MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Petugas salah sangka hingga jenazah dosen UIN Alauddin Makassar dimakamkan di pemakaman khusus pasien Virus Corona atau Covid-19, di Macanda, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel.
Awalnya, jenazah tersebut disangka merupakan pasien Covid-19 hingga dimakamkan sesuai dengan protokol.
Belakangan, hasil tes menunjukkan ternyata almarhum negatif Virus Corona.
Keluarga pun akan memindahkan makam almarhum ke kampung halaman, di Kabupaten Barru, Sulsel.
Makam pensiunan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri atau UIN Alauddin Makassar, almarhum Abdul Rasyid Enjang Lanta (62) akan dibongkar pihak keluarga.
Pada Selasa (7/4/2020) almarhum menghembuskan nafas terakhir di RS Awal Bros, Kota Makassar, dengan status positif Virus Corona atau Covid-19.
Proses pemakaman pun dilakukan sesuai dengan protokol pemakaman jenazah pasien Covid-19.
Belakangan setelah keluar hasil uji laboratorium, jasad Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Partai Berkarya ini ternyata negatif atau tidak terjangkit Virus Corona.
Selama sepekan juga, pihak keluarga, kerabat, dan sahabat almarhum di Makassar, Gowa, Barru, dan daerahnya lainnya merasa terkucilkan dari masyarakat.
Dari hasil pemeriksaan tim kesehatan terpadu Sulsel, Rasyid meninggal dunia karena komplikasi penyakit yang didera 2 tahun terakhir.
Pihak keluarga pun ingin memindahkan makam almahrum ke kampung halaman di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
“Kini proses pemindahan jenazah Abba, kita menunggu persetujuan dari pihak terkait,” kata Halim Muharram, keponakan almarhum kepada Tribun-Timur.com, Rabu (15/4/2020).
Pihak terkait yang dimaksud adalah Yayasan Pengelola Kompleks Makam Pemrov Sulsel, di Macanda, Kabupaten Gowa.
Disebutkan, almarhum memang sudah didera penyakit sindrom mielodisplasia (MDS) sumsum tulang belakang, infeksi jantung dan paru-paru sehingga membuat gejalanya terlihat mirip dengan Covid-19.
Gejala medis itulah yang membuat tim dokter, mendiagnoas positif.
“Apalagi sebelumnya beliau dari perjalanan dinas ke Jakarta sehingga rumah sakit mengeluarkan status PdP (Pasien dalam Pengawasan),” kata Halim Muharram.
Sebelumnya, di rumah sakit swasta di Jl Urip Sumiharjo, Makassar itu, Rasyid dirawat dengan status PdP Virus Corona.
Jenazahnya pun dimakamkan sesuai protokol pasien positif Virus Corona.
Usai dimandikan, dishalati, jenazahnya di-wrapping plastik kedap udara.
Disemprot cairan disinfektan.
Pengurus jasadnya berpakaian hamzat lengkap, laiknya tenaga medis Laboraturium Covid-19.
Pihak dokter dan Tim Penaggulangan Covid-19 di Sulsel pun memutuskan jenazahnya dimakaman di Kompleks Pemakaman Khusus Pasien Positif Covid-19, di Macanda, Gowa, sekitar 17,5 Km sebelah timur Makassar, ibu kota Provinsi Sulsel.
Almarhum dimakamkan 9 hari lalu, Selasa (7/4/2020), karena dikabarkan terpapar Virus Corona.
Tak ada pelepasan jenazah di rumahnya, di Gunungsari, Kecamatan Rappocini, Makassar.
M Irfan Yahya, salah satu kerabat almarhum, menyebut selain petinggi parpol dan dosen di Sulsel, Rasyid juga dikenal sebagai pendakwah dan pimpinan pondok pesantren serta pendiri sebuah lembaga penghafal Alquran di Kota Makassar.
Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar Abustani Ilyas mengatakan, almarhum Rasyid diketahui sebelumnya sudah mengajukan pensiun dini dari kampus UIN, dan diketahui selama 2 tahun terakhir rutin menjalani perawatan di rumah sakit.
Halim Muharram yang juga Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulsel ini meminta semua pihak, termasuk keluarga untuk tenang, tidak panik, dan tidak mengucilkan keluarga almarhum.
Pihak keluarga memohon dengan sangat dan mungkin jadi pelajaran untuk kami sekeluarga pun kita semua untuk lebih berhati-hati dalam memberitakan atau menyebar berita yang belum pasti kebenarannya.
“Wajar bila khawatir, tapi panik dan tidak peduli juga bukanlah solusi, hanya memperburuk situasi. Mari kita mengganti ketakutan menjadi kewaspadaan, tak perlu berlebihan dengan mencemasi hanya antisipasi. Pergunakan sosial media kita dengan bijak, pilah-pilih informasi,” kata Halim Muharram.
Mereka berpesan ke orang banyak.
“Sebar info kebahagiaan, agar selalu ada harapan, bukan ujaran kebencian apalagi menyesatkan. Semoga menjadi pelajaran buat kita semua. Kami akhiri dengan ucapan terima kasih yang tak terhingga atas semua ucapan belasungkawa untuk beliau, dan kami ikhlas memaafkan orang-orang yang menyebar berita salah.”
Jumlah Kasus di Sulsel
Berdasarkan data dilansir melalui laman Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia melalui laman covid19.go.id, jumlah kasus di Sulsel atau warga positif terinfeksi sebanyak 242 orang.
Sebanyak 42 di antaranya sudah sembuh dan ada 15 meninggal dunia.
Sulsel pada saat ini berada di urutan keenam dalam jumlah kasus terbanyak.
Berikut ini provinsi di atas dan di bawah Sulsel dalam jumlah kasus Covid-19:
1. DKI Jakarta
Terkonfirmasi: 2.474
Sembuh: 164
Meninggal: 242
2. Jawa Barat
Terkonfirmasi: 559
Sembuh: 23
Meninggal: 52
3. Jawa Timur
Terkonfirmasi: 499
Sembuh: 81
Meninggal: 45
4. Jawa Tengah
Terkonfirmasi: 292
Sembuh: 19
Meninggal: 27
5. Banten
Terkonfirmasi: 281
Sembuh: 7
Meninggal: 25
6. Sulawesi Selatan
Terkonfirmasi: 242
Sembuh: 42
Meninggal: 15
7. Bali
Terkonfirmasi: 98
Sembuh: 23
Meninggal: 2
Hingga pada hari ini, di Indonesia sudah ada 5.136 kasus atau ada 297 penambahan kasus baru pada hari ini.
Sebanyak 4.221 orang di antaranya masih dirawat, 446 orang sembuh, dan 469 orang meninggal dunia.
Jumlah meninggal dunia masih lebih banyak dari yang sembuh.(*)
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul ' Negatif Covid-19 Setelah 7 Hari, Kuburan Dosen UIN Digali Keluarga untuk Dipindah ke Kampung Halaman '
Editor: thamzil thahir