TRIBUN-TIMUR.COM - Kasus positif corona secara global, malam ini mengalami tambahan. Total warga dunia yang saat ini terinfeksi virus corona telah mencapai 10,9 juta jiwa.
Berdasarkan data dari worldometers, Jumat (3/7/2020) dini hari, terdapat tambahan 109.966 kasus baru di seluruh dunia.
Sedangkan yang meninggal dunia sebanyak 3.060 orang, dan yang sembuh totalnya mencapai 6.086.319 orang.
Dua negara di Benua Amerika, Amerika Serikat dan Brazil hingga saat ini masih mencatatkan jumlah tambahan kasus positif di atas 20 ribu kasus per hari.
Per Kamis (1/7/2020) kemarin, jumlah tambahan kasus positif di Amerika Serikat sebanyak 51.097 kasus. Sedangkan Brazil mencatatkan angka 44.884 kasus baru.
India juga memperlihatkan tren lonjakan kasus setiap hari. Salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ini rata-rata mengalami tambahan kasus positif yang mendekati angka 20 ribu kasus.
Para analis berpendapat bahwa, terjadinya lonjakan kasus baru di Amerika Serikat, terjadi karena
hasil dari lebih banyak orang yang beraktivitas kembali dan melanjutkan beberapa kegiatan bisnis karena seluruh 50 negara bagian secara bertahap dibuka kembali.
Aksi unjuk rasa besar nasional tanpa jarak sosial setelah 25 Mei lalu akibat kematian George Floyd di tangan polisi Minneapolis ditengarai menjadi salah satu kluster baru.
Di beberapa negara bagian, semakin banyaknya orang yang melakukan pengujian menjadi salah satu alasan, sementara di negara bagian lain transmisi lokal menjadi penyebab utama.
Negara-negara bagian yang masih tinggi kasus corona di Amerika Serikat meliputi, New York 418.605 kasus, California (238.955), New Jersey (177.238), Texas (175.509), dan Florida (169.106).
Awal Mula Corona di Amerika
SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, pertama kali masuk ke Amerika Serikat dibawa oleh pelancong dari luar negeri yang singgah di pantai timur.
Selama berbulan-bulan, episenter virus berada di negara bagian yang terletak di wilayah timur laut, meski kini, peningkatan terbesar berada di wilayah selatan dan barat.
Akibat Pelonggaran Aktivitas
Analis berpendapat, yang menjadi pendorong meningkatnya kasus corona di negara-negara bagian di Amerika karena adanya pelonggaran aktivitas warga.
Seperti misalnya Gubernur Arizona Doug Ducey mengakhiri kebijakan untuk "tetap di rumah saja" pada 15 Mei lalu.
Doug juga mulai merelaksasi pembatasan sosial pada bidang bisnis.
Penduduk Arizona yang sebelumnya terkurung selama enam minggu terlihat mulai membanjiri pusat-pusat hiburan di Phoenix, dengan mengabaikan pedoman jaga jarak.
Lonjakan kasus baru mulai terlihat pada 10 hari berikutnya. Analisis yang dilakukan APNews menemukan, Arizona memiliki rata-rata 400 kasus baru sejak lockdown dilonggarkan dan melonjak dua minggu kemudian hingga melampaui 1.000 kasus baru per hari pada awal pekan ini.
Di negara bagian North Carolina juga terjadi lonjakan yang cukup banyak.
Profesor epidemiologi di University of North Carolina Kimerly Powers mengatakan, lebih banyaknya pengujian yang dilakukan orang-orang di North Carolina, menjadi pendorong utama dari lonjakan kasus baru-baru ini.
Di negara bagian tersebut, jumlah orang yang melakukan pengujian meningkat dalam dua minggu terakhir. Melihat tren yang demikian, pejabat kesehatan North Carolina bersama Gubernur Roy Cooper telah mendesak masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan demi melindungi diri mereka sendiri.
Negara bagian Texas juga mengalami lonjakan yang cukup drastis. Hal itu diperkirakan terjadi setelah pemerintah setempat membuka tempat-tempat wisata di daerah itu.
Penduduk Texas terlihat mengerumuni garis pantai Texas di momen Memorial Day Weekend, serta dibukanya sebuah taman air dekat Houston.
Tak lama setelah itu, terjadi peningkatan kasus sebesar 42 persen. Masyarakat Texas tak mengindahkan imbauan Gubernur Greg Abbott untuk tetap berada di rumah, dan menyebabkan presentase angka positif tersebut menjadi yang tertinggi.(*/tribun-timur.com)