Inilah Akibat yang Akan Dialami Orang yang Suka Menumpuk Harta Menurut Ustadz Abdul Somad ( UAS )
TRIBUN-TIMUR.COM - Ustadz Abdul Somad menjelaskan mengenai orang yang suka menumpuk harta. Menuruntya orang tersebut akan diuji dengan lima perkara.
Ujian-ujian tersebut akan dialami oleh orang yang suka menumpuk harta, di antaranya rakus, pelit hingga lalai pada akhirat.
Siapa yang suka menumpuk harta maka dia akan diuji dengan lima perkara
Pertama panjang angan-angan punya ini, ingin ini, dapat ini, mau ini, habis ini
yang kedua tamak, rakus
yang ketiga pelit, bakhil, kedekut tak mau berbagi pada orang lain
yang keempat lupa pada akhirat lalai
yang kelima tidak ada waraknya
Ini Hukumnya Jadi PNS dengan Menyogok
USTADZ Abdul Somad mempunyai pandangan khusus untuk sejumlah kalangan yang menanyakan tentang masuk sebagai pegawai dengan jalan menyogok.
Pertanyaan sering terkuak dari banyak pihak karena banyak kalangan yang mengikuti proses seleksi penerimaan pegawai di sejumlah tempat.
Ada beberapa lokasi yang memang tidak terhindarkan untuk diharuskan membayar dulu, wani piro untuk bisa menjadi pekerja di sana.
Lantas, apa pandangan Ustadz Abdul Somad terkait masalah ini?
Meski demikian, Ustadz Abdul Somad mempunyai pandangan khusus terkait masalah menyogok untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
"Kalau tidak bayar, maka orang lain yang tidak layak bisa masuk, tapi simak ini baik-baik," katanya dalam sebuah ceramah tanya jawab yang populer di media sosial yang dikutip Warta Kota, Senin (9/7/2019).
Ustadz Abdul Somad secara khusus menyoroti persoalan boleh tidaknya masuk sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau berbagai posisi lainnya dengan jalan lebih dulu harus menyogok.
Soalnya, kalau tidak membayar sejumlah uang, maka posisi itu akan diambil orang lain.
Ustadz Abdul Somad minta agar masalah ini diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
"Ini panjang urusannya, perhatikan, menyogok itu terbagi dua, ada nyogok boleh dan tidak boleh," katanya.
Ustadz Abdul Somad meyakini, pandangan ini sudah pasti akan menimbulkan kontroversi karena pasti banyak yang beranggapan banyak alasan apa pun, masuk kerja dengan jalan menyogok itu tidak boleh.
"Jadi, dengar baik-baik, jangan sampai nanti di internet muncul, Abdul Somad menghalalkan menyogok, saya tidak mau," katanya.
"Tolong jangan main potong, kalau memang tidak punya modal, jangan tonton," katanya.
Ustadz Abdul Somad meminta agar masalah pandangan dia tidak dipelintir sebagian pihak.
"Yakinkan Anda punya paket data 2 Giga Bite (GB)," katanya berseloroh.
Persoalan sogok menyogok untuk mendapatkan pekerjaan memang terus menjadi masalah karena jika jalan itu tidak dilakukan, kesempatan hilang.
Lantas, kategori mana menyogok itu masih bisa dibenarkan, menurut Ustadz Abdul Somad?
Hal tersebut memang erat kaitannya dengan terpaksa, tidak ada jalan lain, tidak dilakukan, peluang hilang.
"Penerimaan pegawai sebagai guru dengan syarat jadi tenaga guru honor 5 tahun, IP 3,7, ijazah FKIP, syarat harus terpenuhi."
"Tiba-tiba datang orang melamar."
"Ditanya, kamu ijazahnya apa?"
"Dijawab, FKIP, nilai 3,7, menghonor 5 tahun."
Kemudian, panitia menjelaskan, ketiga syarat itu terpenuhi.
Namun, panitia menjawab, syaratnya wani piro?
"Kalau kamu bayar Rp 50 juta, kamu lulus."
"Maka, saat itu, kamu boleh membayar karena sedang mengambil haknya."
"Kalau tidak diambil, terserah engkau, tapi orang lain yang mengambilnya, maka ambil itu," katanya.
Ustadz Abdul Somad menjelaskan, dengar baik-baik penjelasan ini.
"Ada pun yang menerima, Rp 50 juta, maka dia jelas haram."
"Rp 500 juta, tetap haram," katanya.
Catatan tersebut, menurut Ustadz Abdul Somad untuk yang memenuhi syarat tersebut.
"Yang haram sepenuhnya IP berapa 2,0, menghonor satu bulan, ijazah Teknik Sipil, maka ketiga syarat itu tidak memenuhi semuanya, tapi dibawanya kopor penuh uang, jadi dia diterima."
