Opini

Refleksi 17 Agustus, Bagaimana Menghormati Bendera dalam Islam

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dosen Universitas Islam Makassar dan Ketua Matan Sulsel, Mahmud Suyuti

Mahmud Suyuti

Dosen Universitas Islam Makassar dan Ketua Matan Sulsel

AJARAN Islam sangat menekankan pentingnya untuk saling menghormati.

Bahkan terhadap jenazah Yahudi harus dihormati.

Nabi SAW telah memberi contoh berdiri tegak untuk memberi penghormatan kepada rombongan pengangkut jenazah yang lewat di hadapannya.

Benda-benda peninggalan Nabi SAW seperti sendal, surban, gamis, tongkat dan selainnya termasuk stempel cap kenabian dan bendera jihad Nabi SAW sangat dimuliakan dan dihormati oleh sahabat-sahabat dan umatnya.

Setiap Nabi SAW berangkat jihad diikutsertakan panji-panji berupa bendera, yakni al-Raya dan al-Liwa sebagai lambang perjuangan yang dengannya dijadikan sebagai sarana untuk membangkitkan semangat berjuang.

Saat perang Mu’tah, bendera jihad dipegang oleh Zaid.

Bendera kemudian diserahkan kepada Ja’far, kemudian kepada Abdullah bin Rawahah sampai mereka gugur di medan perang dan Nabi SAW terharu meneteskan air mata melihat mereka dan panji-panji yang dibawanya.

Selanjutnya Nabi SAW menyerahkan bendera tersebut kepada Khalid bin Walid (HR. Anas dalam Bukhari Muslim).

Terharunya Nabi SAW bahkan sampai meneteskan air mata melihat para sahabat dan bendera jihad yang mereka bawa sebagai tanda penghormatan terhadap arwah para pejuang dan terhadap bendera panji perjuangan tentunya.

Bendera merah putih sebagai panji perjuangan negara Republik Indonesia tentu harus pula dihormati. Menghormatinya sekaligus simbol penghormatan bangsa ini terhadap para pejuang kemerdekaan.

Cara Menghormati Bendera

Jika bentuk penghormatan Nabi SAW terhadap bendera adalah memperlihatkan keterharuannya dan meneteskan air mata, maka bentuk penghormatan bangsa ini terhadap benderanya adalah berdiri tegak dan khidmat sambil menghadapkan muka pada bendera dengan posisi tangan terangkat ke sebelah kanan sebatas kepala.

Cara demikian walaupun tidak dicontohkan oleh Nabi SAW tetapi esensinya sama, yakni menghormati para pejuang dan memuliakannya.

Jadi penghormatan terhadap bendera bukan karena zat bendera itu sendiri, tetapi lebih pada mengenang para pejuang yang berkorban untuk kedaulatan tanah air, bangsa dan negara tercinta.

Penghormatan terhadap bendera bukanlah kemusyrikan karena penghormatan tersebut bukan dalam arti penyembahan selain Allah SWT, melainkan sebagai bentuk dan cara menghormati para pejuang, mengenang jasa-jasa mereka dan sebagai simbol kecintaan terhadap bangsa.

Jadi penghormatan terhadap bendera persis sama esensinya dengan cara kita menghormati Nabi SAW.

Esensinya sama dengan cara kita menghormati para alim ulama sebagai pewaris Nabi SAW., demikian pula sama dengan cara kita menghomati kedua orang tua.

Menghormati Nabi SAW, para ulama dan kedua orang tua bukan berarti menyembah mereka tetapi mengenang atas jasa-jasanya dan memuliakannya.

Dengan demikian, menghormati bendera bukan perihal baru (bid’ah) karena sudah menjadi tradisi sejak masa Nabi SAW, sahabat, tabiin sampai saat saat ini.

Tradisi menghormati bendera sebagai sarana efektif untuk dijadikan wasilah dalam memuliakan pejuang kemerdekaan dan para ulama serta orang-orang tua kita terdahulu yang telah berjihad untuk memerdekakan bangsa ini.

Selain itu, menghormati bendera adalah sebagai simbol untuk mengobarkan semangat kecintaan terhadap bangsa dan negara, bentuk kecintaan terhadap tanah air sebagaimana Nabi SAW setiap berjihad selalu mengikut sertakan bendera untuk dijadikan simbol mempertahankan kedaulatan.

Imam al-Asqlani menjelaskan bahwa Nabi SAW dalam setiap peperangan berjihad di jalan Allah SWT memberikan panji-panji berupa bendera kepada setiap pemimpin Kabilah.

Di bawah panji itu mereka berperang membela keadilan dan kedaulatan (Fathul Bari, juz VI halaman 127)

Bendera merah putih sebagai simbol kedaulatan NKRI, sepatutnya dihargai dan dihormati sebagaimana kabilah-kabila di zaman Nabi SAW menghormati benderanya sebagai tanda identitas mereka.

Bendera-bendera di zaman itu mereka gunakan sebagai tanda bagi masing-masing golongan.

Setiap golongan menjaga betul kemuliaan benderanya.

Setiap kali bendera terangkat, menunjukkan keagungan sebuah kabilah.

Demikian sebaliknya ketika bendera dilecehkan sama halnya merendahkan martabat kabilah.

Wajib Menghormati Bendera

Untuk menjaga marwah bangsa yang beribawah dan bermartabat maka menghormati bendera merah putih sebuah harga mati bagi NKRI yang tidak bisa ditawar-tawar, terutama pada momen-momen kenegaraan seperti saat upacara. Itulah sebabnya sejak zaman sekolah dulu, kita sering melakukan upacara bendera setiap hari senin dan hari-hari nasional.

Saat ini, kita akan merayakan upacara 17 Agustus.

Di momen tersebut dilaksanakan upacara dan dipastikan ada acara khusus untuk penghormatan terhadap bendera merah putih sebagai panji negara dan sebagai salah satu simbol kenegaraan yang wajib dihormati.

Menghormati bendera bukan berarti penyembahan, tetapi sebagai sikap pengabdian terhadap agama dan kecintaan terhadap negara.

Penghormatan tersebut sekaligus menjadi ciri khas orang beriman sebagai dalam dalil disebutkan hubbul wathan minal iman, mencintai negara adalah bagian dari iman.

Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq.(*)

Berita Terkini