TRIBUN-TIMUR.COM - Siapa saja orang-orang di geng Makassar di bursa calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis?
Neta S Pane mengungkapkannya.
Indonesia Police Watch ( IPW ) menilai terdapat lima dari 13 komisaris jenderal (komjen) atau jenderal polisi berbintang tiga yang berpeluang menjadi Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis.
Diketahui, Jenderal Idham Azis akan memasuki masa pensiun pada akhir Januari 2021.
"Dari 13 komjen itu, hanya lima komjen yang mempunyai peluang besar untuk menjadi Kapolri. Selebihnya ada sejumlah kendala, misalnya faktor angkatan yang lebih senior dari Kapolri Idham dan masa dinas yang hampir pensiun, dan faktor lainnya," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam keterangannya, Senin (30/11/2020).
Neta S Pane memerinci, nama-nama yang terkendala angkatan yakni Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto dan Kalemdiklat Polri Komjen Arief Sulistyanto.
Keduanya merupakan lulusan Akademi Kepolisian tahun 1987, sedangkan Jenderal Idham Azis yang merupakan angkatan 1988 adalah junior mereka.
Kemudian, komjen yang hampir pensiun antara lain Kepala BNN Komjen Heru Winarko dan Sestama Lemhannas Komjen Didid Widjanardi.
Komjen Heru Winarko akan pensiun pada 1 Desember 2020 dan Komjen Didid Widjanardi memasuki masa pensiun pada 14 Januari 2021.
Untuk Ketua KPK Komjen Firli Bahuri, Neta S Pane menuturkan, masa dinasnya pun hanya tersisa satu tahun lagi.
Sementara itu, dua jenderal lainnya belum pernah menduduki posisi sebagai Kapolda, yakni Waka BSSN Komjen Dharma Pongrekun dan Sestama BIN Komjen Bambang Sunarwibowo.
Ada pula nama Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo.
Namun, menurut Neta S Pane, salah satu kendalanya adalah masa dinas Komjen Listyo Sigit Prabowo masih cukup lama, yaitu hingga Mei 2027.
Lima nama yang berpotensi besar, menurut Neta, adalah Wakapolri sekaligus mantan Wakapolda Sulsel Komjen Gatot Eddy Pramono, Kabaharkam Komjen Agus Andrianto, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar, dan Inspektur Jenderal Kemenkumham Komjen Andap Budi Revianto.
Nama berikutnya adalah mantan ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Komjen Rycko Amelza Dahniel, yang kini menjabat sebagai Kabaintelkam.
"Muncul pertanyaan, mungkinkah terjadi mantan ajudan Presiden SBY akan menjadi Kapolri era Jokowi," ungkap Neta S Pane.
Selanjutnya, karena Komjen Heru Winarko dan Komjen Didid Widjanardi pensiun bulan ini dan Januari 2021, bakal ada dua jenderal berbintang dua atau inspektur jenderal (irjen) yang berpotensi naik pangkat menjadi komjen sehingga turut memiliki peluang menjadi Kapolri.
Menurut Neta S Pane, sejumlah jenderal berbintang dua yang berpotensi mengisi dua jabatan itu antara lain Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran, Kapolda Jabar Irjen Ahmad Dofiri, Kapolda Riau Irjen Agung Setia Imam Effendy, dan Koorsahli Kapolri Irjen Nana Sudjana.
Irjen Nana Sudjana sebelumnya dicopot dari jabatan sebagai Kapolda Metro Jaya karena dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan Covid-19.
Setelah Irjen Nana Sudjana dicopot, nama Irjen Mohammad Fadil Imran atau jenderal asal Makassar, Sulsel, meroket.
Meski begitu, Neta S Pane menilai Irjen Nana Sudjana tetap memiliki peluang masuk dalam bursa calon Kapolri.
"Betul Nana masuk, mengingat yang bersangkutan sangat dekat dengan Jokowi dan sebelumnya disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Idham. Kita lihat saja perkembangannya ke depan," tutur Neta S Pane.
"Perang geng"
Neta S Pane menengarai ada perang bintang di tubuh Polri saat ini.
Ini berkaitan dengan kutub yang disebutnya sebagai "geng".
"Ada geng Solo, ada geng Pejaten, ada geng Makassar, ada geng Independen," kata Neta S Pane dalam tayangan program AIMAN di Kompas TV, Senin (30/11/2020).
Mantan jurnalis yang puluhan tahun meliput di kepolisian ini menjelaskan, geng Solo terkait dengan pejabat polisi yang pernah bertugas di Solo, terutama saat Presiden Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Lalu geng Pejaten (merujuk pada Kantor Badan Intelijen Negara) adalah pejabat polisi yang merupakan anak asuh Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan.
Sementara geng Makassar atau kutub Sulawesi mengacu pada Pejabat polisi yang berasal dari daerah Sulawesi.
"Orangnya Idham Azis, Syafruddin mantan Wakapolri, dan JK (Jusuf Kalla)," kata Neta S Pane.
Dan independen, adalah pejabat polisi yang tidak termasuk dalam kutub mana pun.
Terkait dengan geng Makassar, Jenderal Idham Azis merupakan orang Sulawesi Selatan kedua yang menjabat Kapolri.
Sebelumnya, ada Jenderal (Purn) Chairuddin Ismail walau hanya beberapa hari menjabat Pejabat Sementara Kapolri menggantikan Jenderal Suroyo Bimantoro.
Sementara, putra Sulawesi Selatan yang pernah menjabat sebagai Wakapolri, yakni Komjen (Purn) Jusuf Manggabarani, Jenderal (Purn) Chairuddin Ismail, dan Komjen (Purn) Syafruddin Kambo.
Terkait adanya "perang geng" dalam perebutan kursi Kapolri, Aiman Witjaksono host AIMAN mengonfirmasi soal ini kepada Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto.
Apa kata Benny Mamoto?
Ia tidak membantah, tapi tidak pula mengiyakan!
Soal kelompok menjelang masa pergantian Kapolri yang baru, ia berujar, "Apa yang disampaikan Pak Kapolri ini artinya di level bawahan ada kelompok-kelompok yang kemudian ingin berjuang untuk menjadi pengganti beliau (Kapolri)."
Terlepas dari ada atau tidaknya persaingan di tubuh jenderal polisi menuju Tribrata Satu alias Kapolri, dinamika adalah sebuah keniscayaan.
Daftar bakal calon Kapolri
Selengkapnya, berikut ini daftar nama yang disebut meramaikan bursa calon pengganti Jenderal Idham Azis.
Ada 17 nama, yakni:
1. Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto
2. Kalemdiklat Polri Komjen Arief Sulistyanto
3. Kepala BNN Komjen Heru Winarko
4. Sestama Lemhannas Komjen Didid Widjanardi
5. Ketua KPK Komjen Firli Bahuri
6. Waka BSSN Komjen Dharma Pongrekun
7. Sestama BIN Komjen Bambang Sunarwibowo
8. Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo
9. Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono
10. Kabaharkam Komjen Agus Andrianto
11. Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar
12. Inspektur Jenderal Kemenkumham Komjen Andap Budi Revianto
13. Kabaintelkam Komjen Rycko Amelza Dahniel
14. Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran
15. Kapolda Jabar Irjen Ahmad Dofiri
16. Kapolda Riau Irjen Agung Setia Imam Effendy
17. Koorsahli Kapolri Irjen Nana Sudjana.(*)