Gaji THR dan Gaji 13

Prof Arismunandar Sebut Pemangkasan Gaji ke-13 Berdampak pada Tahun Ajaran Baru

Penulis: Ari Maryadi
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guru Besar Manajemen Pendidikan UNM, Prof Dr Arismunandar (kemeja putih)

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Presiden Joko Widodo sedang melakukan beberapa pertimbangan terkait pembayaran gaji ke-13 dan tunjangan hari raya (THR) untuk aparatur sipil negara (ASN) atau PNS di tengah pandemik virus corona (Covid-19).

Pertimbangan pembayaran gaji ke-13 tersebut terkait dengan belanja pemerintah yang mengalami tekanan.

Menanggapi hal tersebut, Akademisi Universitas Negeri Makassar UNM), Prof Arismunandar, Senin (6/4/2020) menilai pemangkasan ataupun penundaan gaji ke-13 dan THR akan menimbulkan kekecewaan apabila betul-betul diberlakukan.

Mantan rektor UNM dua periode itu menilai ada berbagai dampak yang ditimbulkan apabila gaji ke-13 dan THR dipangkas ataupun ditunda pembayarannya.

Antara lain penurunan daya beli masyarakat pada momentum hari raya dan penurunan pendapatan UMKM.

Guru Besar Manajemen Pendidikan ini menambahkan, hal itu juga bisa berdampak sektor pendidikan.

Ia mencontohkan pengadaan kebutuhan alat-alat sekolah pada awal tahun ajaran baru nantinya.

Sebab, katanya, gaji ke-13 PNS semalam ini digunakan untuk membiayai kebutuhan anak-anak sekolah.

Boleh jadi, kata dia, juga nanti diikuti perusahaan swasta. Karena ada contoh, kalau itu terjadi di sektor negeri maka jadi contoh juga di sektor swasta.

Karena akan memberikan efek selanjutnya, dan bahkan ya mungkin bisa juga berefek kepada kemampuan masyarakat bersedekah.

Itu juga akan menurun karena itu (apabila gaji ke-13 dan THR dipangkas ataupun ditunda).

Kedua, dampak ekonominya juga tidak bisa menggerakkan sektor-sektor pelaku usaha. Misalnya untuk belanja sektor ekonomi masyarakat kita. Termasuk belanja berkurang untuk lebaran.

Peternak ayam, pengusaha beras, petani, tentu juga akan kena dampak ini.

"Nah ini persoalan yang dihadapi ini (rencana pertimbangan gaji ke-13) kan dalam masa-masa panen kita ini sekarang," katanya.

"Petani kita ini banyak sekali, bahkan banyak daerah yang sedang panen raya sekarang. Karena hasil pertanian mereka begitu bagus," lanjutnya.

Nah ini yang dikhawatirkan karena petani tidak bisa dapat timbal beli dari hasil pertanian itu karena konsumsi masyarakat berkurang.

Sekarang saja, pasar sepi, jadi dengan tidak adanya stimulus gaji ke-13 atau THR itu akan menyebabkan problem.

Yang jadi masalah karena secara personal kalau THR kan untuk lebaran, tapi gaji ke-13 selama ini digunakan untuk pembiayaan anak sekolah.

"Gaji ke-13 diberikan ketika pergantian tahun-tahun ajaran. Nah sekolah tentu tidak bisa menunggu, sehingga kalau ada pilihan kita usulkan ke pemerintah kalau bisa membayar dua-duanya ya dibayar saja," tuturnya.

"Kan banyak uang yang bisa dihemat sebenarnya, karena dampaknya ini sungguh sangat besar. Tapi kalau harus memilih, maka harus bisa dipertahankan gaji ke-13 itu," jelasnya.

Untuk jadi bagian dari membantu keluarga untuk bisa memberi biaya, untuk pendidikan anak. (*)

Laporan Wartawan Tribun Timur @bungari95

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp

Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur: 

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Berita Terkini