskan.
"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tindakan tegas terukur," tambah dia mengatakan.
Enam orang simpatisan Rizieq Shihab tewas ditembak polisi, sedangkan empat orang lainnya melarikan diri.
Sementara dari polisi, tak ada yang terluka atau pun meninggal dunia.
Irjen Mohammad Fadil Imran menjelaskan, simpatisan Rizieq Shihab yang menyerang polisi tergabung dalam laskar khusus.
Dia menyatakan bahwa laskar khusus itu selama ini menghalang-halangi proses penyidikan kasus pelanggaran protokol kesehatan dalam acara pernikahan putri Rizieq Shihab.
Dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya pada Senin siang itu, Irjen Pol Mohammad Fadil Imran menunjukkan sejumlah barang bukti yang disebut milik simpatisan Rizieq Shihab.
Ada senjata api berupa dua pucuk pistol dan tujuh peluru.
Selain itu, ada tiga selongsong peluru.
Menurut Irjen Pol Mohammad Fadil Imran, dua pistol tersebut bukan pistol rakitan.
Pihak laskar disebut menembak sebanyak tiga kali dengan pistol tersebut.
"Asli (bukan senpi rakitan). Ini sudah ada tiga yang ditembakkan," ujar Irjen Pol Mohammad Fadil Imran.
Barang bukti lain yang ditunjukkan adalah satu bilah pedang dan sebilah celurit.
Versi FPI
Berselang beberapa jam setelah polisi memberi keterangan pers, Sekretaris Umum FPI Munarman menjelaskan kronologi kejadian versinya.
Ia menyebutkan, Rizieq Shihab dan keluarga saat itu tengah menuju acara pengajian subuh keluarga.
Rizieq Shihab berangkat dari Sentul, Bogor, Jawa Barat pukul 22.30 WIB, Minggu (7/12/2020).
Rizieq Shihab dan keluarga besarnya, termasuk cucu yang masih balita, berada di dalam empat mobil.
Dalam iring-iringan kendaraan ada juga empat mobil lainnya yang ditumpangi para anggota laskar FPI pengawal Rizieq Shihab.
Rombongan pun sudah menyadari dibuntuti oleh kendaraan lain sejak dari Sentul.
Namun, para penguntit yang disebut Munarman itu baru beraksi pukul 12.30 WIB, setelah rombongan Rizieq Shihab berada di tol Jakarta-Cikampek, dekat Gerbang Tol Karawang Timur.
"Para penguntit berusaha memotong entah apa tujuannya. Ini orang tak berseragam. Berusaha memotong rombongan dan menyetop kendaraan," kata Munarman dalam konferensi pers di markas FPI Petamburan, Jakarta Pusat, Senin sore.
"Ini orang tak berseragam berusaha memotong rombongan dan menyetop kendaraan. Para pengawal bereaksi untuk melindungi HRS (Rizieq). Reaksi normal," katanya.
Menurut dia, ada dua mobil pengawal yang mencoba menghentikan aksi penguntit itu.
Sementara dua mobil lainnya terus jalan mengawal rombongan Rizieq Shihab dan keluarga ke tempat tujuan.
Namun, dari dua mobil yang berhadapan dengan penguntit itu, satu mobil langsung pergi setelah mendengar suara tembakan.
Setelah itu, pihak FPI tak bisa melakukan komunikasi lagi dengan 6 anggota laskar yang berhadapan dengan para penguntit.
Oleh karena itu, FPI merilis siaran pers yang menyatakan keenam pengawal Rizieq itu hilang dan kemungkinan diculik.
Munarman pun mengaku terkejut saat Kapolda Metro Jaya pada Senin siang menyatakan ada enam simpatisan Rizieq Shihab yang tewas ditembak karena menyerang polisi.
"Fitnah luar biasa, pemutarbalikan fakta dengan menyebut laskar yang lebih dahulu menyerang dan melakukan penembakan," sambungnya.(*)