TRIBUN-TIMUR.COM - Cobaan Wiranto dan Keluarga, kehilangan 2 anak, cucu meninggal, kini Menkopolhukam ditusuk, Kondisi.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) RI Jenderal (Purn) Wiranto beserta Keluarga kembali didera cobaan berat.
Hal itu setelah Wiranto Ditikam atau ditusuk menggunakan pisau Kunai di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Pelaku penusukan yakni pasangan suami istri SA dan FA.
Akibat kejadian itu, Wiranto mengalami dua luka tusuk pada perut sebelah kiri.
Kini Wiranto menjalani perawatan di Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.
Sebelum kejadian ini, Wiranto diketahui pernah menjadi target pembunuhan bersama tiga tokoh negara lainnya.
Ini bukan cobaan dan kabar duka pertama bagi Wiranto dan Keluarga.
Pada November 2018, mantan Panglima TNI tersebut kehilangan cucu untuk selama-lamanya, Achmad Daniyal Alfatih.
Baca: #SaveJapan, Dahsyatnya Typhoon Hagibis yang Ancam Jepang, Dampak Badai Topan ke Indonesia? Kata BMKG
Wiranto bersama Istri Rugaiya Usman juga diketahui sebelumnya ditinggalkan dua anaknya untuk selama-lamanya.
Putra Wiranto yakni Zainal Nur Rizky meninggal dunia di Afrika Selatan pada tahun 2013 silam.
Putri Wiranto, Natarina Sofianti,
sebelumnya meninggal dunia pada tahun 1978 saat Wiranto bertugas di Timor Leste.
Pada Kamis (10/10/2019), Wiranto hampir kehilangan nyawa setelah ditusuk atau ditikam di Pandeglang, Banten.
Wiranto ditusuk saat mampir di Alun-alun Menes, Pandeglang, setelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla'ul Anwar, Kamis (10/9/2019) siang.
Akibat peristiwa itu, mantan Ketua Umum Partai Hanura tersebut masih dirawat di ICU RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Baca: #SaveJapan, Dahsyatnya Typhoon Hagibis yang Ancam Jepang, Dampak Badai Topan ke Indonesia? Kata BMKG
1. Kondisi Wiranto
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyatakan Wiranto telah melewati masa kritis.
"Membaik, saya ketemu dengan kepala rumah sakitnya, Mayjen Terawan ya. Saya berbicara banyak.
Alhamdulillah membaik, sekarang dalam tahap recovery dan masa kritis sudah lewat tadi malam," ujar Mahfud seusai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Mahfud menambahkan, Wiranto sedianya sudah bisa berkomunikasi, tetapi dokter masih memintanya untuk istirahat.
"Di ruang ICU, tetapi beliau sudah bisa komunikasi, cuma tadi sedang istirahat. Artinya istirahat, kemudian dalam waktu tertentu bisa bicara," lanjut Mahfud dikutip dari Tribunnews.com.
Tenaga Ahli Menkopolhukam Wiranto, Agus Zaini mengatakan, usus halus mantan Panglima ABRI itu dipotong sepanjang 40 centimeter karena terluka.
"Setibanya di RSPAD, langsung ditangani secara intensif dan dokter memutuskan untuk mengambil tindakan operasi di bagian perut.
Lantaran akibat tusukan ditemukan luka di bagian usus halus, sehingga usus halusnya mesti dipotong sepanjang 40 cm," ungkap Agus melalui keterangan tertulis, Jumat (11/10/2019).
Ia menambahkan, saat ini kondisi Wiranto terus membaik. Meski demikian, Wiranto masih harus menjalani perawatan intensif.
"Alhamdulillah, pasca operasi kondisi Wiranto membaik, meski tetap harus menjalani perawatan.
Ia percaya, bahwa Tuhan sebaik-baiknya tempat bersandar. Semoga Allah SWT tetap mencurahkan kasih sayang-Nya," ujar Agus dikutip dari Kompas.com.
2. Kronologis Penusukan Wiranto
Diberitakan sebelumnya, Wiranto ditusuk saat mampir di Alun-alun Menes, Pandeglang, setelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla'ul Anwar, Kamis (10/9/2019) siang.
Menurut polisi, Wiranto menderita luka di tubuh bagian depan.
Polisi mengamankan dua pelaku yang terdiri dari satu perempuan dan satu laki-laki. Keduanya berinisial SA dan FA.
