Sempat terjadi dorong mendorong antara Kolonel Inf Ucu Yustia dan orang di belakang Suharto saat berusaha memberhentikan pidato Suharto.
“Sebentar saja, sebentar,” kata laki-laki yang berusaha menghalau Kolonel Inf Ucu Yustia saat ingin memberhentikan Suharto berpidato.
“Ini Taman Makam Pahlawan. Jangan dibawa ke politik,” kata Kolonel Inf Ucu Yustia.
“Bukan dibawa ke politik. Kami warga negara Indonesia. Berhak (berbicara),” ujar laki-laki dengan baret warna merah itu.
“Saya hanya menjalankan tugas Pak. Saya yang bertanggung jawab atas wilayah di sini,” tambah Kolonel Inf Ucu Yustia.
Seorang perempuan juga meminta Kolonel Inf Ucu Yustia untuk membiarkan Kolonel Inf Ucu Yustia berbicara.
Laksdya Suharto saat itu menerangkan, P2KN terdiri dari para purnawirawan baik Pati, Pamen Pama dan Bintara Tamtama, akan berkomitmen menjaga kedaulatan bangsa dan berjalan seiringan bersama masyarakat.
Tak lama dari itu, rombongan purnawirawan TNI membubarkan diri.
Mereka kembali ke kediaman masing-masing.
Bentrokan pecah
Bentrokan antara massa peziarah dan pendemo di Taman Makam Pahlawan, Kalibata mengakibatkan kerusakan mobil.
Kaca mobil angkutan bernomor M01 dengan trayek Kampung Melayu - Senen pecah.
Salah seorang saksi mata di lokasi, Iwan mengatakan, bentrokan terjadi setelah Gatot Nurmantyo melakukan ziarah dan tabur bunga.
“Bentrok terjadi pas Pak Gatot sudah pergi naik mobil. Posisinya itu ada massa pendemo lagi. Kemudian ada teriakan aksi massa penziarah. 'Elu ngapain ngehalang-ngehalangin kegiatan ziarah'," kata Iwan seraya menirukan teriakan aksi massa peziarah saat dihubungi Kompas.com, Rabu malam.
Kemudian, dari arah massa peziarah terlihat ada yang melempar botol dan batu.
Massa peziarah juga terlihat mengejar mobil angkutan umum dan memukul kaca mobil dengan bambu hingga pecah.
"Mobil hancur yang bawa massa pendemo. Bentrok sempat dilerai oleh polisi dan TNI," tambah Iwan.(*)