Sidang Umum Ke 74 PBB

Dari Jakarta-Doha, Doha-New York: Perjalanan Mengenyangkan Tapi Mendebarkan!

Penulis: AS Kambie
Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Doha, Qatar, ke New York

CATATAN PERJALANAN DARI JAKARTA KE DOHA LANJUT NEW YORK. MELELAHKAN DAN MENDEBARKAN... Apalagi saya dituduh mirip raja bisnis online Jack Ma

TRIBUN-TIMUR.COM, NEW YORK - Saya terbangun dan melihat jam di layar ponsel, pukul 05.30. jam itu masih waktu Jakarta, Sabtu (21/9/2019). Saya segera tayammum kemudian Salat Subuh.

Sekitar satu jam kemudian, pramugari datang membawakan sarapan. Banyak pilihan. Ada sosis, ada nasi goreng. Minumannya juga beragam. Saya pilih nasi goreng dan air putih. "Just water," kataku.

Usia sarapan, terdengar pengumuman bahwa beberapa saat lagi pesawat akan mendarat di Bandara Internasional Hamad, Doha, Qatar.

Kami terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, pukul 00.40 WIB, Sabtu (21/9/2019) dini hari.

Tujuh orang dalam rombongan kami. Ada Rusmin Nuryadin (Staf Setwapres), Jery Wong (Fotografer Wapres), Rudi Gunawan (Videografer Wapres), Franciscus 'Timboel' Xaverius Laksana (wartawan Kompas), Mega Latu (MNC TV), Jean Willyam (Metro TV), dan aku.

Setelah pemeriksaan imigrasi kelar, kami langsung mencari tempat melapor transfer perawat tujuan New York. Ternyata di C-7.

Setelah memastikan tempatnya, Rudi, Rusmin,  dan Jery Wong ajak ke Musala. "Sudah subuh ini...!"
Jam di ponselku sudah berubah, pukul 05.09.
"Wah, saya harus salat subuh lagi kalau begitu," kataku.

Kami langsung cari Musala. Timboel, Jean, dan Mega nunggu di tempat semula.

Keluar dari Musala, kita selfie di depan patung Pinokio loyo raksasa dan tasbih raksasa.
Sambil berjalan ke C-7, sebagian mampir ke toilet, bergantian.

"Itu matahari sudah lewat sejengkal..." kataku ke Rudi. Jam di ponselku baru pukul 05.30, mataharinya sudah seperti pukul 07.30 di Makassar.
"Terserah, Salat Subuh yang mana yang benar," kataku dalam hati.

Kami masih menunggu sekitar dua jam di  C-7. Petugas masih mengatur jalur antrean boarding.

Hanya seorang pria berkemeja putih dan berdasi mendahului kami (saya, Rudi, dan Jery) memasuki ruang tunggu, setelah pemeriksaan paspor. Rusmin, Mega, dan Jean masih di tengah antrean yang mengular. Rombongan staf Kemenlu juga dalam antrean panjang itu.

Aku dua kali tertidur. Ruang tunggu sudah dipadati calon penumpang. Yang baru masuk mulai kesulitan menemukan tempat duduk.

Saya memperhatikan sepasang sejoli memasuki ruang tinggu. Lelaki tinggi berjanggut dan cambang rapi celingak-celinguk mencari tempat duduk. Di sampingnya, seorang wanita menggandeng lengannya. Saya menurunkan tas Jery di sampingku dan bergeser lalu memberi kode ke pria itu.

Si pria tinggi tersenyum menggandeng pasangannya mendekati. "Jack Ma, you like Jack Ma..!" kata pria itu kepadaku sambil menjabat tanganku.

Saya hanya tersenyum ngangguk. "You know Jack Ma?" kata pria itu lagi.
"Yes, Alibaba.. " kataku. "Yes, Alibaba..." kata si pria diiringi senyum manja pasangannya.

