TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Ketua TP PKK Sulsel Liestiaty Fachrudin, menghadiahi Mansur (26) sebuah gitar akustik.
Mansur adalah korban kekerasan oleh orangtuanya.
Ia disekap di toilet rumahnya selama 9 tahun lamanya, di Kabupaten Bulukumba.
Ramaikan PCF 2019 di Makassar, Mantao Pare Diskon Rp 5 Ribu
Gerindra Kubu Ilyas Cika Juga Buka Penjaringan Balon Bupati Maros, Ini Jadwalnya
Duo Iwan Pimpin PSSI, Menpora: Indonesia Harus Sukses Penyelenggaran Piala Dunia
Mansur saat ini mendapat pendampingan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) melalui Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sulsel.
Gitar pemberian Ketua TP PKK Sulsel, akan menemani hari-hari Mansur.
Kadis PPPA Sulsel, Ilhqm A Gasaling mengatakan, bahwa Mansur saat ini masih tahap pemulihan.
Ia trauma setelah mendapat kekerasan oleh orangtuanya.
"Ini adalah salah satu bentuk perhatian. Anak yang dulunya begitu tertutup, sekarang sudah mulai terbuka," ujar Ilham Gazaling, Sabtu (2/11/2019).
Ia kini mengimplementasikan ekspresinya melalui alat musik gitat dari ibu Gubernur.
Sebelumnya, Kepala UPT P2TP2A Sulsel, Meisy Papayungan, untuk sementara korban diinapkan di shelter atau rumah singgah yang bernama Rumah Aman di Kawasan Antang.
"Kondisi fisik korban semakin membaik. Dia juga doyan makan. Mungkin karena selama ini hanya diberi makan satu kali satu hari," ujarnya.
Setiap pagi, Mansyur akan dibawa ke P2TP2A untuk ditangani dan dibawa kembali ke shelter setelah jam pulang kantor.
DP3A Pangkep Tangani 22 Kasus Kekerasan Anak, Kecamatan Ini Terbanyak
Kepala DP3A Pangkep Tini Djafar mengatakan, sudah ada 22 kasus kekerasan anak yang ia tangani.
Sedangkan pada tahun 2018, jumlah laporan kekerasan pada anak yang diterima sebanyak 44 kasus.
Ramaikan PCF 2019 di Makassar, Mantao Pare Diskon Rp 5 Ribu
Gerindra Kubu Ilyas Cika Juga Buka Penjaringan Balon Bupati Maros, Ini Jadwalnya
Duo Iwan Pimpin PSSI, Menpora: Indonesia Harus Sukses Penyelenggaran Piala Dunia
"Tahun lalu jumlahnya 44 kasus kekerasan yang terjadi pada anak perempuan," ujar Tini, Selasa (23/7/2019).
Dari 13 Kecamatan di Kabupaten Pangkep, dua kecamatan terbanyak mengalami kasus kekerasan terhadap anak.
"Sesuai laporan yang kami terima, dua kecamatan terbanyak yaitu, Kecamatan Pangkajene dan Bungoro," tambah Tini.
Begitupula pada 2018, Kecamatan Pangkajenne dan Bungoro yang terbanyak dalam kasus kekerasan anak.
Jenis kelamin terbanyak mengalami kekerasan anak adalah perempuan.
"Pencegahan kita dengan sosiolisasi di sekolah, di kantor camat dan lurah. Belum semua sekolah kita datangi, karena anggaran juga terbatas untuk mengunjungi semuanya," katanya.
Dia mengimbau kepada semua orangtua yang memiliki anak, agar menjaga dan melindungi anaknya.
"Jangan sampai ada anak putus sekolah, jangan ada perkawinan anak di usia dini, karena dampaknya bisa merugikan anak itu sendiri," jelasnya.
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: