Bea Cukai Makassar

Masa Pandemi, Bea Cukai Makassar: Produk Ekspor Pertanian dan Perikanan Sulsel Tetap Perkasa

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Suryana Anas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Kantor Bea Cukai Makassar, Eva Arifah Aliyah

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pandemi Covid-19 atau yang lebih sering disebut Virus Corona telah melanda dunia sepanjang Tahun 2020 ini.

Hampir semua sektor terkena imbas negatif termasuk kinerja ekspor di Sulawesi Selatan.

Berdasarkan himpunan data dari Bea Cukai Makassar, raihan devisa dari kegiatan ekspor sepanjang Tahun 2020 jika dibandungkan data Tahun 2019 terus menunjukkan angka negatif setiap bulannya.

Dikutip dari situs Badan Pusat Statistik (BPS), hingga akhir bulan Agustus 2020 secara kumulatif devisa ekspor nasional turun 6,51% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Untuk Sulawesi Selatan sendiri, berdasarkan data kegiatan ekspor yang melalui Kantor Bea Cukai Makassar, devisa ekspor hingga akhir bulan Agustus 2020 tercatat sebesar USD 463.908.541 (Rp6.909.917.718.195) atau menurun sekitar 11,6% dibandingkan perolehan per akhir bulan Agustus tahun 2019 yang mencapai USD 525.184.623 (Rp7.822.624.959.585).

Persentase penurunan nilai devisa ekspor yang mencapai dua digit merupakan imbas dari pemberlakuan lockdown di sejumlah negara dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah kota di Indonesia yang menghambat aktivitas bisnis, termasuk ekspor-impor.

Pentupan penerbangan internasional ke dan dari bandara Internasional Sulta Hasanuddin ikut memangkas aktivitas para eksportir.

Pengiriman ekspor kini lebih banyak dilakukan melalui Pelabuhan Soekarno Hatta atau dikirim dengan menggunakan pesawat domestik untuk selanjutnya dikirim melalui bandara internasional lainnya.

Dari segi penerimaan negara di bidang ekspor, total pungutan bea keluar di Bea Cukai Makassar sedikit menurun, namun cenderung stabil dan terkendali.

Data penerimaan Kantor Bea Cukai Makassar per tanggal 31 Agustus 2020 menunjukkan penerimaan bea keluar sebesar Rp13.446.722.000, hanya terpaut selisih 2% atau sebesar Rp294.044.000 jika dibandingkan akumulasi jumlah penerimaan tahun lalu untuk di periode yang sama.

Penerimaan bea keluar sebagian besar diperoleh dari beberapa perusahaan berbasis ekspor yang mengekspor biji cokelat.

Namun demikian terdapat sejumlah catatan positif yang menggembirakan, dimana sektor pertanian justru menunjukkan peningkatan devisa ekspor yang cukup signifikan.

Komoditi-komoditi ekspor andalan Sulawesi Selatan selain cokelat, ada juga seperti cengkeh, kelapa dan lain-lain.

Hingga akhir Agustus 2020, ekspor cengkeh telah membukukan devisa sebesar USD 4,9 Juta, meningkat dua kali lipat dibanding jumlah ekspor per akhir tahun lalu yang hanya sebesar USD 1,7 juta.

Kemudian, beberapa olahan buah kelapa seperti coconut oil atau lebih dikenal dengan Extra Virgin Coconut Oil (EVCO) yang juga telah menyumbang devisa sebesar USD 1,5 juta, hampir dua kali lipat dibanding akumulasi sumbangan devisa tahun lalu.

Halaman
12

Berita Terkini