TRIBUN-TIMUR.COM - Sebuah video viral menampilkan kondisi penumpang dalam keadaan panik dan histeris karena ada informasi diduga anak buah kapal atau ABK Positif Corona.
Karena panik akan terjangkit, ada penumpang dikabarkan sampai Terjun ke Laut.
Diketahui video itu terjadi di KM Lambelu yang akan bersandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Senin 6 April 2020.
Informasi awal dijelaskan Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, jika laporan dari Nunukan saat berlayar ada empat penumpang yang positif Virus Corona.
"Sesuai laporan posko Nunukan bahwa kapal ini berlayar bersama empat penumpang Positif Virus Corona tapi sekarang sudah turun. Artinya ada potensi 30 ABK terinfeksi karena tidak ada pergantian ABK," ujar Fransiskus dikutip dari akun Instagram @infokomando.
Karena informasi itu, KM Lambelu akhirnya dilarang bersandar sementara di pelabuhan Lorens Say Maumere.
Penumpang yang tidak mau terjangkiti, akhirnya panik didalam kapal.
Terlihat juga petugas kapal berusaha menenagkan penumpang
Lima penumpang bahkan dilaporkan sampai terjun ke laut.
Para penumpang sebelum terjun ke laut, terlebih dahulu melempar pelampung.
Penumpang lainnya tampak histeris ketika melihat aksi nekat tersebut.
Bahkan ada yang sampai berteriak meminta tolong.
Kapal KM Lambelu baru bisa bersandar malam hari, setelah seluruh penumpang diperiksa sesuai standar kesehatan dari WHO
Alasan KM Lambelu Ditolak Bersandar di Pelabuhan
Sebelum adanya tindakan penumpang terjun ke laut, ratusan warga Jalan Kimang Buleng, Kelurahan Kota Uneng, Kota Maumere, melakukan aksi penolakan.
Mereka menolak SD St. Yosef Maumere sebagai tempat karantina 233 penumpang KM Lambelu yang rencananya akan diturunkan di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Senin (6/4).
Warga berkumpul di depan SD St Yosef untuk menyatakan sikap penolakan mereka. Lurah Kota Uneng yang hadir di lokasi, kerepotan menenangkan warga.
Anggota Komite Sekolah Yan de Nong menegaskan warga menolak SD St Yosef sebagai tempat karantina penumpang kapal.
Mereka bahkan sudah tahu dari media sosial ada penumpang yang datang ke Maumere positif Corona.
"Kami tidak pernah tahu kondisi dan asal-usul penumpang. Bahkan kita semua juga tidak tahu apakah di dalam tubuhnya sudah ada virus atau tidak," kata Yan.
Ia menyebut warga ketakutan.
"Warga sangat takut. Sebaiknya cari tempat lain yang jauh dari permukiman warga. Kalau dipaksakan sekolah ini dijadikan tempat penampungan bisa terjadi reaksi yang lebih keras lagi," tambah warga lainnya, Cornelis.
Cornelis menilai tidak tepat sekolah yang saat ini sedang diliburkan karena ancaman virus Corona, kemudian menjadi lokasi karantina.
"Akan timbul beban psikologis yang sangat berat bagi anak-anak dan orangtua dengan sekolah ini. Sebaiknya cari lokasi lain yang jauh dari jangkuan dan permukiman warga," imbuh Cornelis.
Keberatan warga kemudian direspon Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Sikka. SD St Yosef Maumere pun batal jadi lokasi karantina.
"Untu sekolah yang dipersiapkan (karantina) semuanya dibatalkan," tulis Kepala Dinas PPO Sikka, Mayela da Cunha, dalam pesan WhatsApp kepada Pos Kupang.
Diminta pendapatnya soal alasan pembatalan, ia mengatakan nanti Bupati Sikka Robby Idong yang akan menjelaskan. Bupati Senin pagi juga sudah menyurati Direktur PT Pelni Pusat dan meminta penundaan KM Lambelu berlabuh tambat sampai, Minggu (12/4).
Penundaaan ini supaya pihak kapal melakukan karantina perjalanan selama 14 hari, untuk memastikan semua penumpang dan anak buah kapal tidak terjangkit virus Vorona.
Setelah SD St Yosef batal jadi lokasi karantina, Pemkab Sikka kemudian memindahkan lokasi karantina ke Gedung Sikka Convention Center (SCC).
Sulap SCC
SCC Maumere yang berada di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok Timur berada di Jalan A Yani telah disiapkan tempat tidur dan kamar bagi para penumpang KM Lambelu.
Penetapan SCC Maumere jadi lokasi karantina terungkap dalam foto-foto SCC telah dipasang sekat dan tempat tidur.
Tidak hanya itu, Pemkab Sikka juga menyiapkan khusus Asrama Perawat di belakang RSUD TC Hillers Maumere untuk Ruang Isolasi Covid-19.
Asrama dengan 19 ruangan ini dibangun hanya dalam waktu 10 hari.