Polisi menyebut pelaku terpapar radikalisme ISIS dan tengah mendalami kaitannya dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Selain Menkopolhukam Wiranto, korban lain yang ditusuk oleh pasangan suami istri di Alun-alun Pandeglang, Banten, adalah Kapolsek Menes Kompol Dariyanto.
Dariyanto mengatakan, peristiwa tersebut berlangsung dengan cepat.
Bahkan dia sempat tidak sadar bahwa dia dan Wiranto ditusuk oleh dua pelaku yang saat itu menyerobot ke barisan rombongan.
"Setelah Pak Wiranto turun dari mobil, langsung bersalaman. Saat saya membalikkan badan, karena sebelahnya ada ajudan kemudian ada yang nyerobot.
Tapi sempat terdesak karena saya sempat jatuh, Pak Wiranto juga saat itu jatuh," kata Dariyanto kepada wartawan di RS Sari Asih, Kota Serang, Jumat (11/10/2019).
Suasana di lokasi kejadian saat itu sangat riuh dengan teriakan warga melihat situasi yang terjadi.
Wiranto lantas dibopong ke mobil. Sementara dia mengambil posisi mengamankan rombongan.
Namun dari arah belakang, tiba-tiba seperti ada yang menusuk punggungnya.
"Punggung saya ditusuk dari belakang, seperti ada tusukan, saya berbalik arah. Akhirnya terlihat yang menyerang saya berpakaian jilbab. Saya enggak tahu karena pisaunya itu tertutup kain hitam," ucap dia dikutip dari Kompas.com.
Secara spontan Dariyanto langsung menyingkirkan orang yang menusuknya hingga pelaku terjatuh.
Pelaku lantas ditangkap oleh massa yang menurut Daryanto adalah intel berpakaian preman.
Dariyanto mengaku saat itu belum sadar jika mendapat tusukan senjata tajam di dada dan bahu.
Hal tersebut baru dia ketahui saat bajunya memerah karena rembesan darah.
Akhirnya saya berjalan ke puskesmas dengan berlumuran darah, yang jaraknya 500 meter dari TKP," kata dia.
Sementara Wiranto, Kata Dariyanto, saat itu sudah dievakuasi menggunakan mobil ke Klinik Menes Medika Center dan selanjutnya dibawa ke RS Berkah Pandeglang.
Hingga saat ini, Wiranto masih dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD), Jakarta.
Wiranto dibawa menggunakan ambulans hitam dan masuk melalui pintu Medical Check Up (MCU).
3. Pelaku Takut, Stres, Tertekan
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan mengungkapkan bahwa penusuk Wiranto, merupakan anggota kelompok terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.
"Dari dua pelaku ini kami sudah bisa mengindentifikasi bahwa pelaku adalah dari kelompok JAD Bekasi," ujar Budi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Pelaku yakni SA, dulunya anggota JAD dari Kediri, Jawa Timur. Ia kemudian pindah ke Bogor.
Polri menyebut SA takut dan stres karena perekrutnya, Abu Zee, telah tertangkap polisi.
Dari hasil pengakuan SA kepada polisi, ditangkapnya Abu Zee yang merupakan amir atau ketua dari JAD menjadi alasan mengapa SA menusuk Wiranto.
Abu Zee ditangkap polisi pada 23 September 2019 lalu.
"Dalam pemeriksaan 2 hari ini oleh Densus 88, SA merasa takut, stres dan tertekan setelah mendengar ketuanya dia (Abu Zee) tertangkap," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).
Dedi menjelaskan, meski SA tidak terafiliasi dengan JAD Bekasi pimpinan Abu Zee tersebut, tetapi dia pernah satu kali berkomunikasi dengan Abu Zee melalui media sosial.
SA dan FA bahkan dinikahkan oleh Abu Zee sebelum kemudian mereka pergi dan bermukim di Kampung Menes, Pandeglang, Banten.
4. Cucu Meninggal Saat Wiranto Dampingi Jokowi di Singapura
Pada 15 November 2018, cucu Menkopolhukam Jenderal (Purn) Wiranto, Achmad Daniyal Alfatih (1) menghadap Sang Khalik.
Achmad meninggal dunia karena terperosok di kolam ikan di kediamannya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Achmad Daniyal Alfatih meninggal dalam usia 1 tahun 4 bulan.
Almarhum merupakan bungsu dari 7 bersaudara anak pasangan Abdi Setiawan dan Amalia Sianti atau Lia Wiranto.
Lia merupakan putri Wiranto.
