MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Mantan Wapres JK ungkap pemicu bom bunuh diri di Polrestabes Medan.
Wakil Presiden ( Wapres) RI ke-10 dan ke-12, Muhammad Jusuf Kalla atau JK (77), menyebut aksi radikalisme seperti bom bunuh diri yang terjadi di Markas Polrestabes Medan, di Medan, Sumatera Utara ( Sumut ), Rabu (13/11/2019 pagi, dipicu kezaliman.
"Kezaliman inilah yang memicu kelompok radikal di seluruh dunia, termasuk di Indonesia," kata Jusuf Kalla saat orasi di kampus Universitas Islam Negeri ( UIN ) Alauddin Makassar, di Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel, Rabu (13/11/2019) siang.
Demikian siaran pers tim Humas Jusuf Kalla kepada Tribun-Timur.com.
Jusuf Kalla diundang khusus membawakan orasi ilmiah oleh pihak Rektorat UIN Alauddin dalam rangka Dies Natalis ke-54 UIN Alauddin Makassar.
• Ledakan Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Hari Ini Saat Warga Urus SKCK Buat Pendaftaran CPNS 2019
Menurut Jusuf Kalla, radikalisme terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia akibat kezaliman yang dirasakan di negera mereka, regional, dan di dunia secara umum.
Kezaliman inilah kata Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia ( DMI ) ini yang memunculkan kelompok radikal seperti Alqaeda, JID, dan ISIS.
Jusuf Kalla meminta peran sivitas akademika dan seluruh elemen bangsa untuk mengajarkan Islam moderat.
"Kita perlu mengajarkan Islam yang moderat d ikalangan generasi muda," kata Jusuf Kalla yang pernah menjadi juru damai konflik di Aceh.
Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Mahasiswa/Pelajar
Polisi telah mengantongi identitas pelaku bom bunuh diri di halaman Markas Polrestabes Medan.
"Pelaku berinisial RMN, usianya 24 tahun," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Gedung Humas Polri, Jakarta, Rabu siang.
Identitas pelaku diketahui berdasarkan sidik jari jenazah yang diambil oleh tim Inafis Polri.
"Pemeriksaan tersebut, penyidik, dalam hal ini Inafis, berhasil mengetahui identitas tersangka di tempat kejadian perkara," ujar Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Pelaku diketahui lahir di Medan dan berstatus mahasiswa/pelajar.
"Selanjutnya dari yang bersangkutan, akan dikembangkan lagi oleh Densus 88," lanjut Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan.
Densus 88 Antiteror Polri dan Polda Sumatera Utara disebut juga sudah menggeledah kediaman pelaku.
Saat ini, polisi tengah mengidentifikasi pelaku termasuk ke jaringan teroris mana.
"Akan dilakukan pengembangan, apakah pelaku bagian dari jaringan JAD (Jamaah Ansharut Daulah) atau bukan," ujar Brigjen Pol Dedi Prasetyo.
Diberitakan, RMN yang mengenakan jaket berlogo ojek online meledakkan bom bunuh diri di halaman Markas Polrestabes Medan, Rabu pagi.
RMN meninggal dunia di tempat dengan kondisi mengenaskan.
Peristiwa itu juga menyebabkan enam orang menjadi korban luka ringan.
Empat orang merupakan personel Polri, satu orang pekerja PHL, sementara seorang lain masyarakat biasa.
Selain itu, sejumlah kendaraan yang terparkir di dekat TKP juga rusak ringan.
Tim dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Inafis, Gegana, dan Puslabfor masih menggelar olah tempat kejadian perkara.(*)