Setelah belajar les pada Hari Mukti, dia ngaku belum begitu lancar berbahasa Indonesia waktu itu.
"Waktu itu masih belum (pintar bahasa Indonesia), sekarang ada kemajuan," Jawab pria berkepala plontos ini.
Seakan mengetes, ketika ditanya beberapa bahasa yang tenar namun bukan bahasa baku, Ilham pun sedikit mengerti.
Ternyata, penyerapan beberapa bahasa 'gaul' itu justeru datang dari anaknya.
"Apa artinya baper?" tanya Rosi.
"Bawa perasaan, saya tahu dari anak saya," jawab Ilham sambil tertawa.
Namun ketika ditanya 'woles aja', Ilham tidak mengetahui maksud itu.
Sementara itu, diberitakan dari Kontan.co.id, saat ini Ilham Habibie telah menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Muamalat.
"Ada pergantian Komisaris Utama, menjadi Ilham Habibie, yang sebelumnya mundur," katanya.
Sebagai informasi, Ilham Habibie saat ini menjabat sebagai Chairman di PT Orbit Ventura Indonesia, sebagai komisaris Independen PT Inter Media Capital Tbk, Chairman PT Industri Mineral Indonesia, sebagai komisaris PT Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk serta Chairman PT Ilthabi.
Putra dari mantan Presiden ketiga Republik Indonesia (RI) B.J. Habibie ini juga turut aktif dalam organisasi di antaranya Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) sebagai Vice Chairman, ICC Indonesia sebagai President, Masyarakat Ekonomi Syariah sebagai Member of Board of Trustees, The International Islamic Forum for Science, Technology and Human Resources Development (IIFTIHAR) sebagai Secretary General.
Lanjutkan Mimpi
Diwartakan Kompas.com, sebelum tutup usia, Habibie tengah merajut asa memujudkan pesawat buatan bangsa Indonesia.
Perusahaan yang ia bangun bersama putranya Ilham Akbar Habibie, Ragio Aviasi Industri, sedang menggarap proyek bernama R80 yang rencananya akan diproduksi massal pada tahun 2024.
Pada tahun 2013, Habibie memperkenalkan rancangan pesawat R80 dan meminta bantuan Presiden Jokowi dalam proses pembuatannya.
"Yang kami butuhkan adalah dukungan pemerintah untuk financing bagian Indonesia. Bagian swasta dan luar negeri, mereka akan ikut kalau dari pemerintah ikut menyumbang dalam arti mengatakan 'silakan' karena industri pesawat terbang seperti Boeing dan Airbus dapat bantuan yang sama," ujar Habibie kepada Jokowi saat menunjukkan miniatur R80.
Uniknya, Habibie juga mengajak masyarakat patungan membangun pesawat tersebut dengan menggalang dana melalui Kitabisa.com.
Target awal penggalangan dana ini adalah Rp 5 miliar. Angka itu memang jauh dari kebutuhan prototipe pesawat R80 yang memperkirakan mencapai Rp 200 miliar.
Total kebutuhan dana untuk skala industri bahkan sebesar Rp 20 triliun.
Namun, angka itu dirasa cukup untuk modal awal mereka.
Sebagai bagian dari kebanggaan yang ingin dibangun bersama atas pesawat R80, para pendonor berpeluang mendapatkan reward.