Mendapat kabar duka, Wiranto yang berada di Singapura mendampingi Presiden Joko Widodo di KTT ke-33 ASIAN, memutuskan kembali ke Tanah Air untuk melayat sang cucu di rumah duka.
Jenazahnya dikebumikan di kompleks pemakaman keluarga, Kelurahan Delingan, Karanganyar, Jawa Tengah, pada Jumat (16/11/2018).
Wiranto mengungkapkan keikhlasan keluarga melepas kepergian sang cucu.
"Ini tentunya mengejutkan sekaligus menyedihkan bagi keluarga. Tetapi keluarga menyadari rencana Allah lebih baik dari harapan manusia," kata Wiranto dalam sambutan di prosesi pemakaman.
"Manusia boleh berharap tetapi Tuhan pada akhirnya yang menentukan dan kita percaya keputusan Allah lebih baik dari harapan manusia," ujar Wiranto menambahkan dikutip dari TribunSolo.com.
5. Putra Wiranto Meninggal Saat Perdalam Islam
Zainal Nur Rizky, meninggal dunia di Johanesburg, Afrika Selatan, Rabu 29 Mei 2013.
Putra bungsu Jenderal (Purn) Wiranto, Menkopolhukam, meninggal di usia 23 tahun karena demam.
Tapi rupanya, Zainal tak sendiri terjangkit sakit demam itu.
Menurut Wiranto, satu pertiga teman-teman Rizky yang bersekolah di Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Darul Uloom Zakariyya, Johanesburg, Afrika Selatan, juga terkena demam yang sama.
Keluarga mengira sakit yang diderita Zainal adalah demam biasa.
Tapi, ternyata demam itu semakin parah, hingga Inal, sapaan Zainal, harus dirawat di rumah sakit.
Setelah dua hari di rawat di rumah sakit, Zainal menghembuskan nafas terakhir.
Istri Wiranto, Rugaiyah Usman atau biasa dipanggil Uga Wiranto, menuturkan Zainal adalah anak laki-laki yang baik.
Tetapi kadang-kadang bandel seperti layaknya anak laki-laki lain.
Namun, rupanya, selepas menamatkan SMA dia sangat tertarik di dunia dakwah dan melanjutkan kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM).
"Sambil kuliah di UGM, dia ikut (mirip) kakeknya, suka menyiarkan agama. Kakek Zainal juga seorang imam di kecamatan saya, jadi dia satu-satunya laki-laki yang diharapkan bisa menyiarkan agama," ujar Uga Wiranto dikutip dari Wikipedia.
Sebelum memilih bersekolah di Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Darul Uloom Zakariyya, Afrika Selatan, Zainal pernah memperdalam agama di India, Pakistan, dan Arab.
"Darul Uloom, itu adalah salah satu sekolah yang didirikan salah satu pengusaha kaya di sana, muridnya banyak dari seluruh dunia ada di sana," kata Uga Wiranto.
Kurang tiga bulan sebelum meninggal, tepatnya 13 Maret 2013, Zainal menikah dengan Salsabila, wanita berusia 15 tahun.
Salsabila juga salah satu murid dari Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Darul Uloom Zakariyya, di mana Zainal bersekolah di sana.
Ia putri seorang pilot asal Indonesia yang bekerja di maskapai internasional.
6. Anak Meninggal Saat Wiranto Bertugas di Timor Timur
Menkopolhukam Jenderal (Purn) Wiranto mengungkapkan dirinya sudah beberapa kali bertugas di lokasi konflik, dengan kondisi terpisah dari anak dan istri.
Hal itu ia kisahkan saat menerima sejumlah anggota DPRD Papua dan Papua Barat di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019).
Bahkan, Wiranto mengungkapkan dirinya tak berada di samping putrinya, Natarina Sofianti, yang meninggal di Malang ketika ia bertugas di Timor Timur, yang kini menjadi negara Timor Leste.
Putri Wiranto meninggal saat berusia 6 hari. Makamnya tepat berada di samping makam Achmad Daniyal Alfatih (1).
Kejadian itu terjadi pada Oktober tahun 1978 silam.
“Saat saya tugas di Timor Timur, saya tidak tahu anak saya meninggal dunia," katanya dikutip dari WartaKotaLive.com.
"Waktu itu almarhum terlambat dibawa ke rumah sakit, mobil dinas saya dibawa ke bengkel, di markas. Itu pengorbanan, kita tidak senang,” cerita Wiranto.(*)