Corona di Indonesia

Dulu Ucapan 'yang Kaya Bantu yang Miskin' Dihujat, Jubir Covid-19 Yurianto Akhirnya Beri Penjelasan

Editor: Waode Nurmin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jubir Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto

TRIBUN-TIMUR.COM - Juru Bicara Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto akhirnya memberi penjelasan setelah pernah mengeluarkan pernyataan yang menuai hujatan warga soal 'Yang kaya membantu yang miskin'.

Sebelumnya pada awal-awal Covid-19 mewabah di Indonesia, Achmad Yurianto ditunjuk sebagai juru bicara oleh Kementerian Kesehatan.

Dalam jumpa pers beberapa waktu yang lalu di depan awak media, Yurianto mengucapkan pernyataan agar yang kaya membantu yang miskin dan warga miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan.

Ucapan itu dengan cepat menuai sorotan, bukan saja dari warga namun dr Tirta seorang relawan juga.

36 Pedagang Pasar Raya Padang Positif Covid-19, 1.000 Orang Diduga Pernah Kontak dengan Pasien

dr Tirta bahkan melalui Instgaramnya mengecam pernyataan yang keluar dari Achmad Yurianto tersebut.

"Tolong yah pak Jubir kalau keluarkan statement dipikir dulu. Jangan membenturkan penyakit dengan status sosial," ujar dr Tirta.

Setelah hampir dua bulan, Achmad Yurianto akhirnya memberikan penjelasan atas pernyataan itu.

Dia pun memaklumi kenapa kata-katanya itu membuat publik geram dan dia menerima kemarahan warga

Berikut penjelasannya yang dikutip melalui tayangan YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (2/5/2020).

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers yang tayang di Youtube KompasTV, Sabtu (18/4/2020). (Youtube/KompasTV)

Menurut pria yang kerap disapa Yuri itu, videonya itu viral karena ada banyak bagian yang dipotong.

"Saya menghargai kemarahannya, ini kan sebuah pembicaraan yang durasinya sekitar 20 menitan," ujar Yuri.

"Kemudian diekstrak mungkin menjadi 5 detik enggak nyampe kali ya."

Yuri mengatakan, dalam kondisi saat ini, tak ada yang bisa membedakan antara orang yang terifeksi Virus Corona dan yang tidak.

Karena itu, menurutnya semua masyarakat perlu melindungi diri sendiri dan orang lain.

"Esensinya adalah yang pertama bahwa ini sudah enggak tahu lagi siapa yang sakit, siapa yang berpotensi menular," ucap Yuri.

"Ini kan sudah enggak tahu. Oleh karena itu misi kita satu, mari kita saling melindungi agar tidak menjadi sakit."

Lebih lanjut, ia kembali mengingatkan warga untuk sementara tak keluar rumah.
"Karena kalau dia menjadi sakit, maka manakala dia sakit dan tidak merasa ada keluhan bisa nularin saya dong."

"Oleh karena itu maka saya katakan sebaiknya kita tidak keluar rumah," sambungnya.

Terkait hal itu, Yuri menyinggung nasib warga miskin yang terdampak Virus Corona.

Ia pun menyebut banyak pengemudi ojek online (online) yang mengeluh tak bisa mencari nafkah untuk keluarga semenjak Virus Corona melanda.

"Muncul problem karena beberapa kali saya lihat yang sempat viral bagaimana saudara kita yang ojek online mengatakan bahwa 'Saya enggak mau sakit, saya juga enggak mau keluar rumah'," ujar Yuri.

"'Karena kalau saya sakit nanti, di rumah anak istri saya bisa ketularan. Saya enggak mau sakit, tapi kalau saya enggak keluar saya makan apa, anak istri saya makan apa?'."

"'Tolonglah kalau memang ada yang bisa membantu saya mendapatkan makan, sembako, saya enggak keluar kok'," imbuhnya.

Hal itulah yang diakuinya menjadi alasan dirinya meminta warga kaya membantu yang miskin.

Menurut Yuri, jika itu dilakukan, warga miskin tak akan nekat melanggar imbauan pemerintah.

"Inilah yang saya bilang ke beberapa orang yang 'mampu', agar membantu yang tidak mampu."

