Mahasiswi UINAM Tewas

Viral Puisi Asmaul Husna, Mahasiswi UIN yang Tewas Dibunuh Ridhoyatul Khaer: Karma Segera Menjemput

Editor: Hasrul
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asmaul Husna

TRIBUN-TIMUR.COM - Viral Puisi Asmaul Husna, Mahasiswi UIN Alauddin Makassar yang Tewas Dibunuh Ridhoyatul Khaer: Karma Segera Menjemput

Asmaul Husna (21) ditemukan tewas di dalam kamar, di rumah kerabatnya, Sabtu (14/12/2019), sekitar pukul 12:00 Wita.

Lokasi kejadian tepatnya di Perumahan Citra Elok, Jalan Tamangapa Raya 5, Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Saat mayat mahasiswi UIN Alauddin Makassar tersebut ditemukan, tubuh korban berlumuran darah, wajah tertutup bantal bergambar karakter fiksi Hello Kitty dan Winnie The Pooh.

Asmaul Husna adalah korban pembunuhan dan ternyata pelakunya adalah sang kekasih, Ridhoyatul Khaer (20).

Korban dan pelaku sekampus.

Korban merupakan mahasiswi semeseter VII Program Studi Ilmu Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN Aluddin Makassar.

Sementara pelaku mahasiswi semester VII Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Aluddin Makassar.

Kampusnya berada di Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Jarak kampus dengan rumah korban sekitar 3 Km.

Usai di temukan tewas beredar screenshot (tangkapan layar) tulisan di Instagram dengan nama akun @aulhsn_.

Tampak tertulis keterangan jika tulisan tersebut dibuat selang 4 hari sebelum di-screenshot.

Berikut salinan isinya:

"Anak Ibu sedang menahan tangis; Katanya karma sedang berjalan menuju ke arahnya, katanya karma akan segera menyemputnya.

-

Anak ibu lalu menangis;

Tangisannya pelan tak terdengar dibalik pintu toilet karena sedang mengigit bibir bawahnya agar suaranya tangisannya tak pecah hingga akan muncul desas desus tanya para penggibah.

Tangisannya tak terdengar karena disamarkan oleh suara air yang keluar dengan patuhnya dari mulut bapak keran di toilet.

-

Anak ibu lalu diam;

Pikirannya penuh dengan kesalahan dan cara menempuh penebusan.

Haruskah anak ibu meninggalkan dunia dengan cara paling tragis atau hidup didunia dengan cara paling tragis pula.

-

Anak ibu kemudian tertidur;

Terpejam dengan mata sembab, tubuh dingin dipeluk angin malam tak ada yang peduli.

Sebab ibu jauh disana dan tak tahu apa-apa tentang anaknya ini."

Tampaknya Asmaul Husna memang punya bakat puisi.

Salah satu puisinya diposting dalam laman Facebook KSEI Forkeis UIN Alauddin Makassar.

Ia menjadi salah satu pengurus di majalah Forum Kajian Ekonomi Syariah UIN ALauddin Makassar tersebut.

Puisi yang ia posting adalah soal perpisahan.

Puisi tersebut diposting saat Asmaul Husna tidak lagi menjabat sebagai KOORDINATOR DEPT. MEDIA DAN JURNALISTIK 2018/2019

Berikut puisi Asmaul Husna.

Asmaul Husna ()

KOORDINATOR DEPT. MEDIA DAN JURNALISTIK 2018/2019
-
ASMAUL HUSNA

JURUSAN AKUNTANSI 2016

-

Berpuluh kali pergi,

Berjuta kali pun kembali,

Iya, ini rumah bagi kami yang tak memiliki tempat kembali

Iya, ini rumah bagi kami yang tak pernah menemui jalan pulang

Iya, ini rumah dimana orang-orang menyambut kami dengan kehangatan

-

Walau seringkali beradu mulut,

Saling melempar ego,

Berderai drama air mata,

Diam bisu tak ada sapa,

Tapi kami tetap keluarga,

Bercerita dipenghujung malam tentang masa lalu dan masa depan saling menghangatkan kembali

-

Iya, Forkeis rumahku, rumah kami, rumahmu dan rumah kita.

Jika ada benci dihatimu,

Jangan benci Forkeisnya,

Bencilah sifat individunya,

Tapi jangan membenci terlalu lama,

Sebab kita saudara yang tumbuh bersama.

Bukankah makan nasi sepiring bersepuluh sudah biasa kita lakukan?

Maka redupkan bencimu,

Redahkan kecewamu,

Berdamailah,

Berita Terkini