Beberapa menit kemudian, pasangan itu terlelap. Bahkan beberapa kali ngorok.

"Dia kira saya Jak Ma karena sama-sama kecil," kataku ke Jery.

Kami tertawa sambil bercanda pakai bahasa Makassar.

Kami menunggu hingga pukul 08.00 WS. Sekitar 15 menit kemudian, saya dan Jery sudah duduk 25-F dan 25-B melalui pintu zona 2.

Rombongan lain lewat zona 3. Tiga menit kemudian, Timboel datang. Ternyata dia duduk di samping saya. 

Jery yang tempat duduknya diduduki orang India juga sepakat pindah dan duduk di pinggir, di samping kiri Timboel. Saya masih di tengah. Ada satu "penduduk" di samping kananku.

Qatar Airways tinggal landas pukul 08.50 WS. Kami mengangkasa di atas Sungai Dajlah dan Sungai Tigris dengan kecepatan rerata 950 km per jam.

Satu setengah jam mengangkasa, setelah melintasi kawasan Kuwait dan Baghdad,  seraya menerawang Kirkuk dan Mosul, pramugari datang menawarkan makan siang, pukul 10.54 waktu Doha. Saya pilih Lamps, tanpa mempertimbangkan risikonya pada perutku.

Ternyata Lamps tetap berisi nasi, meski butirannya kelihatan lebih lancip. Ada daging dengan bumbu seperti kare kambing, apel, orange juz, cokelat, roti, raw'ah rasa stroberi, dan tentu saja mentega. Saya lahap semuanya.

Setelah terbanyak sekitar dua setengah jam, kami sudah melayang di bibir Laut Hitam dan Kota Samsung di tepi Black Sea. Moncong Qatar Airways sudah menatap Ankara dan Istanbul.

Di atas Laut Hitam, pesawat nyerong sedikit ke kanan searah jarum jam dengan Bucharest.

Setelah melintasi Deva dan Budapest, terus mengarah ke Berlin dan Amsterdam.

Setelah membelah Lautan Utara (North Sea),  langsung mengangkasai Newcastle Upon Tyne hingga Glasgow dan Birmingham.

Selanjutnya, Qatar Airways membelah angkasa lautan yang memisahkan Benua Eropa dengan Amerika dan Asia.

Butuh waktu sekitar tiga jam untuk menembus lautan itu.

Kami masih disuguhi tiga kali makan-minum sebelum tiba di New York, dalam dua jam penerbangan.

Suguhan ketiga, saya tidak sanggup habiskan lagi. Roti saya sisakan, cokelat dan keju kumasukkan dalam tas. Saya hanya pesan kopi.

Akhirnya setelah penerbangan mengenyangkan selama 12 jam lebih itu, kami mendapat di New York.

Ban pesawat menyentuh permukaan Bandara John F Kennedy pas pukul 21.42 waktu Doha atau 14.42 waktu New York.

Pesawat sudah mendarat, tapi kami masih harus menunggu  sekitar 45 menit lagi. Dua polisi Amerika naik pesawat diikuti paramedis. Entah apa yang terjadi.

Pukul 15.26 Waktu Setempat (WS), kami sudah di tempat pemeriksaan parpor dan imigrasi. Kami butuh waktu dua jam antre, hingga pukul 17.20 WS. Saya paling terakhir. Di depan saya ada beberapa ibu menggendong anak dan selalu diminta kerelaan saya mendahulukan mereka.

Beberapa petugas bergantian berteriak, "No phone... No phone....!" Saya sempat ditegur karena memotret suasana antrean.

Sesekali terdengar juga pengumuman dalam Bahasa Arab.

Tatacara pemeriksaan parpor dan bagasi ditayangkan non-stop di layar LCD.

Pada sekitar pukul 17.25 WS saya baru bertemu Erma Rheindryani, Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) untuk PBB di New York yang memfasilitasi kami selama di Amerika.(*)

Berita Terkini