TRIBUN-TIMUR.COM - Kemunculan cacing-cacing keluar dari dalam tanah sempat mengagetkan masyarakat di Solo dan Klaten.
Selain penampakannya yang mengerikan, fenomena ini juga dikait-kaitkan dengan fenomena alam, seperti gempa bumi.
Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan isu kemunculan cacing yang dikaitkan dengan akan terjadinya gempa bumi bukan tanpa dasar.
"Sebab, sejumlah gempa merusak di dunia, di antaranya juga diawali dengan gejala alamiah yakni kemunculan cacing tanah secara massal," ujar Daryono dalam siaran pers, Minggu (19/4/2020).
Daryono menjelaskan di Taiwan, kemunculan cacing tanah dilaporkan pada 10 hari menjelang terjadinya gempa Chi Chi pada tahun 1999.
• 3 Hari Jelang 1 Ramadhan 2020, Ini Amalan-amalan Sunah sebelum Masuk Bulan Puasa Ramadhan
Gempa bumi Haicheng di China pada tahun 1975 juga ditemukan fenomena yang sama, tiga hari sebelum peristiwa gempa itu terjadi.
"Beberapa sumber pustaka lain banyak yang mengungkap fenomena kemunculan cacing tanah menjelang terjadinya peristiwa gempa," sambung Daryono.
Daryono menjelaskan menurut Grant dan Conlan, kemunculan cacing tanah di permukaan menjelang terjadinya gempa bumi terkait dengan adanya anomali gelombang elektromagnetik frekuensi rendah.
Dalam sebuah penelitian, lanjut Daryono, turut mengkaji hubungan antara aktivitas cacing tanah dan kelistrikan.
Menurut sumber pustaka Ikeya yang diterbitkan tahun 1996, menempatkan beberapa elektroda yang dialiri arus listrik pada permukaan tanah yang terdapat cacing tanah.
Memang Punya Riwayat Panjang Gempa Bumi Sejumlah cacing ternyata merespon anomali kelistrikan ini dengan cara keluar dari dalam tanah secara hampir bersamaan.
Parameter lain tanda gempa bumi Kendati demikian, kata Daryono, berdasarkan laporan mengenai kemunculan cacing yang terjadi di berbagai tempat di dunia menjelang gempa besar, ternyata selalu didukung dengan data perilaku gejala alam lainnya.
" Gejala alam yang tak lazim seperti kemunculan ular di beberapa tempat, anjing yang terus menggonggong bersahutan, dan ikan yang melompat-lompat di dalam kolam," sambung Daryono.
Kendati demikian, tanda gempa bumi tidak hanya berupa gejala alam yang tak lazim, seperti fenomena perilaku binatang maupun cacing tanah yang bermunculan di permukaan.
Selain perilaku aneh binatang menjelang gempa bumi, para ilmuwan juga menandai adanya perubahan prekursor gempa.
Prekursor gempa adalah fenomena anomali kondisi lingkungan fisis yang dapat menjadi petunjuk yang mengarah akan terjadinya gempa.
Prekursor dapat berupa anomali permukaan tanah, elevasi muka air tanah dan emisi radon, yakni unsur radioaktif yang terjadi secara bersamaan.
Gas radon dipercaya akan keluar ketika batuan akan melepaskan tekanannya, sehingga radon menjadi parameter penting dalam prekursor gempa bumi.
"Dalam hal ini, munculnya cacing di beberapa tempat di Jawa Tengah saat ini belum dapat dikatakan sebagai petunjuk akan terjadinya gempa," jelas Daryono.
Sebab, fenomena cacing tanah di daerah tersebut berdiri sendiri, tidak didukung oleh adanya bukti-bukti alamiah lain dan anomali prekursor gempa bumi.
"Jika tidak ada data pendukung lain, maka munculnya (fenomena) cacing tanah secara massal ke permukaan ini, bisa diakibatkan oleh adanya perubahan kondisi cuaca, iklim, dan lingkungan yang mendadak," papar Daryono.
Komentar netizen
Beberapa warganet beri komentar terkait fenomena ribuan cacing keluar dari tanah.
Penyebabnya karena pencemaran air di dalam tanah.
Cacing keluar dari dalam tanah karena ekosistem tempat tinggalnya terganggu.
Beberapa warganet mengkaitkan desinfektan yang banyak disemprotkan akhir-akhir ini untuk pencegahan Virus Corona.
Cairan desinfektan itu dapat meresap ke dalam air. Di musim hujan ini, air yang mengandung cairan desinfektan meresap ke tanah.
Cairan desinfektan ini berpengaruh pada tanah yang menjadi rumah bagi cacing tanah.
Pencemaran air itulah yang membuat ekosistem dalam tanah terganggu sampai cacing tanah keluar dari tanah.
"Berarti ekosistem didalam tanahnya situ terganggu itu. Bisa jadi karena pencemaran air yg di sebabkan banyaknya cairan disinfectant yg di semprotkan di daerah situ, kena hujan akhirnya meresap ke tanah" tulis akun Instagram @gracidowputra.
