Kampung Pengrajin Tampi Beras di Sinjai Butuh Jalan Aspal

Penulis: Samsul Bahri
Editor: Imam Wahyudi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga pengrajin tampi di Dusun Mattiro Lau, Desa Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan, Sinjai.

TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI SELATAN - Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan tak hanya dikenal memiliki wisata bahari, pulau dan pesona alam. 

Tetapi kabupaten yang terletak dibagian Selatan Teluk Bone, Sulawesi Selatan ini juga memiliki kampung wisata kerajinan. 

Lokasinya berada di Dusun Mattiro Lau, Desa Polewali, Kecamatan Sinjai Selatan. Atau terletak sekitar 45 kilometer dari Ibukota Kabupaten Sinjai.

Kerajinan tangan berupa tampi beras yang terbuat dari anyaman bambu kecil.

Uniknya kerajinan ini dilakoni oleh kaum remaja hingga ibu-ibu. Ada sekitar 80 persen kaum ibu. 

"Dominan kaum remaja wanita dan ibu-ibu yang geluti kerajinan itu," kata Kepala Desa Polewali, Andi Imran, Minggu (22/11/2020).

Mereka dibina oleh Misnuryati. Ada sekitar 30 kepala keluarga yang hidup dari kerajinan itu. 

Oleh wisatawan biasanya berkunjung langsung sambil melihat proses pembuatan anyaman menjadi tampi. 

Sambil melihat proses pembuatannya juga ada yang membeli. 

Jika dibeli rumah-rumah pengrajin diperoleh senilai Rp 15 ribu per buah dan jika dibeli di Pasar Bikeru (Samaenre), pasar Ibukota Kecamatan Sinjai senilai Rp 30 ribu per buah. 

Setiap hari masyarakat di Dusun Mattiro Lau di Desa Polewali memeroduksi tampi tersebut.

Tampi-tampi ini banyak dikirim ke Kabupaten Bulukumba, Bone, Makassar hingga ke Palu dan Kendari. 

Hanya saja tempat para pengrajin tampi akses jalannya masih berbentuk jalan tanah. Masyarakat setempat berharap pemerintah dapat mengaspal jalan mereka.

Berita Terkini