TRIBUNMAMASA.COM, TAWALIAN - Wakil Bupati Mamasa, Sulawesi Barat meresmikan objek wisata baru di Desa Tawalian Timur, Kecamatan Tawalin, Selasa (/1/2020) siang.
Secara bersamaan, Wabup Mamasa Marthinus Tiranda meresmikan tiga objek wisata di Desa Tawalian Timur.
Adapun masing-masing objek wisata itu yakni Puncak Tokesan Ulu, Benteng Puang dan Sarambu Bara'.
Ketiga objek ini masing-masing memiliki arti dan historisnya.
Adapun arti dari nama masing-masing objek itu yakni Tokesan Ulu berasal dari dua kata yaitu Tokesan yang berarti 'Gantungan' dan Ulu berarti 'Kepala'.
Tokesan Ulu berada di Dusun Tatale, tepat disebelah tenggara Desa Tawalian Timur.
Konon, pada zaman dahulu, bukit ini dugunakan sebagai tempat merayakan kemenangan nenek moyang masyarakat seusaai pulang dari medan perang.
Kepala dari lawan atau musuh masyarakat Tatale lalu digantung di atas bukit itu, sehingga disebut Tokesan Ulu atau tempat menggantung kepala.
Di atas bukit ini, kini dibanguni beberapa fasilitas berupa tiga buah gazebo dan beberapa spot selfie, dengan viu pemandangan bukit, sawah dan perkampungan nan asri.
Jika Tokesan Ulu sebagai tempat merayakan kemenangan para leluhur masyarkat Tatale, maka berbeda dengan Benteng Puang.
Berdasakrakan sejarah singkat yang disampaikan salah seorang tokoh masyarakat Desa Tawalian Timur, Yermia mengatakan, benteng puang pada zaman dahulu digunakan sebagai benteng pertahanan melawan kolonial belanda.
Di atas bukit Benteng Puang masih terdapat peninggalan nenek moyang masyarakat setempat, berupa gantukan tanah yang tersusun rapih sebagai benteng.
Di atas bukit dengan ketinggian kurang lenih 1100 MDPl, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam dan deretan pegunungan Mamasa.
Sementara Sarambu Bara' berasal dari dua kata yakni Sarambu berarti Air Terjun, sedangkan Bara' berarti angin.
Objek ini diberi nama sarambu bara karena hembusan angin terasa kencang seiring jatuhnya air dari atas tebing setinggi kurang lenih 10 meter.
Objek ini berada di Dusun Salu Ledo, Desa Tawalian Timur.
Sehubungan dengan peresmian tiga objek ini menjadi tujuan wisata, Wakil Bupati Mamasa Marthinus Tiranda mengatakan, jika Tawalian Timur dijadikan sebagai desa wisata, maka yang perlu dirubah adalah pola pikir masyarakat.
Menurut dia, yang mesti diperhatikan dalam menjadikan suatu wilayah sebagai sebuah tujuan wisata yaitu keamanan dan kenyamanan pengunjung.
Dengan begitu, masyarakat kata dia harus merubah mental dan cara beroikir serta tingkah laku bagi orang yang berkunjung.
"Kita harus menjamin keamanan dan kenyamanan setiap pengunjung, karena kalau tidak aman dan tidak nyaman, pengunjung akan takut berwisata di sini," pintanya.
Laporan wartawan @sammy_rexta
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow Instagram Tribun Timur
Subscribe akun Youtube Tribun Timur
(*)