TRIBUN-TIMUR.COM - Bos GoJek Nadiem Makarim belum sebulan Mendikbud, Menkeu Sri Mulyani kabarkan hal buruk, anak SD bingung.
Mengejutkan, tenyata sejumlah murid SD ternyata tak tahu siapa pejabat tertinggi di urusan pendidikan dan kebudayaan, Nadiem Makarim.
Tugas berat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mempekenalkan sosok Nadiem Makarim kepada anak sekolah.
Berikut cerita soal 2 menteri di Kabinet Indonesia Maju, Sri Mulyani dan Nadiem Makarim.
Menteri Keuangan ( Menkeu ), Sri Mulyani Indrawati pada pagi tadi, Senin (4/11/2019) melakukan kegiatan di luar rutinitasnya.
Ia menjadi guru SD dalam kegiatan Kementerian Keuangan ( Kemenkeu ) Mengajar kelas VI A di SDN Kenari 01, Keamat, Jakarta Pusat.
Di kala mengajar dengan tema “Mengatur Uang Negara untuk Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur”, terdapat momen menarik di antara Sri Mulyani dengan para murid SD.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia atau World Bank itu menanyakan tentang sosok yang kini menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ( Mendikbud ).
Para siswa terlihat kebingungan untuk menjawab pertanyaan Sri Mulyani.
“Menteri Pendidikan kalian saat ini siapa? Menteri yang paling muda itu loh, ayo siapa?” tanya Sri Mulyani.
“Masa enggak ada yang tahu?” kata Sri Mulyani menekan sambil berjalan ke meja para siswa.
“Aku kasih clue ya. Kalian sering naik GoJek, enggak?" ujar Sri Mulyani.
Namun, para murid tersebut masih bergeming.
Hingga akhirnya Sri Mulyani sendiri yang harus menjelaskan siapa yang saat ini menduduki posisi sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ( Mendikbud ).
“Kalau dulu Menteri Pendidikan kita Pak Muhadjir. Kalau sekarang namanya Nadiem Makarim, Gojek,” tambah Sri Mulyani mengatakan.
Sosok Nadiem Makarim mulai menjabat Mendikbud sejak 23 Oktober 2019 dan menggantikan Muhadjir Effendy yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI.
Sebagai informasi, Kemenkeu Mengajar Sebuah kegiatan mengajar selama satu hari di Sekolah Dasar (SD).
Program ini telah dilaksanakan sejak tahun 2016 lalu.
Sukarelawan dari pegawai Kemenkeu akan mengajarkan bagaimana peran Kementerian Keuangan dalam upaya menjaga ekonomi negeri dan memperkenalkan profesi yang ada di Kementerian Keuangan.
Relawan juga akan mengajarkan nilai-nilai dan semangat yang ada dibawa oleh Kementerian Keuangan.
Kegiatan ini mengusung semangat kesukarelaan, panitia tidak memungut biaya apapun pada sekolah dan pegawai yang mengikuti Kemenkeu Mengajar juga tidak akan mendapatkan pembayaran, baik honor maupun SPD.
Biaya yang ditimbulkan atas penyelenggaran kegiatan ini tidak dibebankan pada APBN (Non-APBN).
Resah Ada Nadiem Makarim di Kabinet
Sebelumnya, Sri Mulyani merasa terusik ketika dirinya dilantik bersebelahan dengan Nadiem Makarim.
Sebab, usia Nadiem Makarim relatif lebih muda dibanding dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju lain, yaitu 36 tahun.
Sementara saat ini, Sri Mulyani sendiri telah berusia 57 tahun.
"Saya ketika pelantikan berdiri dengan menteri yang usianya baru 35 tahun itu menandakan saya sudah miles away," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Selasa (29/10/2019).
Sri Mulyani mengatakan, ketika berdiri di samping Nadiem Makarim, dirinya berdiskusi mengenai perubahan dengan dia.
Ketika itulah dirinya menyadari bahwa perubahan harus dilakukan di dalam pemerintahan.
"Itu membuat kita sadar bahwa perubahan itu adalah keniscayaan," ujar dia.
Sri Muyani pun kembali memberi peringatan kepada jajaran Kementerian Keuangan untuk melakukan perubahan.
Perubahan tersebut meliputi inovasi dan efektifitas dalam bekerja.
Apalagi, dengan bantuan teknologi perubahan bisa dilakukan dengan lebih mudah.
"Saya ingin kembali mengingatkan kepada jajaran kementerian keuanngan, meski punya menetri yang sama, dan Wamen dari dalam, bukan berarti hidup Anda akan tenang-tenang saja. You better change atau kamu punah," ujar dia.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani Tanya Siapa Menteri Pendidikan, Anak-anak SD Kebingungan" dan "Sri Mulyani Merasa Resah Ada Nadiem di Kabinet, Mengapa?"
Penulis: Mutia Fauzia dan Mutia Fauzia
Editor: Bambang Priyo Jatmiko dan Sakina Rakhma Diah Setiawan