FTI UMI

Kabar Baik, Mahasiswa FTI UMI yang Jadi Relawan Saat Pandemi Covid-19 Dapat SKS, Ada Edaran Dekan

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyemprotan disinfektan untuk cegah Virus Corona atau Covid-19 di RS Grestelina, Jl Hertasning, Makassar, Sulsel, Senin (30/3/2020). Aksi sosial ini dilakukan atas kerja sama IDI Cabang Makassar Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Sulsel, Polsek Panakukang, dan Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI.

TRIBUN-TIMUR.COM - Kabar baik, mahasiswa FTI UMI yang jadi relawan saat pandemi Covid-19 dapat SKS, ada edaran dekan.

Kabar baik bagi mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan volunterisme dalam upaya pencegahan dan penanganan pandemi Virus Corona atau Covid-19.

Direkorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI ( Ditjen Dikti Kemendikbud ) menyetarakan kegiatan volunterisme dengan perkuliahan.

Apabila kegiatan volunterisme itu berlangsung selama 6 bulan penuh atau sama dengan 1 semester, akan dinilai setara dengan bobot 20 SKS ( Satuan Kredit Semester ).

Demikian inti dari Surat Edaran Ditjen Dikti Kemendikbud bernomor 262/E.E2/KM/2020 tertanggal 23 Maret 2020 terkait dengan aktivitas pembelajaran selama masa darurat pandemi Virus Corona.

Surat tersebut ditandatangani Plt Direktur Dikti, Nizam.

Dalam surat edaran itu, Ditjen Dikti Kemendikbud mengimbau kepada pimpinan perguruan tinggi untuk dapat mengatur pembelajaran dari rumah yang dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan yang positif, baik berupa pembelajaran secara online (daring) maupun offline (luring).

Bisa pula dalam bentuk kegiatan pembelajaran berbasis semangat merdeka belajar sesuai kebijakan Kampus Merdeka seperti project based learning, relawan kemanusiaan atau penelitian yang relevan dengan upaya menahan laju penyebaran pandemi Virus Corona.

Ditjen Dikti pun mencontohkan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan sesuai dengan disiplin ilmu, misalnya mahasiswa keinsinyuran membuat bahan dan peralatan medis.

FTI UMI Lebih Dulu Aplikasikan

Nah, apa yang disampaikan dalam surat edaran itu rupanya sudah lebih dulu diaplikasikan di Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia ( FTI UMI ).

Bermula dari peristiwa gempa bumi yang memicu tsunami dan likuefaksi di Sulawesi Tengah, September 2018.

Beberapa hari setelah bencana yang menyebabkan lebih dari 2 ribu orang tewas (data BNPB), masih dalam masa tanggap darurat, Dekan FTI UMI, Zakir Sabara H Wata mengirim sejumlah mahasiswa ke Palu dan Donggala, daerah paling terdampak untuk menjadi relawan (volunteer).

Zakir Sabara H Wata yang menjadi komandan kemudian menamai kelompok relawan tersebut Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI.

Di Makassar, Sulsel, di dalam kampus, FTI UMI membuka posko penerimaan bantuan untuk disalurkan kepada para korban di provinsi tetangga.

Posko tersebut dikelola mahasiswa dengan dibantu dosen dan karyawan atas arahan dekan.

Kerja kesukarelawanan ini berlangsung selama berbulan-bulan.

Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI baru meninggalkan Sulawesi Tengah saat masa pemulihan bencana.

Tugas Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI tak berhenti di Sulawesi Tengah.

Saat banjir bandang di Sulsel, Januari 2019 dan banjir bandang di Sulawesi Tenggara, Juni 2019, Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI juga terjun langsung ke lapangan bersama dengan dekan.

Segala bentuk tenaga dikerahkan demi meminimalisir jumlah korban jiwa.

Aksi terbaru Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI dapat dilihat di tengah pandemi Virus Corona.

