TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Pendukung bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Mamuju, H Habsi Wahid-Irwan SP Pababari, yang berstatus petahan 'perang' di sosial media (medsos) dengan pendukung calon penantangnya, Sutinah Suhardi.
Meski tahapan Pilkada Mamuju 2020 belum memasuki tahap pencalonan, namun para pendukung dua calon ini sudah saling sindir dengan kalimat-kalimat tak pantas di medsos.
Akun Facebook Salam Habsi Wahid menulis di beranda; "Sudah Jomblo, Bingung Menentukan Pasangan, Gonta Ganti Pasangan. Dan akhirnya saya beri dia predikat SA****.
Postingan ini bernada sindiran ke Sutinah Suhardi, sebagai bakal calon Bupati Mamuju tahun 2020 yang disebut sebagai penantang terkuat pasangan petahana. Bahkan menjadi buah bibir sebagaian warga Mamuju, sebab dinilai tak tak beretika.
Sutinah Suhardi memang saat ini belum memiliki calon wakil. Namun, Ketua DPC Demokrat Mamuju, Hj Suraidah Suhardi, mengaku pihaknya sudah mengantongi tiga nama calon pendamping Tina. Dua dari ketua Parpol dan satu dari kalangan birokrat.
Postingan itu dikomentari simpatisan Sutinah, Nonong Nono. "Ini mau dirobek mulutnya. Munculmeko. Janganko sembunyi di kalepanya mamamu ato isterimu. Berani di kateakji ini yang buat status. hahahahha,"tulis Nonong dikolom kementar postingan itu.
Tak hanya itu. Nonong pun merespon postingan itu lewat beranda Facebooknya. "Sudah kehilangan strategi dan akal sehat ini yang buat status. Masa mgomongnya seperti itu tidak adami etikanya, ntah disuruh ato tidak ini sama calonnya.. ntahlah!! Cuman mereka yang tau. Astagaaa".
Juru bicara Sutinah Suhardi, Yuslifar berharap aparat berwenang bisa menerbitkan akun-akun anonim seperti itu agar suasana saling serang di medsos, apalagi jika melahirkan narasi yang bisa melanggar UU ITE, karena menyerang pribadi seseorang.
"Tapi kami tetap santailah, tidak usah terlalu ditanggapi berlebihan, karena ini sudah dinamika politik saat ini, toh kita juga tidak tahu siapa yang mengendalikan akun medsos itu, yang jelas dari sebelah, namun kami berharap ada edukasi kepada pendukungnya, (Habsi) untuk menggunakan medsos lebih bijak,"kata mantan Anggota DPRD Mamuju itu.
Menanggapi hal itu, Habsi Wahid selaku Bupati Mamuju, mengimbau seluruh pihak tidak terkecuali simpatisannya untuk tetap santun dalam berpolitik.
Habsi Wahid yang juga Ketua DPW Nasdem Sulbar tidak menampik dinamika "Perang Medsos" yang terjadi jelang perhelatan Pilkada September 2020 mendatang. Namun ia menganggap hal itu lumrah terjadi.
"Itu lumrah karena medsos adalah salah satu wahana paling mudah dan murah untuk mengeksplorasi suasana hati tiap penggunanya, terlebih kodrat manusia yang diciptakan sebagai mahluk sosial yang membutuhkan komunikasi dengan sesama,"kata Habsi di salah satu warkop di Mamuju, Jumat (10/1/2020).
Namun ia tetap mengajak semua element masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan fasilitas Medsos. Termasuk untuk kepentingan politik.
"Semua elemen termasuk instrumen politik dapat membawa demokrasi yang santun dan saling menghargai serta berfikir lebih konstruktif. Karena siapapun figurnya, tentu sama-sama berorientasi terhadap kepentingan masyarakat luas,"ujar Habsi.
"Yang paling bagus itu kita saling mendukung dalam artian menyatukan visi bagaimana membawa Mamuju menjadi semakin baik, dan memikirkan masyarakat mau diapakan supaya lebih sejahtera" Habsi menambahkan.