TRIBUN-TIMUR.COM - Oknum Kepala Sekolah Herlang Bulukumba memutus aliran air bersih ke warga di Hola-hola, Kelurahan Tanuntung, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba, Sabtu (14/11).
Kejadin itu terjadi ketika warga Hola-hola, Nenek Tati berbeda pilihan dengan aparat sipil negara (ASN) itu.
Hal tersebut diduga gegara tidak mendukung Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Bulukumba pilihannya.
"Rumahku, dan dua tetangga rumah juga ditutup aliran airnya. Pak RS paksa untuk pilih dukung nomor 3, padahal saya tidak mau," kata Nenek Tati.
Pasangan nomor urut 3 di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bulukumba adalah Tomy Satria Yulianto-Andi Makkasau.
Tati mengaku setiap bulannya telah membayar iuran Rp 100 ribu untuk membayar air Pamsimas.
Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan air di rumahnya sekarang, Tati mengaku harus berjalan sejauh 500 meter menuju sumur tua di Hola-hola.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bulukumba mulai mencermati dugaan netralitas Aparatur Sipil Negara, yang menyeret nama oknum Kepala Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba.
Komisioner Bawaslu Bulukumba Bakri Abubakar, mengatakan Bawaslu Bulukumba sementara mencermati kejadian ini.
"Iye baru masuk beritanya, dan sementara kita ( Bawaslu Bulukumba )cermati serta mengkoordinasikan dengan teman Panwas Kecamatan," kata Bakri Abubakar.
Hal tersebut tentu akan menjadi informasi awal untuk selanjutnya dilakukan penelusuran.
Terpisah, Lurah Tanuntung Suriani telah mengunjungi langsung lokasi kejadian setelah mendengar informasi tersebut.
Hanya saja, kata dia, RS tak memiliki wewenang untuk melakukan penutupan aliran air Pamsimas, yang dimaksud ternyata hanyalah air sumur.
"Tidak ada putus air Pamsimas disini. Bukan urusannya Pak RS itu. Setelah dapat informasi, saya langsung ke lokasi," jelas Lurah Tanuntung Suriani.
Sementara RS yang dihubungi Tribun Timur terkait masalah tersebut, hingga kini belum memberikan tanggapannya.
Debat Kedua Tetap di Makassar