"Tetap tenang rasah mikir sek neko neko lur , mungkin itu efek desinfectan atau sabun yang bbrp hari terakir di semprotkan trus menerus yang kmudian larut oleh air hujan meresap kedalam tanah lur ,, sing kulino golek cacing go tehnik air di campur sabun mesti paham." tulis akun Instagram @erwinpranatta.
Pernah terjadi di Bantul
Ternyata fenomena cacing keluar dari tanah pernah terjadi pada 2015.
Melansir dari Kompas.com, foto-foto cacing tanah ke permukaan menjadi viral bahkan dikaitkan dengan gempa tahun 2006 di Yogyakarta.
Masyarakat di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta sempat heboh dengan fenomena cacing-cacing tanah muncul ke permukaan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto, menjelaskan fenomena munculnya cacing ke permukaan tanah di Bantul.
Kala itu Dwi menghimbau pada masyarakat supaya tidak terpancing dengan isu seperti ramalan gempa. Keluarnya cacing ke permukaan tanah bisa terjadi karena faktor iklim dan cuaca.
Fenomena cacing tanah muncul ke permukaan setelah hujan ada penjelasan ilmiahnya.
Para peneliti melakukan penelitian dan menyelidiki binatang hermaprodit ini muncul ke permukaan setelah hujan turun.
Sebelumnya, selama bertahhun-tahun lamanya ilmuwan mengira cacing keluar ke permukaan tanah setelah hujan lebat untuk menghindari diri tenggelam di rumah. Lubang dalam tanah dapat penuh berisi air.
Penjelasan ilmiah
Dosen di Manajemen Lingkungan dan Limbah University of Central Lancashire, Inggris Dr. Chris Lowe, menyanggah alasan tersebut.
"Itu tidak benar, karena cacing tanah bernafas menggunakan kulit mereka dan membutuhkan kelembaban tanah untuk melakukannya," ujarnya mengutip dari Scientific American.
Beberapa jenis cacing ke permukaan setelah hujan untuk melangsungkan perkawainan, namun itu hanyalah sebagian kecil dari ribuan jenis cacing.
Sederet alasan
Ada beberapa alasan mengapa cacing pergi ke permukaan :
1. Migrasi
Cacing tanah tidak bisa tenggelam seperti manusia berada di tengah air. cacing dapat bertahan hidup selama beberapa hari meski tubuhnya terendam dalam air.
Pakar ilmu tanah berpikir bahwa cacing muncul ke permukaan tanah saat terjadi hujan lebat untuk bermigrasi.
Hal ini memungkinkan mereka menempuh jarak yang lebih jauh, untuk melintasi permukaan tanah ketika basah daripada tanah kondisi kering.
"Mereka tidak bisa melakukan ini ketika kering karena mereka membutuhkan tanah yang lembab," kata Dr. Lowe.
2. Menghindari predator
Cacing tanah muncul ke permukaan karena getaran yang ditimbulkan predator pemangsa seperti tikus.
Cacing kerap muncul di tanah untuk menghindari tikus-tikus yang berada di dalam tanah.
"Mereka bisa bergerak dengan cara yang sama karena getaran yang ditimbulkan hujan," ujar Prof Josef Gorres dari Departemen Tanaman dan Tanah, University of Vermont.
Beberapa nelayan memanfaatkan cacing untuk dijadikan umpan memancing. Mereka menggerakkan alat seperti baja atau gergaji pada tiang.
Gesekan tersebut dapat menimbulkan getaran untuk mempermudah cacing muncul ke permukaan.
3. Tanah kering berpengaruh pada kondisi cacing
Cacing tanah hidup di lingkungan tanah lembab. Jika kondisi tanah kering, cacing tanah sulit untuk bertahan hidup.
"Cacing tanah menggali lebih dalam ke tanah di mana ia menjadi lembab ketika kondisinya kering," kata Mary Ann Bruns, Associate Professor Agronomi / Mikrobiologi Tanah di Departemen Tanaman dan Ilmu Tanah di Penn State.
"Mereka akan melakukan semua yang mereka bisa untuk menghindari fluktuasi suhu ekstrem."
4. Cacing Tanah Berkerumun
Penelitian terbaru dalam jurnal Ethology, mengungkapkan cacing tanah dapat membentuk kawanan, berkerumun bersama, dan membuat kelompok.
Melansir dari BBC, cacing tanah menggunakan sentuhan untuk berkomunikasi dan berinteraksi.
Para ilmuwan melakukan eksperimen pada kawanan cacing di permukaan.
Penelitian tersebut menemukan isyarat sosial antara cacing tanah dapat berpengaruh ke perilaku.
Kawanan cacing tanah berkerumun untuk melindungi diri mereka. Perlindungan ini bisa terjadi karena perubahan cuaca. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Fenomena Cacing Bermunculan Tanda Gempa Bumi, Ahli Jelaskan",