TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menjelaskan, alasan mengapa dirinya melakukan pergantian Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar, dari Prof Yusran Jusuf kepada Prof Rudy Djamaluddin.
"Saya ingatkan koordinasi, komunikasi itu penting. Saya sampaikan kita tidak mungkin menyelesaikan (Covid-19) sendiri," ujar NA saat ditemui di Gubernuran Jl Sungai Tangka Makassar, Kamis (25/6/2020).
Menurutnya, dibutuhkan kerja keras, kerja bersama, kolaborasi dalam menyelesaikan Covid-19.
"Jangan nanti kita hancur betul, baru kita mengambil langkah," ujar Bupati Bantaeng dua periode itu.
Menurutnya, pergantian Pj Wali Kota Makassar merupakan kewenangan gubernur.
"Gubernur bisa mengevalusasi langkah-langkah, kita bisa melihat day to day, bagaimana ini itu. Jadi bukan soal ada masalah, nggak ada. Ini cuman betul-betul soal pandemi," kata NA
Menurutnya, Pandemi Covid-19 membutuhkan pemimpin yang punya kekuatan.
"Saya sampaikan ke Prof Rudy, selesaikan covid-19. Caranya? Tidak mungkin Anda menyelesaikan sendiri," katanya.
"Seluruh elemen masyarakat digerakkan, dan kita harus lebih tegas kepada seluruh pemerintahan di Makassar tanpa terkecuali. Kalau ada yang main-main, buat apa dipertahankan," jelasnya.
Menjabat sebagai Pj Wali Kota ini amanah dari rakyat, pejabat harus melindungi masyarakat.
"Bukan main-main untuk masyarakat kita. Kondisi saat ini, tidak ada acuan, tidak ada rambu-rambu kita buat. Sekarang tugas Pak Rudy rangkul semua, massifkan edukasi," ujarnya.
"Tidak mungkin kuta rumahkan lagi orang (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Buat strategi, bagaimana orang sehat bekerja, bagaimana orang sakit di rumah," jelas NA.
Bagaiamana target untuk Prof Rudy?
"Saya kira tidak ada yang bisa memprediksi kapan ini kita akan selesaikan. Yang penting ikut arus bersama-sama," ujarnya.
Nasib Prof Yusran?