"Saya tegaskan dengan bahasa saya, yang kaya mbok ya membantu yang miskin," tandasnya.

Simak video berikut ini menit ke-4.16:

Pusat Sebaran Corona Bisa Pindah ke Makassar, Surabaya & Semarang

Resmi dari pemerintah, pusat penyebaran Virus Corona atau Covid-19 (episentrum) di Indonesia kemungkinan bergeser dari Jakarta ke tiga kota besar; Makassar, Surabaya, dan Semarang.

Sebelum itu terjadi, warga kota harus ekstra hati-hati dan berhenti menyepelekan imbauan pemerintah untuk menjaga jarak.

Saat ini, DKI Jakarta masih jadi episentrum disusul Jawa Barat

 

Warga di Kota Makassar sebaiknya hati-hati dan waspada karena telah dinyatakan sebagai episentrum atau pusat virus corona baru.

Hal tersebut sebagaimana diumumkan Juru bicara pemerintah untuk penanganan corona, Achmad Yurianto, Jumat (1/5/2020) malam.

• Work From Home, Penyiar Televisi Kedapatan Selingkuh di Masa Covid-19, Ada Wanita Topless Saat Live

• Pasien Positif Covid-19 di Sulsel Bertambah 56 Orang, Sinjai Langsung 6 Pasien Jumat 1 Mei 2020

Juru bicara pemerintah untuk penanganan korona, Achmad Yurianto, menyatakan bahwa ada tiga daerah yang berpotensi menjadi episentrum baru kasus corona di Indonesia.

Achmad Yurianto menyatakan bahwa ada tiga daerah yang berpotensi menjadi episentrum corona baru, yaitu kota Semarang, Surabaya, dan Makassar.

Karena itu, warga Makassar harus benar-benar patuh pada aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB yang sedang diberlakukan.

Jubir Achmad Yurianto menjelaskan alasan sebagai episentrum baru virus karena kasus di ketiga daerah itu tergolong besar.

Semarang, Surabaya, Makassar, ujar achmad yurianto seperti yang kami kutip dari CNN Indonesia.com.

Ini data sebaran kasus korona yang kami himpun dari laman resmi pantauan covid 19.

Di surabaya ada 438 total kasus positif.

Di semarang catatan situs siaga corona semarang kota, terdapat 118 kasus positif.

 

Sementara di kota makassar, terjadi 367 kasus positif Covid-19.

Dari ketiga kota yang disebut bisa menjadi episentrum baru corona di Indonesia, Surabaya dan Makassar sudah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar.

Selain itu, Berdasarkan data yang dihimpun hingga pukul 12.00, kasus positif bertambah 433 kasus dari hari Kamis  (30,04,2020), sehingga total menjadi 10.551 terkonfirmasi kasus positif corona.

Dari data tersebut, proporsi laki-laki 58 persen sementara perempuan 42 persen.

Dari jumlah positif corona tersebut, ada penambahan 69 pasien yang dinyatakan sembuh, sehingga jumlah pasien yang dinyatakan sembuh adalah 1.591.

Sementara itu, jumlah kasus meninggal dunia juga masih bertambah.

Hari ini ada penambahan 8 pasien meninggal dunia, sehingga jika ditotal jumlah meninggal dunia akibat virus corona adalah 800 jiwa.

 

Yuri juga tekankan untuk tidak mudik agar tidak menularkan ke orang lain yang belum terdampak.

Apalagi orang yang telah lanjut usia serta Kelompok terbanyak berada di sekitar 30-59 tahun atau kelompok produktif dengan mobilitas yang tinggi.

Yuri juga ingatkan untuk tetap menjaga kebersihan kita dan saling membantu bagi masyarakat yang mengalami gejala-gejala bukannya malah dijauhi.

Pemkot Lakukan Penindakan

Pemerintah Kota Makassar mulai melakukan penindakan kepada pihak yang tidak patuh dalam penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Makassar.

Salah satu sasarannya yakni Toko Agung, yang berada di Jl Dr Sam Ratulangi, Kota Makasar.

Toko yang menjual peralatan Alat Tulis Kantor (ATK) itu, terpaksa ditutup paksa oleh Tim Gugus Covid 19 Makassar (TNI Polri, serta Satpol PP).

