Update Corona Sulsel

Nurdin Abdullah Menghadap Lagi ke Presiden Jokowi

Penulis: Muhammad Fadhly Ali
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulsel Prof Syafri Kamsul Arif (kiri) dan Ketua Tim Peneliti Gugus Tugas Covid-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Presiden Joko Widodo saat rapat kabinet di Istana Kepresidenan, Senin (13/7/2020) menyebut delapan provinsi yang menjadi perhatian serius dikarenakan peningkatan pasien Covid-19 tidak melandai.

Presiden meminta tracing, testing, dan treatment fokus di delapan provinsi yakni, Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Papua, dan Kalimantan Selatan.

Sehari setelahnya, Rabu (14/7/2020) Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah kembali menghadap ke Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sulsel, Prof Syafri Kamsul Arif mengonfirmasi pertemuan tersebut.

"Saya belum terinformasi apa yang menjadi pembicaraan lagi antara Pak Gubernur dan Pak Jokowi," katanya.

"Namun kalau melihat ratas (Rapat Terbatas) kemarin (Senin) Pak Jokowi dengan menteri, ia mengedepankan tiga hal tracing, testing, dan treatment," ujar direktur RS Unhas itu via konferensi video, Selasa (14/7/2020) malam.

Menurutnya, untuk testing dan tracing sudah massif dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Sulsel.

"Lalu untuk treatment, lebih kepada penguatan kapasitas, bila terjadi out break (ledakan kasus) yang harus menampung masyarakat yang terdampak," ujarnya.

Terkait okupansi atau keterisian rumah sakit rujukan di Sulawesi Selatan, Syafri mengatakan hampir penuh.

"Saya tidak bilang penuh. RSUD Labuang Baji masih ada space. RSUD Daya dan RSKD Dadi memang penuh. Namun kita masih ada 20 RS penyangga di Kota Makassar dan 40 RS di Sulsel," katanya.

Ketua Tim Peneliti Gugus Tugas Covid-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin menambahkan, seluruh rumah sakit rujukan utama saat ini, kapasutas rasio 1:1.

"Artinya masih ada kecukupan 30 persen bad (tempat tinggal) yang tersedia untuk pasien Covid-19 kategori berat sampai kritis," katanya.

"Di samping itu, dengan membaiknya angka kesembuhan, memberikan space semakin lebar untuk pasien baru," jelasnya.(*)

Laporan Wartawan tribun-timur.com, @fadhlymuhammad

Berita Terkini