Keperawanan

Ciri-ciri Wanita Tidak Perawan, Lihat 6 Bentuk Fisiknya

Editor: Muh. Irham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar Ilustrasi Ciri-ciri Wanita Tidak Perawan

Selaput dara adalah selapis jaringan yang berada pada bukaan vagina, atau dapat juga disebut sebagai lubang kemaluan.

Secara normal, semua selaput dara pasti memiliki lubang bukaan. Karena jika tidak, maka darah menstruasi tidak akan bisa keluar.

Lubang yang terdapat di selaput dara ukurannya bisa berbeda. Namun umumnya, bukaan yang ada pada jaringan ini berukuran sebesar jari, atau tampon ukuran kecil.

Ketebalannya pun bervariasi. Beberapa wanita memiliki selaput dara yang tebal. Namun sebagian lain memiliki lapisan yang tipis.

Bahkan, ada juga wanita yang sama sekali tidak memiliki selaput dara sejak lahir. Hingga saat ini, fungsi selaput dara untuk tubuh belum begitu jelas.

Namun, beberapa ahli mengatakan bahwa lapisan ini bisa saja berada di vagina untuk menghadang masuknya bakteri ke dalam tubuh.

Bentuk selaput dara bisa berbeda-beda pada setiap orang. Begitu juga dengan definisi keperawanan.

Seseorang dikatakan sudah tidak perawan, apabila telah melakukan hubungan seksual. Namun, hubungan seksual dapat dilakukan dengan bermacam cara dan tidak hanya dengan penetrasi penis ke vagina.

Beberapa orang mungkin saja melakukan hubungan seksual secara oral maupun secara anal. Meski tidak terjadi kerusakan pada selaput dara, namun mereka menganggap diri sendiri sudah tidak perawan.

Sebaliknya, ada juga wanita yang telah melakukan hubungan seksual dengan penterasi penis ke vagina, tapi sama sekali tidak mengalami perdarahan, karena selaput daranya tidak “robek”.

Ternyata, hanya sekitar 40% wanita yang mengalami perdarahan setelah berhubungan intim untuk pertama kalinya.

Perdarahan ini bisa muncul karena beberapa wanita memiliki jaringan selaput dara yang lebih tebal, sehingga kurang elastis dan sulit melebar, saat penis masuk ke vagina.

Lagipula, pembuluh darah yang terdapat di selaput dara, jumlahnya tidak banyak. Sehingga, perdarahan yang terjadi umumnya bukan karena selaput dara yang "robek", melainkan akibat luka di dinding vagina karena kurangnya produksi cairan "pelumas" dari vagina saat penis melakukan penetrasi ke area tersebut.

Saat perdarahan terjadi, jumlah darah yang keluar pun bisa berbeda, mulai dari hanya beberapa tetes, hingga cukup banyak dan terus keluar hingga tiga hari, layaknya menstruasi.

Dengan mengenali lebih jauh mengenai bentuk, fungsi, serta cara kerja selaput dara, Anda diharapkan tidak lagi mempercayai mitos seputar keperawanan dan sobeknya selaput dara. (*/tribun-timur.com)

Berita Terkini