TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot mengalami pelemahan.
Berdasarkan data Bloomberg Kamis (19/03/2020) pukul 08.04 WIB, di pasar spot rupiah berada pada posisi Rp 15.315 per dolar AS, namun rupiah terus terpantau melemah.
Posisi ini melemah 0,61 persen dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 15.223.
Adapun di kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp 15.712 per dolar AS.
Posisi ini melemah dibandingkan hari penutupan sebelumnya yang berada di posisi 15.223 per dolar AS.
Adapun kurs di bank-bank besar di Indonesia, seperti di Bank Central Asia (BCA), kurs jual dipatok pada Rp 16.030 per dolar AS.
Kurs jual berarti pihak bank menjual dollar AS pada posisi ini. Sementara untuk kurs beli BCA adalah Rp 15.830 per dolar AS.
Kurs beli ini berarti bila Anda ingin menjual dollar AS maka pihak bank akan membelinya pada posisi ini.
Bank Mandiri kurs jual 16.150 dan kurs beli 15.850.
Owner PT Togika Group, Mustajab Mudji mengatakan jika kondisi ini terus berlanjut maka daya beli masyarakat lesu atau turun.
Pasalnya, kemungkinan harga rumah akan naik karena komponen impor sangat besar pada bahan pembangunan.
Menurutnya, meskipun kebanyakan bahan-bahan bangunan yang digunakan lokal namun ada beberapa harus impor.
"Kalau rupiah terus melemah, maka kami bisa pastikan bisnis properti akan semakin lesu," katanya saat dikonfirmasi tribun-timur.com, Kamis (19/3/2020).
Untuk itu, melemahnya Rupiah menjadi situasi yang sulit bagi pengembang. Khususnya dari sisi pemasaran produk, pembelian bahan dan sebagainya.
Wakil ketua DPD REI Sulsel ini menambahkan, kondisi ini merupakan salah satu imbas dari Covid-19 yang akan berdampak pada perlambatan ekonomi.
Hal tersebut disebabkan menurunnya transaksi dan kegiatan ekonomi di masyarakat karena khawatir terjangkit virus.