"Maka, saat itu, keduanya haram semua, gaji haram, uang tunjangan harap, semua haram."
"Penerimanya bawa uang itu untuk naik haji, maka semuanya haram, tak dapat haji mabrur karena berangkat dengan menggunakan uang haram," kata Ustadz Abdul Somad.
Sosok Ustadz Abdul Somad
Dilansir dari Wikipedia, Ustaz Abdul Somad Batubara, Lc., D.E.S.A., lahir di Silo Lama, Asahan, Sumatera Utara, pada 18 Mei 1977.
Sebagai pendakwah yang terkenal lewat canal Youtube, Abdul Somad sering mengulas berbagai macam persoalan agama, khususnya kajian ilmu hadis dan Ilmu fikih.
Dalam ceramahnya, Abdul Somad juga banyak membahas mengenai nasionalisme dan berbagai masalah terkini yang sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat.
Sebagai penceramah, ia dikenal karena Ilmu dan kelugasannya dalam memberikan penjelasan dalam menyampaikan dakwah yang disiarkan melalui saluran Youtube.
Kajian-kajiannya yang baik dalam merangkai kata menjadi sebuah retorika dakwah, membuat ceramah Ustaz Abdul Somad begitu mudah dicerna dan mudah dipahami oleh berbagai kalangan masyarakat.
Ustaz Somad lahir di keluarga besar ulama asal Asahan yaitu Syekh Abdurrahman atau lebih dikenal sebagai Tuan Syekh Silau Laut I.
Sejak dari bangku sekolah dasar, Abdul SOmad dididik melalui sekolah yang berbasis pada Tahfiz Alquran.
Ia menamatkan sekolah dasar di SD Al-Washliyah Medan pada tahun 1990.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin Al-Washliyah Medan dan selesai pada 1993.
Lulus madrasah, ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Pesantren Darularafah Deliserdang Sumatra Utara selama satu tahun.
Lalu tahun 1994, ia pindah ke Riau untuk melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu dan menyelesaikannya pada tahun 1996.
Antara 1996–1998, Abdul Somad sempat berkuliah di UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Abdul Somad pada 1998 mencoba peruntungan dengan mendaftar sekolah ke Mesir.
Saat itu Pemerintah Mesir membuka beasiswa untuk 100 orang Indonesia belajar di Universitas Al-Azhar.
Ia pun mengikuti tes dan merupakan salah satu dari 100 orang yang berhak menerima beasiswa, mengalahkan 900-an orang lainnya.
Dari proses itu, SOmad memantabkan diri untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar Kairo dan berhasil mendapatkan gelar Lc-nya dalam waktu tiga tahun 10 bulan pada pertengahan tahun 2002.
Tak berhenti di situ, usai lulus ia langsung melanjutkan program pendidikan S2-nya di Universiti Kebangsaan Malaysia, namun hanya sempat berkuliah selama dua semester.
Kemudian pada tahun 2004, melalui AMCI dari Kerajaan Maroko yang kala itu menyediakan beasiswa bagi pendidikan S2 hingga S3 di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah, ia kembali terpilih untuk masuk dalam kuota penerimaan orang asing melalui jalur beasiswa.
Somad melanjutkan pendidikan S2-nya di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah Rabat yang setiap tahunnya hanya menerima 20 orang murid dengan rincian 15 orang Maroko dan lima orang untuk asing.
Program S2 diselesaikannya dalam waktu satu tahun 11 bulan dan mendapatkan gelar D.E.S.A. yang berarti "Diploma Studi Lanjutan" pada akhir tahun 2006.
Jika direkap singkat, maka jenjang Pendidikan formal Abdul SOmad adalah sebagai berikut; SD Al-Washliyah, Medan, tamat 1990, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimin Al-Washliyah, Medan, tamat 1993, Madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, In-hu, tamat 1996, S1 Al-Azhar, Mesir, 2002, S2 Dar El Hadith El Hassania, Kerajaan Maroko, 2006.
Dalam Studi S2 nya, Somad membuat karya ilmiah tesis dengan judul “Perbuatan Maksiat Penyebab Kerusakan Rumah Tangga (Judul Asli: Al-Ma’ashi Tu’addi ila Al-Faqri wa Kharab Al-Buyut).
Selain itu, ia juga menulis sejumlah buku best seller yang di antaranya adalah: “37 Masalah Populer, 99 Pertanyaan Seputar Sholat dan 33 Tanya Jawab Seputar Qurban."
(bangkapos.com/evan saputra)
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Ustadz Abdul Somad Jelasakan 5 Perkara yang akan Dialami Orang yang Suka Menumpuk Harta, https://bangka.tribunnews.com/2020/02/04/ustadz-abdul-somad-jelasakan-5-perkara-yang-akan-dialami-orang-yang-suka-menumpuk-harta?page=all.