TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Panda Nababan mengenang sang wartawan senior Aristides Katoppo.
Seperti diketahui Aristides Katoppo meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, Minggu (29/9/2019).
Aristides Katoppo disemayamkan di Rumah Duka Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris turut hadir di rumah duka
Dilansir dari Kompas.com, hadir pula, wartawan senior Panda Nababan yang merupakan kerabat dekat almarhum.
Kepada wartawan, Panda bercerita dirinya ialah mantan wartawan Sinar Harapan saat era Orde Baru.
Saat itu, dirinya merupakan anak buah dari almarhum yang saat itu sebagai redaktur eksekutif Harian Sinar Harapan.
"Dia redaktur eksekutif. Dia guru yang paling keras. Kalau sama wartawan itu tidak ada istilah berita tidak dapat," kata Panda di lokasi, Minggu.
Panda menilai almarhum merupakak sosok jurnalis yang sangat profesional dan tegas.
Sebagai redaktur sebuah media di zaman orde baru, almarhum kerap menugaskan wartawannya meliput peristiwa yang terbilang tidak masuk akal.
"Banyak penugasan diberikan ke kita, hampir enggak masuk akal, tapi bisa dikerjakan. Karena situasi represif, rezim militer kan keras. Tidak boleh memuat berita yang mengkritik keluarga cendana, tidak boleh memuat berita yang mengkritik ABRI, tidak boleh mengkritik anak-anak Soeharto. Jadi cukup keras waktu," ujar Panda.
Panda mengaku terakhir berkomunikasi dengan almarhum sekitar dua bulan yang lalu. Saat itu, keduanya banyak membicarakan banyak hal.
Bagi Panda, jurnalis Indonesia saat ini patut mencontoh almarhum yang dikenal sebagai jurnalis yang berani dan memiliki integritas tinggi.
"Dia wartawan yang integritasnya tinggi, profesionalisme, integritasnya, dia (wartawan) sangat berani," ujar Panda.
Diketahui, almarhum yang juga merupakan mantan Pemimpin Redaksi harian sore Sinar Harapan itu meninggal dunia di Rumah Sakit Abdi Waluyo sekitar pukul 12.05 WIB.
Menurut Jura Katoppo, anak kandung almarhum, dirinya tak mengetahui pasti penyebab ayahnya meninggal dunia.
Namun, menurut Jura, jantung almarhum melemah selama beberapa tahun belakangan.
“Meninggalnya tidak tahu kenapa, tapi dia kan memang jantungnya sudah lemah, boleh dibilang beberapa tahun terakhir dia sudah gagal jantung kanannya, klepnya sudah tidak berfungsi dengan baik,” ungkap Jura, Minggu.
Siapa Panda Nababan?
Dilansir dari wikipedia, Panda Nababan lahir di Siborong-Borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 13 Februari 1944.
Ia adalah seorang wartawan Indonesia dan politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Kedua orangtuanya, yaitu Jonathan Laba Nababan dan Erna Intan Dora Lumbantobing, bekerja sebagai guru.
Pendidikan
Nababan belajar di SMP Nasrani di Medan lulus pada 1959 kemudian melanjutkan ke SMA di lembaga pendidikan yang sama dan lulus pada 1962.
Selesai dari SMA, ia melanjutkan ke Universitas Nommensen di Pematangsiantar hingga 1963, lalu pindah ke Jakarta dan masuk ke Universitas Bung Karno hingga 1966.
Ia pindah lagi dan masuk ke Perguruan Tinggi Publisistik, Jakarta (1968-1969).
Pada 1979 ia memperoleh kesempatan untuk mendalami studi Jurnalistik di NRC Handelsblaad, Rotterdam.
Pekerjaan
Nababan pernah bekerja sebagai wartawan di Harian Umum Warta Harian (1969-1970), Redaktur Harian Umum Sinar Harapan, (1970-1987), Wakil Pemimpin Umum Harian Umum Prioritas (1987-1988) dan Kepala Litbang Media Indonesia (1988-1989).
