"Muncul pertanyaan, mungkinkah terjadi mantan ajudan Presiden SBY akan menjadi Kapolri era Jokowi," ungkap Neta S Pane.
Selanjutnya, karena Komjen Heru Winarko dan Komjen Didid Widjanardi pensiun bulan ini dan Januari 2021, bakal ada dua jenderal berbintang dua atau inspektur jenderal (irjen) yang berpotensi naik pangkat menjadi komjen sehingga turut memiliki peluang menjadi Kapolri.
Menurut Neta S Pane, sejumlah jenderal berbintang dua yang berpotensi mengisi dua jabatan itu antara lain Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran, Kapolda Jabar Irjen Ahmad Dofiri, Kapolda Riau Irjen Agung Setia Imam Effendy, dan Koorsahli Kapolri Irjen Nana Sudjana.
Irjen Nana Sudjana sebelumnya dicopot dari jabatan sebagai Kapolda Metro Jaya karena dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan Covid-19.
Setelah Irjen Nana Sudjana dicopot, nama Irjen Mohammad Fadil Imran atau jenderal asal Makassar, Sulsel, meroket.
Meski begitu, Neta S Pane menilai Irjen Nana Sudjana tetap memiliki peluang masuk dalam bursa calon Kapolri.
"Betul Nana masuk, mengingat yang bersangkutan sangat dekat dengan Jokowi dan sebelumnya disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Idham. Kita lihat saja perkembangannya ke depan," tutur Neta S Pane.
"Perang geng"
Neta S Pane menengarai ada perang bintang di tubuh Polri saat ini.
Ini berkaitan dengan kutub yang disebutnya sebagai "geng".
"Ada geng Solo, ada geng Pejaten, ada geng Makassar, ada geng Independen," kata Neta S Pane dalam tayangan program AIMAN di Kompas TV, Senin (30/11/2020).
Mantan jurnalis yang puluhan tahun meliput di kepolisian ini menjelaskan, geng Solo terkait dengan pejabat polisi yang pernah bertugas di Solo, terutama saat Presiden Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Lalu geng Pejaten (merujuk pada Kantor Badan Intelijen Negara) adalah pejabat polisi yang merupakan anak asuh Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan.
Sementara geng Makassar atau kutub Sulawesi mengacu pada Pejabat polisi yang berasal dari daerah Sulawesi.
"Orangnya Idham Azis, Syafruddin mantan Wakapolri, dan JK (Jusuf Kalla)," kata Neta S Pane.