Tradisi Makan Sirih Pinang Masyarakat Manokwari dan Mitosnya

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Maria (32), salah seorang penjual sirih pinang di Jl Siliwangi, Mankowari, Papua Barat.

TRIBUN-TIMUR.COM, MANOKWARI - Masyarakat di Mokwari punya kebiasaan yang sudah dilakukan turun temurun, yakni makan sirih dan pinang.

Anda dapat menjumpai masyarakat di berbagai tempat di Kota Manokwari, mengunyah sirih dan pinang di tengah aktivitasnya.

Kebiasaan ini membuat hampir di setiap sudut ibu kota Provinsi Papua Barat ini, dapat ditemukan masyarakat berjualan sirih dan pinang.

None Dimutasi, Begini Kesan Ketua IGI Sulsel

Ryuji Nyaris Bobol Gawang PSM, Prosesnya Hampir Sama Saat Final Piala Indonesia

Video Viral Oknum Polisi Bripka D dan Bidan G Diarak Warga, Hanya Pakai CD, Berikut Kronologi

Di sepanjang jalan-jalan protokol, hingga jalan kecil, berjejer lapak-lapak warga menjajakkan sirih dan pinang.

Maria (32), penjual sirih pinang di Jl Siliwangi, Mankowari mengatakan, makan atau mengunyah sirih dan pinang sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat Papua, terkhusus di Manokwari, Papua Barat.

"Makan pinang itu sudah jadi budaya kita. Ada nikmatnya ketika mengunyah sirih dan pinang," kata Maria, Selasa (27/8/2019).

Maria menjual pinang dan sirih, dengan harga beragam, mulai dari Rp 5 ribu untuk beberapa buah pinang muda berukuran kecil.

Selain itu, ada juga pinang kering, serta bubuk kapur yang menjadi pelengkap dalam mengunyah.

Bubuk kapur ini juga yang menjadikan pinang yang dikunyah berwarna merah di mulut.

Maria menjelaskan, terdapat perbedaan dalam sirih yang digunakan masyarakat Papua. Biasanya di daerah lain, mereka menggunakan dauh sirih.

None Dimutasi, Begini Kesan Ketua IGI Sulsel

Ryuji Nyaris Bobol Gawang PSM, Prosesnya Hampir Sama Saat Final Piala Indonesia

Video Viral Oknum Polisi Bripka D dan Bidan G Diarak Warga, Hanya Pakai CD, Berikut Kronologi

"Kalau kita di sini pakai buahnya, dan itu buah khas papua. Biasanya di daerah lain kan pakai daun," kata perempuan yang membuka lapak, tepat di depan kantor DPRD Papua Barat yang dibakar massa pekan lalu.

Terkait manfat mengunyah sirih dan pinang, Maria mengaku juga tidak tahu secara pasti, namun Ia meyakini kebiasan turun temurun itu bermanfaat bagi kesehatan.

"Saya kurang tahu, tapi kita orang tua kita dulu ini bagus untuk kesehatan, misalnya untuk kesehatan mulut sama gigi," kata dia.

Meski demikian, kata Maria, mengunyah sirih pinang belakangan manfaatnya untuk kesehatan mulut dan gigi mulai berkurang, pasalnya masyarakat mencampurnya degan kapur.

"Kalau sirih pinang saja itu bagus, tapi orang suka tambah kapur. Kebanyakan suka pake kapur, karena kurang nikmat. Kapurnya itu yang kasih nikmat," tutur Maria, yang mengaku sehari dapat meraup Rp 200-500 ribu dari penjualan sirih pinang.

Tak sekadar bahan kunyahan belaka, sirih dan pinang juga sudah menjadi bagian tradisi masyarakat Papua. Keduanya wajib ada daan menjadi sajian dalam upacara-upacara adat masyarakat.

Maria melanjutkan, masyarakat yang baru pertama mencoba kunyah sirih pinang, biasanya akan merasakan efek samping berupa pusing.

"Itu kalau pertama mabuk-mabuk, tapi kalau sudah biasa akan hilang. Akan enak terasa," imbuhnya.

Namun, lanjut Maria, terkadang juga meski telah biasa mengunyah, namun seseorang juga biasanya mabuk pinang saat mengunyah.

None Dimutasi, Begini Kesan Ketua IGI Sulsel

Ryuji Nyaris Bobol Gawang PSM, Prosesnya Hampir Sama Saat Final Piala Indonesia

Video Viral Oknum Polisi Bripka D dan Bidan G Diarak Warga, Hanya Pakai CD, Berikut Kronologi

Hal itu dipercayai akibat kesalahan saat memanen buah pinang dari pohonnya.

Masyarakat Manokwari percaya mitos buah pinang tak boleh dilempar dari atas pohon saat dipanen.

"Itu harus diturunkan dengan baik, tak boleh dilempar. Pinang yang dilempar ini yang biasanya bikin mabuk," katanya.

"Masyarakat juga bisa bedakan rasanya mana pinang dilempar dan diturunkan," ungkapnya.

Buah yang dipanen dengan cara dilempar dan dijatuhkan dari pohonnya, menurut Maria, harus segera diangkat memutari pohonnya beberapa putaran.

Jika anda ke Manokwari, anda akan melihat hampir di seluruh bagian kota, atau di sekitar rumah warga, tanaman pinang tumbuh.

"Kita tanam di dekat rumah, sebagian untuk dipakai, sebagian dijual," tutup Maria. (tribun-timur.com)

Laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Berita Terkini