Apa Itu Malam Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar di Ramadhan? Keutamaan, Jangan Lewatkan Begitu Saja

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi malam Lailatul Qadar. Apa Itu malam Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar di bulan Ramadhan? Keutamaan, jangan lewatkan begitu saja.

TRIBUN-TIMUR.COM - Apa Itu malam Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar di bulan Ramadhan? Keutamaan, jangan lewatkan begitu saja.

Kedua malam itu ada di seperdua terakhir Ramadhan.

Bulan puasa Ramadhan menjadi bulan yang mulia karena adanya peristiwa turunnya Al Quran.

Seringkali umat muslim mengkaitkan turunnya Al Quran ini dengan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar.

Peristiwa tersebut seringkali disambut oleh umat Islam saat bulan Ramadhan dengan menggelar malam-malam peringatan.

Lantas sebenarnya apa itu Nuzulul Quran dan apa itu Lailatul Qadar?

Adakah kaitannya antara keduanya?

Ustadz Tsalis Muttaqin sekaligus Ketua Prodi Ilmu Al Quran dan Tafsir IAIN Surakarta menjelaskan, Al Quran turun tidak dalam satu waktu, namun dua waktu.

Pertama, Al Quran diturunkan Allah dari Lauhul Mahfuz ke Baitul 'Izzah di langit dunia.

Setelah itu, baru Allah menurunkan Al Quran dari langit dunia kepada Rasulullah secara berangsur dan bertahap.

Peristiwa diturunkannya Al Qur an dari Lauhul Mahfuz ke Baitul 'Izzah inilah yang disebut sebagai malam Lailatul Qadar.

Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam.

Lailatul Qadar juga disebut sebagai Malam Seribu Bulan.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah IAIN Surakarta, Baidi memberikan penjelasan tentang Lailatul Qadar dan tanda-tandanya.

Malam Lailatul Qadar telah dijelaskan di dalam Al Quran dalam Surat Al Qadr:

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

innā anzalnāhu fī lailatil-qadr

Terjemahannya, "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan."

وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ

wa mā adrāka mā lailatul-qadr

Terjemahannya, "Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"

لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ

lailatul-qadri khairum min alfi syahr

Terjemahannya, "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."

تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

tanazzalul-malā`ikatu war-rụḥu fīhā bi`iżni rabbihim, ming kulli amr

Terjemahannya, "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan."

سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ

salāmun hiya ḥattā maṭla'il-fajr

Terjemahannya, "Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

Intinya pada ayat ini memberikan pemahaman bahwa di dalam bulan Ramadhan ada satu malam yang mulia yang disebut dengan malam Lailatul Qadar.

Kebaikan pahala yang diberikan kepada orang yang melaksanakan ibadah di waktu Lailatul Qadar itu lebih baik dibanding seribu bulan atau kurang lebih 84 tahun.

Oleh karena itu ada sunnah, yakni pada 10 hari terakhir diperintahkan oleh Rasulullah SAW untuk melakukan iktikaf.

Baidi menganjurkan untuk menjauhi segala godaan dalam menyambut Lailatul Qadar.

"Kencangkan ikat pinggang, jauhkan tempat tidur, jauhkan berbagai godaan dunia untuk menyambut yang namanya Lailatul Qadar," kata Baidi.

Dalam berbagai riwayat telah dijelaskan dalam beberapa hadits Nabi Muhammad SAW, bahwa Lailatul Qadar terjadi di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.

Namun, tidak ada penjelasan lebih detail mengenai malam ke berapa Lailatul Qadar tersebut.

Di antara beberapa ulama memberikan satu pendapat dan gambaran.

Pendapat tersebut di antaranya:

Apabila awal Ramadhan pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 29.

Jika puasa dimulai pada hari Senin, maka malam Lailatul Qadar jatuh pada malam 21.

Kemudian, jika puasa diawali pada hari Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 27.

Jika awal puasa pada hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 25.

Dan jika awal puasa adalah hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam 23.

Syekh Abu Al Hasan sejak baligh hingga tua, ia selalu mengamalkan kaidah tersebut.

Hal itu dilakukan agar bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Lalu apa tanda-tanda Lailatul Qadar?

Dalam penjelasan Baidi, tidak ada penjelasan tegas dari agama tentang indikator terjadinya Lailatul Qadar.

Tapi dalam berbagai riwayat dijelaskan bahwa ada tanda-tanda secara alamiah untuk malam Lailatul Qadar.

Pada saat turun Lailatul Qadar, di pagi hari atau malam hari cuaca sangat tenang, udaranya segar.

Selain itu, di pagi hari sinar matahari cukup cerah dan tidak panas.

Bagaimana sikap kita sebagai umat Islam terhadap malam Lailatul Qadar?

"Karena tadi yang disampaikan adalah sebuah pendapat, maka lebih baik karena kita tidak tahu kapan Lailatul Qadar itu turun pasti itu kodrat Allah itu rahasia Allah SWT," kata Baidi.

Maka dianjurkan kepada kita 10 hari terkhir terutama di malam-malam ganjil, kita disunnahkan oleh Rasulullah SAW untuk menyongsong Lailatul Qadar dengan memperbanyak iktikaf, berdzikir, dan istighfar.

Dengan menyongsong Lailatul Qadar, Allah SWT telah menjanjikan ibadah yang lebih baik dari pada seribu bulan.(*)

Berita Terkini