"Waktu di podcast Mas Deddy kan saya pernah cerita. Jadi, pada saat saya baik di perusahaan ataupun jadi menteri, sosmed itu banyak sekali isu-isu yang membuat saya mungkin distracted. Kalau saya sudah tau mau ngapain, tapi mendapat informasi lain dari orang yang tahu,"jelas Nadiem.
Akan tetapi, Nadiem menyadari, sejak menjadi pejabat publik, ia perlu mendengarkan langsung situasi dari masyarakat.
"Saya ingin tahu apa hasil dari kebijakan kita, apa kondisi sekarang di masa pandemi, PJJ, apa saja keluhannya, apakah sosialisasi kebijakan kita itu keterima,"katanya.
"Jadi kalau nggak ada feedback dari masyarakat, tidak punya cara untuk mendengarkan langsung, itu menurut saya, saya tidak akan menjadi menteri yang tidak seefektif yang seharusnya,"jelas Nadiem.
Nadiem mengaku akun Instagramnya tersebut dipegang langsung oleh dirinya, bukan staf.
Ia juga mengatakan, menyisihkan waktu untuk membaca semua komentar yang masuk di Instagramnya, meskipun ia tidak bisa menjamin akan membalasnya karena waktu terbatas.
"Tapi kalau ada beberapa hal yang patut dijawab atau memang penting diklarifikasi, itu pasti saya jawab. Tapi lebih penting mendengarkan,"katanya.
Soal Haters
Deddy Corbuzier juga menyampaikan kepada Nadiem, setelah memutuskan aktif di media sosial lagi, tentu tidak akan bisa jauh dari hujatan warganet.
"Bro, lu sadar kan dengan membuka sosial media itu akan banyak hujatan-hujatan untuk Anda,"kata Deddy.
"Pasti, Nggak papalah. Itu normal"jawab Nadiem.
"Ada masukan, ada hujatan, ada yang konstruktif, ada yang tidak konstruktif. Tapi paling tidak saya bisa menyisir mana poin-poin yang bisa menjadi pembelajaran buat saya sebagai menteri muda,"jelas Nadiem.
Deddy pun mengingatkan 'kejulidan' netizen kepada Nadiem Makarim.
Meski menerima berbagai hujatan dari warganet, Nadiem Makarim tidak akan melaporkan warganet dengan jeratan UU ITE.
"Gimana saya mau mengkampanyekan merdeka belajar, kalau kemerdekaan mengutarakan pendapat mereka tidak dijaga,"kata Nadiem.(*)