Formula E

Megawati Tolak Rencana Anies Baswedan Hadirkan Formula E di Monas: Itu Cagar Budaya!

Editor: Hasrul
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Megawati Tolak Rencana Anies Baswedan Hadirkan Formula E di Monas: Itu Cagar Budaya!

TRIBUN-TIMUR.COM - Megawati Tolak Rencana Anies Baswedan Hadirkan Formula E di Monas: Itu Cagar Budaya!

Rencana Gubernur DKI Jakartra, Anies Baswedan hadirkan Formula E di Monas mendapat penolakan keras dari mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) Megawati Soekarnoputri mengingatkan bahwa Monumen Nasional ( Monas ) merupakan cagar budaya.

Megawati menyayangkan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggelar penyelenggaraan balap mobil Formula E di kawasan Monas.

Sebab, Monas merupakan cagar budaya. Artinya, tidak boleh digunakan untuk Formula E.

Namun, Megawati meminta untuk tidak dibenturkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Monas itu didalam keputusan peraturan itu adalah cagar budaya jangan dibentur-benturkan saya sama Pak Anies, saya ngomong Monas itu adalah sudah pasti peraturannya cagar budaya. Apa artinya? Tidak boleh dipergunakan untuk apapun juga," ujar Megawati.

Sean Gelael Dinilai Pantas Wakili Indonesia di Ajang Formula E, Ini Profil dan Prestasinya

Disampaikan Megawati saat memberikan sambutan dihadapan para calon kepala daerah yang diusung oleh PDIP di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2020).

Megawati pun sempat menceritakan saat Presiden Pertama Republik Indonesia Sukarno menghendaki Monas dibangun di Lapangan Merdeka yang berada tepat di depan Istana Merdeka sehingga ketika ada tamu negara yang datang, simbol kemegahan bangsa Indonesia itu langsung terlihat.

"Sekarang jadi kebanggaan nasional," kata Megawati.

Anggota TNI Mayor Bambang Korban Helikopter Jatuh Sempat Curhat Takut Ikut Terbang ke Papua

Menurut Megawati Monas memiliki nilai sejarah Indonesia. Karena itu tidak seharusnya Formula E diadakan di Monas, yang merupakan cagar budaya.

"Kenapa sih Formula E itu kenapa sih harus di situ? Kenapa tidak ditempat lain? Peraturan itu ya peraturan. Kalian meski tahu jangan sampai melanggar aturan, alasan apapun," tutur Megawati.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Megawati: Kenapa Formula E Harus di Monas? Itu Cagar Budaya

Skema Trek Untuk Balap Formula E

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho mengatakan saat ini ada dua skema lintasan Formula E yang telah dirancang.

Yakni skema awal yang memakai jalur di kawasan Monas dan skema lainnya berada di area Gelora Bung Karno (GBK).

Dua skema trek itu akan dibawa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo, malam nanti.

"Ada dua pilihan, kalau seandainya tidak diperbolehkan di Monas, kan di area GBK. Tapi kalau diperbolehkan di Monas ya kita tindak lanjuti," kata Hari di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin (10/2/2020).

Kalah Lawan Persikabo dan Seri Saat Persiba, CEO PSM Tanggapi Santai Hasil Uji Coba di Bogor

Adapun pertemuan Anies baswedan dengan Jokowi merupakan bentuk konsultasi perihal rencana perhelatan Formula E di kawasan Medan Merdeka.

Dijelaskan Hari, dua skema trek tersebut telah punya perhitungan matang.

Masa Kepengurusan Segera Berakhir, Pengurus IMA Mamago Periode 2018/2020 Siapkan Sejumlah Program

Konsultasi dilakukan untuk memastikan ada koordinasi antara Pemprov DKI dengan pemerintah pusat terkait pemakain lintasan balap mobil listrik itu.

"Secara ini nggak masalah, tinggal memfinalkan aja," kata dia.

Disarankan di Ancol atau Kemayoran

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diminta menyiapkan lokasi baru seperti Kemayoran atau Ancol untuk penyelenggaraan ajang balapan Formula E.

Penyelenggara Formula E tetap akan menghadapi berbagai kesulitan menggunakan Monas meski surat izin pengunaannya telah Keluar dari Komisi Pengarah.

"Dikhawatirkan ada paving bloknya di sekitar halaman Monas itu mau diaspal, itu yang tidak boleh karena resapan air. Kalau jalannya (sirkuit) tidak masuk grade 3, pecah bannya. Belum lagi pembangunan pitsop dan pondium,” ujar pengamat Tata Kota Yayat Supriyatna saat dikonfirmasi, Senin (10/2/2020).

Yayat menilai keinginan DKI menyelenggarakan di Monas karena lokasi tersebut itu digunakan sebagai kekuatan branding Formula E akan diselenggarakan di pusat kota.

Monas sebagai fungsi cagar budaya dan makna simbolik cukup menjual dari sisi marketing.

“Jakarta itu takut kehilangan icon, yaitu Monas. Jadi begitu ada balap, walaupun di luar Monas, tapi jadi kekuatan kalau itu diselenggarakan di pusat kota,” ujarnya.

Meskipun mendapatkan izin di sekitar Medan Merdeka, Yayat mengatakan banyak kesulitan yang mungkin dihadapi panitia penyelenggara.

Selain tidak boleh merubah paving blok di dalam Monas, pengunaan Jalan Merdeka akan menuai konflik kepentingan dengan penguna jalan.

“Kalau misalnya tetap di sekitar Monas seperti Jalan Merdeka Barat, boleh aja, tapi ini jadi agak kesulitan. Selama uji sirkuit menutup jalan tidak? Itu wilayah kantong bisnis, ada pusat pemerintahan, jasa, jadi otomatis kalau nutup jalan jadi implikasi berat,” ujarnya.

Menurutnya, halangan lain pengunaan Monas adalah Heritage atau infrastruktur warisan yang ada seperti museum, gedung dan Istana Negara.

Branding komersil dari penyelenggara jangan sampai menenggelamkan nilai- nilai sejarah yang ada.

Begitu juga dengan simbol sejarah yang ada tidak boleh rusak dengan alasan jumlah penonton, parkiran, atau pengunaan lainnya.

Yayat menjelaskan kelebihan alternatif lain seperti Kemayoran, Ancol dan GBK.

Kemayoran memiliki fasilitas lengkap mulai dari jalan bekas bandara, tempat parkir, gedung pameran dan Wisma Atlit Asean Games yang bisa dijadikan penginapan.

Sementara untuk Ancol, selain pernah memiliki sirkuit balapan, lokasi itu juga dibawah kewenangan DKI Jakarta.

“Kalau GBK memang aman tertutup. Hanya pertanyaannya apa fungsi fungsi yang ditambah, apa fungsi-fungsi yang berkurang dari sebelumnya?. Itu kan baru saja juga di renovasi saat Asean Games,” tambahnya.

Yayat juga mengatakan infrastruktur yang dibangun penyelenggara seharusnya sekali untuk pemakaian 5 tahun sesuai dengan kontrak Formula E dengan Pemprov DKI Jakarta.

Dirinya berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta percaya diri untuk dan merencanakan penyelenggaran Formula E ini dengan baik.

“Jadi DKI itu harus keluar dengan rencana, misalnya, untuk Kemayoran, designnya seperti ini, GBK, seperti ini dan begitu juga untuk Monas atau Ancol. Paparkan itu kemasyarakat dan pusat, tidak perlu dipolitisir,” ujarnya.


Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menghadap Jokowi, Anies Baswedan Bawa 2 Skema Trek Untuk Balap Formula E

Berita Terkini