TRIBUN TIMUR.COM, BANTAENG - Ratusan warga di Desa Bonto Daeng, Kecamatan Ulu Ere bekerja bakti. Mereka membersihkan sampah yang ada di setiap sudut desa itu, Minggu (22/9/2019).
Aksi gotong royong itu adalah bagian dari aksi gotong royong terbesar didunia yang bernama World Cleanup Day (WCD) 2019. Kabupaten Bantaeng menjadi salah satu daerah yang melibatkan diri dari 158 negara yang ikut dalam aksi gotong royong terbesar ini.
FOTO: 85 Caleg Terpilih DPRD Sulsel Ikut Gladi
Kartini Ingin Kader IMM Sinjai Miliki Tanggung Jawab Intelktual Sosial di Warga
Begini Cara DPPPA Sulsel Cegah Konten Pornografi Masuk Desa
Skor 0-0, Live RCTI, Live Streaming meTube.id Timnas Indonesia vs China U-16, Wajib Menang, Penentu
Rais Syuriyah PCNU Makassar Puji Kaswad Sartono cs, Belum Dilantik Sudah Kerja Nyata
Khusus untuk Kabupaten Bantaeng, aksi WCD ini digelar di dua lokasi. Selain Desa Bonto Daeng, aksi serupa juga dilaksanakan di Kelurahan Bonto Sunggu. Kegiatan ini digagas oleh Aliansi Pemuda Ulu Ere.
Sejumlah pejabat Pemkab Bantaeng hadir dalam kegiatan ini. Salah satunya adalah ketua TP PKK Bantaeng, Sri Dewi Yanti.
Hadir pula Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Abdullah Taibe dan Kadis Kominfo Bantaeng, Syahrul Bayan, Kadis Koperasi dan Perindustrian, Meyriyani Majid, Kadis Ketahanan Pangan, Rahmaniar, Sekretaris Bappeda, Riesa Meylani, Camat Ulu Ere, Najamuddin.
Hadir pula Ketua Sementara DPRD Kabupaten Bantaeng, Hamsya Ahmad. Sri Dewi Yantio bersama seluruh relawan memungut sampah plastik. Sedangkan sampah berupa daun dan ranting kayu cukup dikumpulkan saja.
Sampah plastik kemudian diangkut kendaraan truk yang disupport Dinas Lingkungan Hidup. Kehadiran mereka menjadi penanda pemerintah mendukung penuh World Cleanup Day 2019.
Ketua TP PKK Bantaeng, Sri Dewi Yanti berharap WCD 2019 ini moment untuk melawan sampah plastik. Bentuk perlawanannya yakni dengan selalu membawa thumbler untuk menggantikan botol kemasan sekali pakai.
"Dalam berbagai kesempatan Saya selalu menekankan agar tidak menggunakan air kemasan. Tidak hanya dalam acara saja, tetapi dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Pihak panitia sendiri sejak awal menegaskan kepada seluruh partisipan WCD 2019 agar membawa sendiri thumbler. Mengingat selama kegiatan berlangsung tidak disiapkan air kemasan.
Sri Dewi Yanti menambahkan, kebersihan harus dimulai dari diri sendiri. Gerakan membawa thumbler merupakan langkah kecil tapi memiliki dampak luar biasa.
Menariknya lagi, puluhan murid SD Inpres Tamaona serta masyarakat setempat ikut terlibat dalam aksi tersebut.
Pembersihan berakhir hingga ujung Selatan desa sejauh kurang lebih tiga Kilometer. Dimana seluruh partisipan WCD 2019 berkumpul di SD Inpres Paranga dan mengajak jajaran sekolah itu turut berperan aktif mengurangi penggunaan plastik.(*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
FOTO: 85 Caleg Terpilih DPRD Sulsel Ikut Gladi
Kartini Ingin Kader IMM Sinjai Miliki Tanggung Jawab Intelktual Sosial di Warga
Begini Cara DPPPA Sulsel Cegah Konten Pornografi Masuk Desa
Skor 0-0, Live RCTI, Live Streaming meTube.id Timnas Indonesia vs China U-16, Wajib Menang, Penentu
Rais Syuriyah PCNU Makassar Puji Kaswad Sartono cs, Belum Dilantik Sudah Kerja Nyata