Rumah Panggung Ini Wajib Didatangi Menteri Sekaligus Purnawirawan Jenderal, Wapres JK Pun Pernah

Penulis: Saldy Irawan
Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-TIMUR.COM - Rumah panggung ini wajib didatangi menteri sekaligus purnawirawan jenderal, Wapres Jusuf Kalla pun pernah.

Mata Menteri Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Men-PAN RB) RI, Komisaris Jenderal (Purn) Syafruddin Kambo berkaca-kaca menyebut nama ibunya.

Sesibuk apapun, Pak Syaf, sapaan Syafruddin sekaligus mantan Wakapolri, selalu berusaha menyempatkan diri menemui sang bunda.

Sang ibu yang membesarkannya seorang diri sejak 1984 itu kini tinggal di rumah panggung berarsitek Bugis-Makassar di Tamalanrea, Kota Makassar Sulsel.

Usai membawakan kuliah umum di Auditroum Al Jibra, kampus 2 Universitas Muslim Indonesia  (UMI) , Makassar, Pak Syaf langsung ke Tamalanrea, mencium tangan ibunya, Senin (9/9/2019) sore.

“Setiap saya sampai di rumah ini, saya langsung masuk ke kamar. Saya cium tangan ibu dan merangkul tangannya,” kata Pak Syaf.

Pak Syaf baru keluar dari rumah kayu bercat hitam itu setelah shalat Magrib.

Baca: Hoax Habibie Meninggal Dunia, Yanto Purba Minta Maaf, Berikut 6 Fakta hingga Dibesuk Jokowi

Baca: Tak Terima Ditilang di Operasi Patuh, Zaenal Abidin Tewas Setelah Datangi Kantor Polisi, Kronologi

Baca: Aaa? Pertanyaan Marcella Simon ke Ustadz Abdul Somad Saat Mualaf hingga Ganggu Roger Danuarta

Bak rumah adat, modelnya seperti Balla Lompoa di Gowa.

Rumah itu dibangun tahun 2004.

Risaldy Irawan dari Tribun Timur sempat melakukan wawancara eksklusif dengan Pak Syaf mengenai rumah kayu dan ibu  di rumah itu.

Betikut petikannya:

Sudah berapa lama tinggal di rumah panggung?

Ini rumah orangtua saya.

Mengapa Pak Syaf memilih rumah kayu seperti ini?

Jadi begini, orangtua saya tinggal di Makassar, tapi dia juga intens pulang ke Majene ( Sulawesi Barat ) padahal usianya sudah tua.

Nah dengan usianya yang tua dan sering perjalanan jauh ke Majene, saya khawatir.

Agar mama saya tidak sering pulang, saya bangunkan rumah kayu di Makassar dengan model persis seperti rumah yang ada di Majene. Tahun 2004, mama pun setuju dengan itu.

Setelah ia setuju, rumahnya di Majene kita rubuhkan dan dan digantikan rumah batu.

Di waktu bersamaan, saya juga bangunkan rumah kayu di sini (Perumdos) seperti yang ada di Majene.

Siapa temani beliau di rumah ini?

Ada ponakan, cucu, dan cicitnya.

Apakah saudara Pak Menteri juga sering ke Makassar?

Iya. Saya ini 8 bersaudara, meninggal 4, jadi tinggal 4.

Saya adalah anak bungsu.

Kakak tertua saya di Mannuruki, Makassar. Selain itu, ada juga jadi wakil bupati di Tanah Bumbu (Ready Kambo), dan ada juga di Polman.

Seberapa sering Pak Men-PAN mampir menemui ibunda di rumah panggung ini?

Rutin.

Di saat sibuk pun saya menyempatkan datang, meski itu hanya transit karena tugas.

Bulan ini saya sudah 2 kali datang.

Apa alasannya, ibu betah tinggal di rumah kayu ini?

Di sini sejuk, adem, dan tak bising meski itu di tengah pemukiman padat.

Apa saja kegiatan sehari-hari ibunda Pak Men-PAN?

Karen sudah tua, mama banyak istirahat.

Usianya kini 90 tahun saat Desember 2019 mendatang.

Saat Pak Menteri di Jakarta, bagaimana cara ibu berkomunikasi dengan Anda?

Telepon sering, habis Magrib itu jadwalnya, setelah shalat.

Kalau Pak Men-PAN mampir, biasanya disajikan makanan apa?

Saya tidak menuntut untuk disajikan makanan oleh mama, apalagi beliau sudah tua.

Tapi kenangan dengan ibu saat kami bersaudara masih remaja, kami sering dimasakkan pallumara dan mairo goreng (ikan teri goreng).

Apa saja kesukaan Pak Men-PAN yang mama masih ingat?

Mairo goreng.

Bahkan saya biasa bawa ke Jakarta.

Apa biasa yang beliau nasihatkan ke Pak Men-PAN?

Beliau pesan, anaknya tidak boleh berubah.

Katanya, ‘Nak apapun posisi kita miliki, jangan pernah berubah. Karena ini hanya titipan dari Allah SWT’.

Yang utama kata mama adalah sepanjang bisa dijalani, silaturahim tidak boleh putus di mana pun posisi kita.

Dan sekarang, saya tidak beda-bedakan, sopir, pejabat, saya terima semua.

Apakah Pak Men-PAN masih biasa pijit-pijit mama?

Setiap saya sampai, saya langsung masuk ke kamar.

Saya cium tangan ibu dan merangkul tangannya.

Siapa cucunya yang paling rajin membesuk mama?

Semua.

Apa kebiasaan di keluarga Pak Men-PAN yang terpelihara?

Hari pertama puasa harus kumpul di rumah orangtua, dan Lebaran Idulfitri atau Iduladha harus bersama mama.

Bagaimana dengan ayah?

Bapak saya tahun 1984 meninggal dunia di Makassar, makamnya di Panaikang.

Saya masih AKABRI waktu itu.

Siapa saja tamu pernah datang di rumah kayu ini?

Pak JK ( Wapres Jusuf Kalla ) dan menteri kerabat saya datang ke kediaman ini.(*)

Berita Terkini