Siapa Bilang Masuk Akmil TNI Harus Orang Kaya, Lihat Fadlul Rohman dan Pekerjaan Orangtuanya
Siapa bilang masuk Akmil TNI harus orang kaya, lihat Fadlul Rohman dan pekerjaan orangtuanya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Siapa bilang masuk Akmil TNI harus orang kaya, lihat Fadlul Rohman dan pekerjaan orangtuanya.
Pemuda bernama Fadlul Rohman itu datang dari keluarga ekonomi pas-pasan.
Namun, tekadnya yang kuat membiat dia berhasil lolos masuk Akmil.
Fadlul Rohman (21) adalah anak kedelapan dari 9 bersaudara asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Anak dari seorang petani bernama Burhanuddin bukan menjadi halangan untuk dapat mengabdi sebagai seorang tentara.
Banyak lika-liku ia tempuh hingga pada tahun 2019 ini bisa lolos dan diterima menjadi taruna Akademi Militer ( Akmil ).
Dikutip dari channel Youtube TNI AD, pemuda yang disapa Fadlul tersebut lahir pada 10 April 1998.
Ia hanyalah anak seorang petani jeruk musiman di tanah kelahirannya, Banyuwangi.
Baca: Mengenal Jenderal TNI Andika Perkasa, Sosok yang Pertahankan Enzo Allie di Akmil saat Dikaitkan HTI
Sejak kecil, Fadlul Rohman sudah mendambakan menjadi seorang prajurit TNI, bahkan ia sangat ingin masuk di Kopassus.
Fadlul Rohman lulus dari MAN 2 Banyuwangi pada tahun 2016, kemudian ia berinisiatif untuk mendaftar sebagai calon taruna Akmil melalui Kodam V/Brawijaya.
Baca: KSAD Jend Andika Perkasa Ungkap Kondisi Enzo Allie di Akmil, Tak Boleh Komunikasi dengan Orang Luar
Namun, pada kesempatan pertama ini Fadlul Rohman harus menerima kegagalan setelah tak lolos ke tingkat selanjutnya dari tingkat Sub Panda.

Tak menyerah begitu saja, Fadlul Rohman pun mencoba peruntungan sebaga calon bintara TNI AD pada tahun yang sama.
Usahanya kali ini juga harus gagal di tingkat Sub Panda seperti sebelumnya.
Saat gagal masuk Akmil, Fadlul Rohman berkeinginan untuk mendaftar perguruan tinggi negeri.
Baca: Giovanni Kelvin Ponakan Aulia Kesuma Saling Caci dengan Dana Sebelum Pembunuhan, Kata-katanya Pedis
Namun, semua itu hanya sebatas mimpi, lantaran kedua orangtua yang bekerja sebagai petani tidak sanggup membiayai ongkos pendidikan tingginya.