Salah satu puncak prestasinya sebagai wartawan ialah ketika ia memperoleh penghargaan jurnalistik Hadiah Adinegoro pada 1976.
Organisasi, dunia politik
Sejak masih menjadi mahasiswa, Nababan telah aktif dalam kegiatan organisasi.
Pada 1963 ia menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI).
Ia kemudian menjabat ketua Departemen Organisasi dari Gerakan Mahasiswa Bung Karno di Jakarta (1963-1966).
Sebagai wartawan, ia menjadi anggota Persatuan Wartawan Indonesia (1970-1975).
Pada 1993 Nababan mulai aktif dalam dunia politik ketika ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia.
Ketika pada 1998 PDI dilanda kemelut kepemimpinan, Nababan memilih bergabung dengan PDI-P hingga sekarang, dan menjadi anggota DPR Republik Indonesia dari Fraksi PDI-P.
Keluarga
Nababan menikah dengan Ria Purba dan mempunyai tiga orang anak, yaitu Putri, Putra, dan Anggi.
Ia merupakan saudara dari S.A.E. Nababan dan Asmara Nababan.
Data Diri:
Nama: Panda Nababan
Lahir: 13 Februari 1944
Tempat Lahir: Siborong-Borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara
Kebangsaan: Indonesia
Partai politik: Partai Demokrasi Indonesia (1993-1999)
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (1999-sekarang)
Pasangan: Ria Purba
Anak: Putri Nababan
Putra Nababan
Anggi Nababan
Pendidikan Formal
SMP Nasrani, Medan, Sumatera Utara (1956-1959)
SMA Nasrani, Medan (1959-1962)
Universitas Nommensen, Medan (1962-1963)
Universitas Bung Karno, Jakarta (1963-1966)
Perguruan Tinggi Publisistik, Jakarta (1968-1969)
Jurnalistik NRC Handelsblaad, Rotterdam (1979)
Pendidikan Non Formal
Kursus Manajemen LPPM-2, Jakarta (1981)
Kursus Manajemen LPPM-2, Jakarta (1983)
Kursus Manajemen LPPM-2 bidang Problem Solving, Jakarta (1987)
Karier
Anggota Bamus DPR RI
Anggota Fraksi PDIP DPR RI
Anggota Fraksi PDIP MPR RI
Anggota Komisi II (Hukum dan Dalam Negeri) DPR RI
Anggota Sub Komisi Hukum DPR RI
Anggota Sub Komisi Otonomi Daerah DPR RI
Anggota Sub Komisi Dalam Negeri DPR RI
Anggota Sub Komisi Pertanahan DPR RI
Anggota Sub Komisi Kepegawaian DPR RI
Anggota Komisi III DPR Periode 2009-2014.
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan A-125.
Wartawan Harian Umum Warta Harian, Jakarta, 1969-1970.
Redaktur Harian Umum Sinar Harapan, Jakarta, 1970-1987.
Wakil Pemimpin Umum Harian Umum Prioritas, Jakarta, 1987-1988.
Kepala Litbang Media Indonesia, Jakarta, 1988-1989.
Wakil Pemimpin Umum Majalah Forum Keadilan, 1990-1999.
Pemegang Saham Majalah Forum Keadilan, Jakarta, 1990-sekarang.
Riwayat Organisasi
Anggota GMKI, Medan, 1963.
Ketua Departemen Organisasi Gerakan Mahasiswa Bung Karno, Jakarta, 1963-1966.
Anggota PWI, Jakarta, 1970-197.
Anggota PDI, Jakarta, 1993-1998.
Anggota PDIP, Jakarta, 1998-sekarang.
Penghargaan
Adinegoro Trophy (1976)
Sumber berita: https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/30/00083431/kenang-aristides-katoppo-panda-nababan-cerita-saat-meliput-di-era-orde
Foto: TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
DATANGI KOMNAS HAM - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP, Panda Nababan, melaporkan lima hakim Tipikor ke Komnas HAM, Jakarta Selatan, Jumat (15/10/2010).