Mahasiswa dari 3 program studi di FTI UMI, yakni Teknik Industri, Teknik Kimia, dan Teknik Pertambangan bahu-membahu-bahu bekerja di laboratorium, bengkel (workshop), dan di lapangan.

Mahasiswa Teknik Kimia dibantu dosen membuat hand sanitizer dan disinfektan untuk dibagikan dan disemprotkan secara cuma-cuma atau gratis.

Mahasiswa Teknik Industri membuat masker (alat pelindung diri), wastafel portable, dan mesin penyemprot disinfektan otomatis.

Mahasiswa Teknik Pertambangan bertugas menyemprotkan disinfektan di rumah sakit, rumah ibadah, puskesmas, hingga gedung kantor pelayanan publik.

Juga mendistribusikan hand sanitizer, utamanya kepada petugas medis sebagai pihak yang rawan terinfeksi Virus Corona karena profesinya.

• Zakir Asal Makassar Viral di Facebook, Bekerja dalam Senyap Saat Pandemi Virus Corona, Siapa Dia?

Zakir Sabara H Wata menyebut, mahasiswa yang terlibat dalam Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI saat pandemi Virus Corona sebanyak 66 orang.

Mereka bertugas sesuai dengan disiplin ilmu.

"Seluruh Tim mahasiswa FTI UMI ini mengimplementasikan pengetahuan dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan," kata Zakir Sabara H Wata sekaligus dosen Teknik Kimia.

Tim pembuat dan produksi disinfektan melibatkan 12 mahasiswa didampingi 3 dosen sebagai penanggung jawab.

Tim pembuat dan produksi hand sanitizer melibatkan 21 mahasiswa didampingi 7 dosen sebagai penanggung jawab.

Tim pembutan dan produksi APD ( Alat Pelindung Diri ) melibatkan 10 mahasiswa didampingi 2 dosen sebagai penanggung jawab.

Lalu ada tim yang bertugas di lapangan sebanyak 23 orang mahasiswa didampingi 2 dosen, termasuk dekan.

• Cegah Virus Corona atau Covid-19, FTI UMI Sudah Semprot Disinfektan di 64 Tempat di Makassar

Melihat apa yang telah dilakukan Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI, Dekan FTI UMI pun mengapresiasi Surat Edaran Ditjen Dikti.

Dia bahkan telah membuat surat edaran kepada para ketua program studi terkait dengan konversi kegiatan kemanusiaan atau kesukarelawanan ke dalam SKS.

Di FTI UMI, kegiatan kesukarelawanan terkait dengan pandemi Virus Corona yang berdurasi 40 jam setara dengan 1 SKS.

"Memperhatikan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Surat Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No 262/E.E2/KM/2020 tentang Pembelajaran Selama Masa Pandemi Covid-19 dan dalam kerangka semangat Merdeka Belajar."

"Maka FTI UMI akan menyetarakan kegiatan kemanusiaan yang dilakukan para mahasiswa dengan melakukan konversi waktu kegiatan dalam nilai Satuan Kredit Semester (SKS). Konversi ini sebenarnya belum cukup untuk menghargai keberanian dan kepedulian yang ditunjukkan oleh pejuang kemanusiaan ini. Yang sejak 12 Maret 2020 mulai bergerak sampai saat ini."

"FTI UMI mengapresiasi keberanian, kepedulian, sikap mementingkan orang lain dan sikap mau berbuat yang di tunjukkan oleh seluruh Tim Relawan Mahasiswa & Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI Makassar. Semoga upaya ini bisa segera memutus penyebaran COVID-19 dan yang ananda lakukan tetap selalu dalam lindungan Allah SWT bernilai ibadah."

Demikian disampaikan Zakir Zabara H Wata dalam keterangan tertulisnya kepada Tribun-Timur.com.

Guna keperluan administrasi, FTI UMI membuat log book kegiatan kerelawanan mahasiswa yang harus diisi dalam setiap tugas kesukarelawanannya.(*)

Berita Terkini