Penggunaannya akan diresmikan Bupati Robby Idong hari ini, Selasa (7/4) pagi. Bupati menjelaskan ruangan isolasi tersebut sudah selesai dibangun.
Ini menjadi bukti keseriusan Pemkab Sikka menangani Corona.
"Ruangan isolasi ini dibangun 10 hari saja dan besok (hari ini. red) akan diresmikan. Saya minta masyarakat Sikka jangan panik. Tetap tenang. Ikuti langkah pemerintah serta anjuran kesehatan. Tetap di rumah, pakai masker, dan cuci tangan pakai antiseptik," papar Bupati Robby seraya menyebut APD untuk Tim Medis juga sudah disiapkan.
Dalam kesempatan itu, Bupati Robby Idong menambahkan Pemkab Sikka telah mengajukan dana dalam rangka penanganan Corona.
Pihaknya mengganggarkan dana bagi warga kurang mampu, termasuk membantu membebaskan biaya rekening air dan pulsa listrik pada meteran 450 Kwh dan 900 Kwh.
"Pemerintah sudah mengambil langkah cepat agar ada bantuan bagi warga Sikka seperti sembako, pulsa listik dan pembebasan meteran air. Ini langkah dari pemerintah karena warga yang tidak ada pekerjaan tetap harus mendapat perhatian dari pemerintah," papar Bupati Robby di Stu Yosef Maumere.
Bupati didampingi Kapolres Sikka, AKBP Sajimin dan Dandim 1603 Sikka, Letkol Inf Zulnalendra Utama.
"Anggaran penanganan Corona sudah dibahas bersama dewan. Anggaran tersebut dipakai untuk pembelian APD dan kebutuhan lain dalam penanganan Corona," ujarnya.
Surati Pelni
Bupati Robby Idong senin pagi menyurati Direktur PT Pelni Pusat dan meminta penundaan KM Lambelu berlabuh tambat.
"Tadi (kemarin. Red) padi pagi Pak Bupati panggil saya membuat surat ke PT Pelni Pusat, minta batalkan labuh tambat hari ini (kemarin. Red)," kata Sekretaris Dinas Perhubungan Sikka, Ferdy Lepe.
Fery menjelaskan surat tersebut telah dikirim melalui email ke Manajemen PT Pelni di Jakarta.
Beberapa pihak di Maumere juga telah disampaikan tembusan. Ferdy menegaskan KM Lambelu tidak boleh berlabuh Senin malam di Pelabuhan Lorens Say.
Kapal baru diperbolehkan sandar 12 April 2020, setelah menjalani masa karatina di atas kapal.
"Desakan warga sangat kuat menolak kapal sandar membuat pemerintah menyurati Manajemen PT Pelni," imbuh Ferdy.
Pantauan Pos Kupang, Senin kemarin pukul 19.30, belum ada tanda- tanda kedatangan KM Lambelu.
Tak terlihat hilir mudik calon penumpang yang hendak berangkat dan para penjemput. Di terminal penumpang tak terlihat seorang pun.
Pemandangan ini sangat berbeda dari hari-hari sebelumnya, ketika kapal penumpang akan tiba di pelabuhan.
Kendaraan dan manusia biasanya sudah berjejal.
Di dermaga sandar kapal Pelni, justru disandari sebuah kapal tol laut. Sedangkan di dermaga umum tampak kapal kontainer dan beberapa unit kapal barang.
Tak kurang dari 10 orang penumpang tujuan Sulawesi berada di pintu masuk menuju dermaga.
Mereka hanya berdiri di depan pintu, tak tahu pasti apakah kapal akan tiba Senin malam atau tidak.
"Saya tunggu saja di sini. Kalau kapal tidak datang, saya kembali ke rumah. Besok (hari ini. Red) saya akan cek lagi ke sini," ujar Saiful, penumpang tujuan Palu.
Saiful mengaku khawatir dengan kondisi saat ini dengan pandemi Corona. Namun ada keperluan penting di kampung yang mengharuskanya pulang.
Sementara itu, P4TKI Maumere memastikan tidak ada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di KM Lambelu.
"Saya sudah koordinasi dengan BP3TKI di Nunukan, Jumat (4/4). Mereka menyatakan tidak ada PMI asal Sikka yang dideportasi dari Malaysia. Selama ini PMI dideportasi karena pelanggaran keimigrasian ditampung di Nunukan kemudian diatur pemulanganya," kata Koordinator P4TKI Maumere Rafael Rada.
Ia mengakui, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sikka, Germanus Goleng, sudah menghubunginya menanyakan kemungkinan apakah ada PMI yang dideportasi diangkut KM Lambelu.
Menurut Rafael dari penjelasan Kepala BP3TKI Nunukab saat ini Nunukan dan Malaysia sedang isolasi wilayah, sehingga tidak ada PMI yang dipulangkan. (*)
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judulVIDEO Detik-detik Penumpang KM Lambelu Terjun ke Laut Karena Isu Corona, Dilarang Merapat di Maumere