Jubir Gugus Covid 19 Makassar, Ismail Hajiali mengatakan tidak ada aktivitas dagang selama PSBB berlangsung.

Kecuali kata Ismail, toko toko yang masuk dalam pengecualian, seperti toko yang menjual kebutuhan makan.

"Yang boleh operasi itu yang hanya jual bahan makanan, diluar itu harus tutup," ujar Ismail, Jumat (24/7/2020).

Toko Agung sendiri menurutnya tidak masuk dalam kategori usaha yang dikecualikan.

Lowongan Kerja SMA SMK D3 S1 - PT Indofood Cari Karyawan Baru Besar-besaran se-Indonesia, Cek Link

Kabar Buruk untuk PNS, Jokowi Setuju Sri Mulyani Tunda Gaji 13 & Tunjangan Kinerja Juga Batal Naik

Tak hanya itu, toko yang menjual bahan makanan juga dibatasi operasionalnya.

"Kalau dulu sampai jam 10 malam saat ini mungkin sampai jam 9 malam saja," ujarnya.

Khusus untuk restoran, atau ukm yang menjajakan makanan siap saji, itu harus melakukan sistem take away (Bawa pulang/Bungkus).

Tak Patuhi Aturan PSBB

Aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Makassar yang telah diterapkan sejak Jumat (24/4/2020) masih banyak dilanggar.

Seperti yang yang ditemukan di pos perbatasan Kota Makassar - Maros, Jl Perintis Kemerdekaan, Kamis (30/4/2020) malam.

Kapolsek Biringkanaya Kompol Wayan Wayracana A, S.I.K menuturkan bahwa sepekan Kota Makassar berlakukan PSBB.

Namun, masih ditemukan pengendara maupun masyarakat yang tidak mematuhi aturan.

Sehingga Tripika Kecamatan Biringkanaya, kata dia, berlakukan sistem 24 jam.

Pihaknya juga memberikan teguran keras kepada pengendara maupun masyarakat yang tidak mematuhi aturan PSBB.

"Pengendara maupun masyarakat yang tidak mematuhi aturan pemberlakuan PSBB dengan memberikan surat teguran atau kami arahkan untuk putar balik," katanya.

Tindakan tersebut, kata dia, diharapkan dapat memberikan efek jera kepada pengendara.

"Sehingga ke depannya tidak ada lagi pengendara maupun masyarakat yang tidak mematuhi aturan," harapnya.

Aturan lainnya yang juga masih sering dilanggar yakni terkait batas maksimum penumpang pada kendaraan.

Hal ini terlihat saat tim gabungan dari Polrestabes Makassar, TNI, Satpol PP, Dinas Perhubungan dan Dinas Kesehatan melakukan pemeriksaan di Jl Urip Sumoharjo (sekitar fly over).

Pelaksanaan Operasi Zona 1 yang dipimpin Kasubbag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Supriady Idrus.

"Beberapa kendaraan kamis perintahkan penumpang di bagian depan berpindah ke belakang sesuai komposisi physical distancing," katanya.

Adapula pengendara sepeda motor dilakukan pengukuran suhu tubuh oleh dinas kesehatan.

Sementara terlihat pengendara yang melebihi kapasitas diminta untuk turun dan selalu menggunakan masker.(*)

(KOMPAS.TV/Merlion Gusti/tribun-timur.com/Saldi Irawan-Alfian)

Lowongan Kerja SMA SMK D3 S1 - PT Indofood Cari Karyawan Baru Besar-besaran se-Indonesia, Cek Link

Kabar Buruk untuk PNS, Jokowi Setuju Sri Mulyani Tunda Gaji 13 & Tunjangan Kinerja Juga Batal Naik

Artikel Ini Sudah Tayang di Tribun Wow dengan Judul Dihujat karena Pernyataan 'Si Kaya Bantu yang Miskin', Achmad Yurianto: Bisa Nularin Saya Dong Sebagian artikel ini telah tayang di KOMPAS.TV dengan judul "Terkini! Ada 3 Kota yang Berpotensi Episentrum Corona Baru"



Berita Terkini